Pengaruh Peradaban Islam di Dunia Barat
PENGARUH
PERADABAN ISLAM
DI
DUNIA BARAT
Makalah
Revisi
Mata Kuliah Sejarah Dunia Islam Modern
Semester I (S3) Tahun Akademik 2012/2013
Oleh;
Abdul Gaffar
Dosen Pemandu;
Prof. Dr. H. Ahmad M. Sewang, M.A.
Dr. Hj.
Syamsudduha, M.Ag.
PROGRAM
PASCASARJANA (PPs)
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN
MAKASSAR
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah
Suatu hal lumrah jika kebudayaan yang mundur
akan belajar dari kebudayaan yang maju. Adalah alami jika suatu kebudayaan yang terbelakang
mengadopsi konsep-konsep kebudayaan yang lebih maju. Tidak ada kebudayaan
di dunia ini yang berkembang tanpa proses interaksi dengan kebudayaan asing. Ketika
peradaban Islam unggul dibanding peradaban Eropa, misalnya, mereka telah meminjam konsep-konsep
penting dalam Islam, akan tetapi, tidak berarti bahwa semua kebudayaan
dapat mengambil semua konsep dari kebudayaan lain. Setiap kebudayaan
memiliki identitas, nilai, konsep dan ideologinya sendiri-sendiri yang disebut dengan worldview (pandangan hidup).
Suatu kebudayaan dapat meminjam konsep-konsep
kebudayaan lain karena memiliki pandangan hidup. Namun suatu kebudayaan tidak
dapat meminjam sepenuhnya (mengadopsi) konsep-konsep kebudayaan lain, sebab
dengan begitu ia akan kehilangan identitasnya. Peminjaman konsep dari suatu kebudayaan
mengharuskan adanya proses integrasi dan internalisasi konseptual. Namun dalam
proses itu, unsur-unsur pokoknya berperan sebagai filter yang menentukan diterima tidaknya suatu
konsep. Hal ini berlaku dalam sejarah pemikiran dan peradaban Islam, yaitu ketika Islam
meminjam khazanah pemikiran Yunani, India, Persia, dan lain-lain. Pelajaran yang penting
dicatat dalam hal ini bahwa ketika para ulama meminjam konsep-konsep asing, mereka berusaha
mengintegrasikan konsep-konsep asing ke dalam pandangan hidup Islam dengan asas
pandangan hidup Islam. Memang, proses ini tidak bias berlangsung sekali jadi. Perlu proses
koreksi-mengoreksi dan itu berlangsung dari generasi ke generasi.
Di era modern dan post-modern sekarang ini, pemikiran
dan kebudayaan Barat mengungguli kebudayaan-kebudayaan lain, termasuk
peradaban Islam. Namun tradisi pinjam-meminjam yang terjadi telah bergeser menjadi
proses adopsi, yakni mengambil penuh konsep-konsep asing, khususnya Barat, tanpa proses
adaptasi atau integrasi. Apa yang dimaksud dengan konsep di sini bukan dalam kaitannya
dengan sains dan teknologi yang bersifat eksak, tetapi lebih berkaitan dengan konsep keilmuan,
kebudayaan, sosial, dan bahkan keagamaan.
Dalam konteks pembangunan peradaban Islam
sekarang ini, proses adaptasi pemikiran merupakan sesuatu yang tidak dapat
dielakkan. Namun sebelum melakukan hal itu diperlukan suatu kemampuan untuk menguasai
pandangan hidup Islam dan sekaligus Barat, esensi peradaban Islam dan kebudayaan Barat. Dengan
demikian, seorang cendekiawan dapat berlaku adil terhadap keduanya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
uraian dalam latar belakang masalah di atas, dapat dibuat beberapa poin masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana proses
peradaban Islam masuk ke dunia barat?
2. Apa saja pengaruh
peradaban Islam terhadap dunia barat?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Peradaban Islam
1. Pengertian Peradaban
Islam
Peradaban dalam bahasa Arab sering diidentikan dengan tiga mufrada>t/kosa
kata, yaitu had}a>rah, tamaddun dan s\aqa>fah dan ‘umra>n. H{ad}a>rah secara harfiah berasal dari
akar kata h{a-d}a-ra yang berarti menghendaki sesuatu, kedatangan
sesuatu dan menyaksikan sesuatu.[1][1]
Menurut Ibnu Khaldu>n, al-h{ad}a>rah adalah sebuah periode dari
kehidupan sebuah masyarakat yang menyempurnakan periode primitif (al-bada>wah)
dari masyarakat itu, karena al-h{ad{a>rah adalah puncak dari al-bada>wah.[2][2] Kata
tamaddun dapat berasal dari dua akar kata, bisa dari ma-da-na dan
bisa dari da-ya-na. Jika akar katanya berasal dari ma-da-na maka
maknanya adalah membangun, mendirikan kota, memajukan, memurnikan dan
memartabatkan, sedangkan jika akar katanya adalah da-ya-na maka makna
dasarnya adalah jenis dari kepatuhan dan kehinaan kemudian berkembang menjadi madi>nah
yang artinya kota karena di dalam tegak kepatuhan terhadap pemimpin.[3][3]
Dari akar kata madana
lahir kata benda tamaddun yang secara literal berarti peradaban (civilization)
yang berarti juga kota berlandaskan kebudayaan (city base culture)
atau kebudayaan kota (culture of the city). Di kalangan penulis Arab,
perkataan tamaddun digunakan untuk pertama kalinya oleh Jurji
Zayda>n dalam sebuah judul buku Tarikh al-Tamaddun al-Isla>miy
(Sejarah Peradaban Islam). Sejak itu perkataan tamaddun digunakan secara
luas dikalangan umat Islam.
Sedangkan tamaddun
jika berasal dari da-ya-na maka hal tersebut dapat dimaklumi karena
Islam yang diturunkan sebagai di>n, sejatinya telah memiliki konsep
minimal sebagai peradaban. Sebab kata di>n itu sendiri telah membawa
makna keberhutangan, susunan kekuasaan, struktur hukum, dan kecenderungan
manusia untuk membentuk masyarakat yang mentaati hukum dan mencari pemerintah
yang adil. Artinya dalam istilah di>n itu tersembunyi suatu sistem
kehidupan. Oleh sebab itu ketika di>n (agama) Allah yang bernama
Islam itu telah disempurnakan dan dilaksanakan di suatu tempat, maka tempat itu
diberi nama madi>nah.
Sementara s\aqa>fah
yang akar katanya berasal dari s\a-qa-fa mempunyai makna menegakkan
penolakan terhadap sesuatu.[4][4]
Ibra>hi>m Mus}t}afa> mengungkapkan bahwa yang dimaksud dengan s\aqa>fah
adalah berbagai ilmu, pengetahuan dan materi-materi yang membutuhkan
keterampilan dan kepintaran.[5][5]
Sedangkan al-‘umra>n yang akar katanya berasal dari ‘a-ma-ra mempunyai
dua makna, yaitu kekal, masa yang panjang dan sesuatu yang tinggi, baik terkait
suara atau yang lain.[6][6]
Dengan demikian, al-‘umra>n adalah bangunan dan segala hal yang dapat
memakmurkan sebuah wilayah dan memperbaikinya, seperti pertanian,
perindustrian, perniagaan, penduduk yang banyak, keberhasilan dalam usaha atas
dasar keadilan.[7][7]
Dari keempat kosa
kata yang digunakan dapat disimpulkan bahwa peradaban dalam Islam dengan kosa
kata yang digunakan harus memenuhi beberapa unsur, yaitu:
a. Perubahan pola pikir
dan prilaku manusia yang pahami dari kata h}ad}a>rah. Artinya h{ad}a>rah
khusus ditujukan pada berbagai pemahaman hidup. Ini berarti kata h{ad}a>rah
terbatas pada penunjukan makna-makna dan pemikiran-pemikiran yang dikemukakan
oleh pandangan hidup atau ideologi.
b. Sistem kehidupan yang
bernafaskan ajaran agama yang dipahami dari tamaddun. Artinya tamaddun
atau madaniyah khusus pada bentuk-bentuk fisik (materi) kehidupan
yang mencakup bentuk-bentuk materi, seperti patung-patung yang diambil dari
pandangan hidup atau yang dipengaruhinya, sebagaimana juga bentuk-bentuk materi
yang dihasilkan dari sains dan industri, seperti komputer dan pesawat yang
tidak diambil dan tidak dipengaruhi pandangan hidup.
c. Keilmuan dan keterampilan
yang dipahami dari s\aqa>fah. Artinya s\aqafah lebih
menekankan pada aspek keterampilan untuk mencapai sebuah perubahan pola pikir
dan mendapatkan materi.
d. Keberhasilan dalam
berbagai bidang yang dipahami dari al-‘umra>n. Artinya al-‘umra>n
merupakan hasil dari keilmuan dan keterampilan yang dimiliki seseorang
sehingga berdampak pada keramaian sebuah wilayah, baik dari aspek orang maupun
fisik.
Dalam Kamus Bahasa
Indonesia disebutkan dua arti peradaban. 1) Kemajuan (kecerdasan, kebudayaan)
lahir batin: bangsa-bangsa di dunia ini tidak sama tingkat peradabannya; dan 2)
Hal yang menyangkut sopan santun, budi bahasa, dan kebudayaan suatu bangsa.[8][8]
Muhammad
Ka>z{im Makkiy menyebutkan beberapa elemen dan kriteria peradaban:
a. Khazanah kemanusiaan.
Artinya setiap masyarakat manusia mempunyai cara tersendiri dalam memperoleh
kenyamanan hidup, mempertahankan kelangsungan hidup dan dalam berinteraksi
sosial dan komunikasi, dimulai dari yang sangat primitif sampai dengan yang
modern.
b. Akal (pengetahuan)
sebagai ciri yang paling menonjol dari peradaban. Akal adalah yang membedakan
manusia dari binatang. Dengannya manusia terus mengalami perkembangan yang
tiada henti.
c. Eksperimen (tajribah) sejarah. Setiap generasi dari
sebuah masyarakat mewarisi cara hidup dari generasi sebelumnya dan
mencoba mengembangkan warisan itu, karena tidak mungkin satu generasi tiba-tiba
menciptakan penemuan tanpa pengetahuan atau pengalaman yang diwarisinya dari
generasi sebelumnya.
d. Struktur geografis.
Sebuah peradaban pada satu masyarakat sangat dipengaruhi oleh keadaan geografis
yang meliputinya.[9][9]
Berdasarkan
keterangan Ka>z}im Makkiy, maka setiap masyarakat dan bangsa mempunyai
peradaban tersendiri, namun yang satu lebih maju dari yang lain, karena
perbedaan elemen-elemen tersebut.
Peradaban (h{ad}a>rah)
adalah sekumpulan konsep adalah sekumpulan konsep (mafa>him) tentang
kehidupan. Peradaban bisa berupa peradaban spiritual ilahiyah (di>niyyah
ila>hiyyah) atau peradaban buatan manusia (wad{‘iyyah basyariyyah).
Peradaban spiritual ilahiyah lahir dari sebuah ideologi, sebagaimana peradaban
Islam yang lahir dari akidah Islam. Sedangkan peradaban buatan manusia muncul
dari sebuah ideologi, seperti misalnya peradaban kapitalis Barat yang merupakan
sekumpulan konsep tentang kehidupan yang muncul dari ideologi sekularisme.
Peradaban semacam ini bisa pula tidak berasal dari sebuah ideologi, semisal
peradaban Shinto, Yunani, Babilonia, dan Mesir Kuno. Peradaban-peradaban
tersebut sekedar merupakan sekumpulan konsep yang disepakati sekelompok
manusia, sehingga menjadi sebuah peradaban yang bersifat kebangsaan.
2. Dunia Barat
Dunia Barat atau
sering disebut Barat saja merujuk kepada negara-negara yang berada di benua
Eropa dan Amerika. Dunia Barat dibedakan dari dunia Barat yang digunakan untuk
merujuk kepada Asia. Meskipun begitu, pada umumnya kata ini lebih sering
diasosiasikan terhadap negara-negara yang mempunyai mayoritas penduduk berkulit
putih. Oleh karena itu, Australia dan Selandia Baru juga sering dianggap
sebagai bagian dari dunia Barat. Orang-orang yang tinggal di dunia Barat
dipanggil orang Barat.[10][10]
Bagi penduduk timur
yang masih menjunjung nilai-nilai tradisional kebudayaan mereka, kehidupan di
dunia Barat yang biasanya lebih terbuka kadang menyebabkan konotasi negatif
terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan dunia Barat. Orang timur yang
telah menyerap sebagian dari gaya hidup Barat biasanya dikatakan sebagai kebarat-baratan
oleh kalangan tersebut. Meskipun demikian, pengaruh Negara-negara adidaya yang
terletak di Barat seperti Amerika Serikat yang semakin besar terhadap dunia
secara keseluruhan telah membuat kesenjangan antara Barat dan Timur semakin
memudar.
3. Sejarah Peradaban
Islam
Dalam sejarah perjalanan
umat Islam, umat Islam mengalami pasang surut, baik dalam bidang politik maupun
dalam bidang ilmu pengetahuan maupun peradaban Islam. Hal ini menyebabkan umat
Islam mengalami masa kemundururan. Kebesaran yang dialami pada masa lalu
menyebabkan umat Islam mengalami kemunduran dan kehancuran, sementara dunia
Barat mengalami kemajuan, setelah mereka pernah terlelap tidur akibat
daripada dogmatis dari pemuka gereja selama berabad-abad lamanya.
Melihat pasang
surutnya umat Islam tersebut, Harun Nasution membagi perjalanan sejarah umat
Islam ke dalam tiga priode, yaitu; periode klasik (650-1250 M), periode
pertengahan merupakan periode kemunduran umat Islam (1250-1800 M), dan periode
kebagkitan kembali atau biasa disebut priode modern (1800-sekarang).[11][11]
Kalau berpatokan kepada periodesasi yang dikemukakan oleh Harun Nasution,
tampaknya umat Islam hanya mengalami kemajuan kurang lebih enam abad lamanya,
malah kurang dari itu, kalau dilihat dari pembagian periodesasi dari daulah-daulah
Islam, seperti daulah Bani Abbasiyah di Bagdad dan daulah Bani Umayyah
di Spanyol. Apabila dilihat dari sisi politik dan pemerintahan, maka kemunduran
umat Islam malah lebih cepat lagi mungkin hanya kurang lebih empat abad lamanya
dengan terpecah belahnya kekuasaan Islam dalam beberapa daulah pada saat
itu. Hal ini menunjukkan bahwa masa kemundurun lebih lama daripada masa
kemajuan.
Abad 13 M. merupakan
akhir dari pengembangan ilmu pengetahuan dalam Islam, setelah itu kekacauan
demi kekacauan terjadi dalam Islam, antara lain penjajahan bangsa Mongolia
terhadap Islam pada tahun 1218-1268 dan meletusnya perang salib Konstatinopel
Bizantium pada tahun 1204. Disusul Imprelialisme Perancis atas Timur tengah
pada tanggal 19 Mei 1798 yang dipimpin oleh Napoleon Bonaparte dengan membawa
38.000 perajurit dan 400 kapal. Napoleon mendaratkan 4300 perajurit di
Alexandria untuk merebut kota tersebut. Napoleon membangun kerajaan di Mesir
kemudian ia membawa kaum intelektual dan bersamanya sebuah perpustakaan yang
penuh dengan literature Eropa modern, Sebuah laboratrium ilmiah dan sebuah
mesin cetak berhuruf Arab.[12][12]
Pada masa kejayaan
ummat Islam mencapai puncaknya, bangsa Barat terutama Eropa, masih dalam
kegelapan dan kemunduran. Hal ini disebabkan karena ajaran dogmatis gereja yang
begitu kuat dan sangat berpengaruh. Pemimpin gereja pada saat itu banyak
terlibat langsung dalam menangani urusan-urusan dan unsur-unsur kenegaraan,
bahkan para pemuka agama kristen pada masa itu bersifat otoriter dalaam
memaksakan kehendak dan pendapatnya.[13][13] Akibat
kekuasaan gereja yang begitu dominan dalam berbagai aspek kehidupan pada masa
itu, menyebabkan bangsa Barat khususnya Eropa mengalami keterbelakangan dalam
berbagai aspek kehidupan, utamanya dalam hal perkembangan ilmu pengetahuan dan
peradaban.
B. Proses Peradaban Islam Masuk di Barat
Dalam beberapa
literatur diungkapkan bahwa proses masuknya peradaban Islam di dunia barat
melalui empat cara sebagai berikut:
1.
Andalusia (Spanyol)
Islam
pertama kali masuk ke Spanyol pada tahun 711 M.
melalui jalur Afrika Utara. Spanyol sebelum kedatangan Islam dikenal dengan
nama Iberia/Asbania, kemudian disebut Andalusia, ketika negeri subur itu
dikuasai bangsa Vandal. Dari perkataan Vandal inilah orang Arab menyebutnya
Andalusia.[14][14]
Dalam
proses penaklukan Spanyol terdapat tiga pahlawan Islam yang dapat dikatakan
paling berjasa memimpin satuan-satuan pasukan ke sana. Mereka adalah T{a>rif bin
Ma>lik, T{a>rik bin
Ziya>d, dan Mu>sa> bin
Nus}air.
T{a>rif dapat disebut sebagai perintis dan
penyelidik, sedangkan Mu>sa sebagai pengirim pasukan, sementara T{a>riq bin
Ziya>d lebih banyak dikenal sebagai penakluk Spanyol
karena pasukannya lebih besar dan hasilnya lebih nyata, yaitu sebanyak 12.000 pasukan dan berhasil menaklukan Spanyol pada tahun
92 H. atau 711 M.[15][15]
Kemenangan
pertama yang dicapai oleh T{a>riq bin
Ziya>d membuka jalan untuk penaklukan
wilayah yang lebih luas lagi. Gelombang perluasan
wilayah berikutnya muncul pada masa pemerintahan Khalifah ‘Umar
bin
‘Abd al-‘Azi>z
tahun 99 H/717 M.,
dengan sasarannya menguasai daerah sekitar pegunungan Pyrenia dan Prancis
Selatan. Gelombang kedua terbesar dari penyerbuan kaum muslimin yang geraknya
dimulai pada permulaan abad ke-8 M ini, telah menjangkau seluruh Spanyol dan
melebar jauh ke Prancis Tengah dan bagian-bagian penting dari Italia.[16][16]
2.
Sisilia
Dunia Kristen
latin ini merasakan pengaruh muslim melalui Sisilia. Serangan pertama ke
Sisilia tahun 652 M., ketika kota Siracusa dimasuki dan kekuasaannya tenggelam
saat itu juga. Pada tahun 831 M., kota Palermo dapat dikuasai umat Islam.
Penaklukan daerah Italia terus berlangsung hingga mencapai anti klimaks pada
abad ke-9 yaitu pada tahun 871 M., saat kota Bari direbut kembali oleh pasukan
Kristen dan menjadi pertanda berakhirnya kekuasaan muslim atas Italia dan Eropa
tengah.[17][17]
Munculnya bangsa
Norman yang dipimpin oleh Roger pada tahun 1060 M., hingga tahun 1091 M., telah
berhasil menaklukan seluruh kekuatan Islam dan Bizantium di Sisilia dan
mengadopsi peradaban Islam dalam kekuasaan mereka, baik dalam bidang sastra,
seni, industri dan bidang-bidang yang lain.[18][18]
Dengan demikian,
kehadiran orang-orang Arab di Spanyol dan Sisilia secara perlahan menjadi jalur
masuk ke Eropa Barat, meskipun Eropa Barat telat menjalin hubungan dengan Imperium
Bizantium, akan tetapi penduduknya lebih banyak mengambil alih kebudayaan
orang-orang Arab ketimbang orang-orang Bizantium.[19][19]
3.
Kedatangan orang-orang salib di timur Islam
Invasi atas
Spanyol dan Sisilia memberi arti bahwa suatu waktu Islam hadir di daerah
pinggiran Kristen Latin. Namun demikian, invasi tersebut memunculkan reaksi
gerakan perang salib pada abad ke-11. Selama perang salib ini telah
mengakibatkan terjadinya tukar menukar pengaruh budaya di antara mereka, atau
lebih tepatnya penerimaan orang-orang Eropa atas corak-corak kebudayaan Islam.
Selanjutnya
orang-orang salib menetap di Timur Islam dalam waktu yang cukup lama sejak abad
5 H. sampai 7 H. (Abad 12 sampai 17 M.). Karenanya terjadi hubungan yang
intensif dengan seluruh peradaban Islam yang mengagumkan mereka. Walaupun
peperangan terus terjadi antara mereka dan kaum muslimin, akan tetapi para
cendekiawan mereka tidak menutup diri untuk mengambil seluruh peradaban Islam
yang disaksikannya.[20][20]
4.
Pertukaran perniagaan antara timur dan barat
Peristiwa ini
terjadi sejak datangnya bangsa Fatimiah di Mesir dan menjadikan Mesir sebagai
pusat politik, perdagangan dan kebudayaan. Karena itu penyerangan Mongol di
Irak menjadikan Mesir sebagai ka’bah peradaban Islam di era dinasti Mamalik
sebagaimana dikatakan Ibnu Khaldun.
Mesir telah
membantu kemajuan peradaban di Eropa, adapun kota-kota di Eropa seperti: Pisa,
Genova, Venezis, Napoli, Firenze memiliki hubungan dagang dengan Mesir.
Kota-kota inilah yang kemudian menjadi bangkitnya Eropa atau yang dikenal
dengan renaissance serta menjadi cikal bakal peradaban modern di Eropa.
C. Pengaruh Peradaban
Islam di Dunia Barat
Kontak
antara dunia Islam dengan dunia Barat terjadi sejak awal lahirnya agama Islam
sekitar abad XV M. Hal ini ditandai dengan ekspansi yang dilakukan oleh umat
Islam dan dapat merebut wilayah-wilayah kekuasaan kerajaan Romawi pada masa
itu, seperti Syam (Siria, Palestina) dan Mesir. Ekspansi umat Islam ini terjadi
sejak pemerintahan khalifah ‘Umar bin Khat}t}a>b. Pada masa pemerintahan
‘Us\ma>n bin ‘Affa>n pada paruh kedua, ekspansi umat Islam sempat
terhenti. Hal ini terjadi sebagai akibat daripada komplik-komplik yang terjadi
dalam wilayah pemerintahan masa itu. Maka perluasan wilayah Islam terhenti baik
pada masa pemerintahan ‘Us\ma>n bin ‘Affa>n maupun pada masa pemerintahan
‘Ali bin Abi> T{a>lib.
Ekspansi
kembali terjadi ketika daulah Bani> Umayyah berkuasa dan dapat
menguasai wilayah-wilayah dan masuk dalam wilayah kekuasan umat Islam, seperti
Afrika Utara, Andalusia (Spanyol), Kaukasus, dan Antolia. Kekuasaan Islam, di
samping Afrika dan Eropa juga Asia. Ekspansi ke wilayah Timur melalui Sungai Oxus.[21][21]
Perluasan wilayah ke Eropa melalui jalur Utara terhenti ketika pengepungan
kota Bizantium gagal. Pengepungan ini berlangusng selam satu tahun, yaitu
dari tahun Agustus 716-September 717 M. Pengepungan yang cukup lama ini tidak
mampu menjatuhkan kota Bizantium (Tanduk Emas atau Golden Horn). Hal ini
dapat digagalkan dengan menaruh rantai besar di dalam laut.[22][22]
Sekalipun
ekspansi ke Eropa melalui jalur Utara gagal, namun demikian, ekspansi ke
arah Barat melalui Afrika Utara berhasil memasuki Eropa khususnya wilayah
Spanyol. Penaklukkan Spanyol dilakukan pada masa daulah Bani Umayyah di
bawah pemerintahan al-Wali>d (705-715 M). Sebelum menaklukkan Spanyol, umat
Islam telah menguasai Afrika Utara. Afrika Utara merupakan pintu gerbang untuk
memasuki Eropa, khususnya wilayah Spanyol.
Dengan masuknya
Islam ke Spanyol merubah tatanan baru dan pencerahan terhadap bangsa Eropa
dengan sebuah peradaban baru yakni peradaban Islam yang dibawa oleh bangsa Arab
dan masuk melalui Spanyol. Karenanya, sulit dipungkiri kemajuan Eropa tidak
bisa dilepaskan dari pemerintah Islam di Spanyol.
Montgemary Watt
menyebutkan bahwa pengaruh kebudayaan Islam atas barat dengan tiga hal; Pertama, sumbangan orang Arab ke Barat tidak diragukan lagi terutama dalam hal-hal yang menyokong perbaikan
tingkat kehidupan dan memperkokoh basis materialnya. Kedua, sebagian besar
orang Eropa kurang menyadari pengaruh orang Arab dan karakter Islam yang mereka
ambil dan ketiga, kesastraan orang-orang Arab dan yang menyertainya telah
merangsang tumbuhnya imajinasi Eropa dan kejeniusan politik orang Romawi.[23][23]
Keterpengaruhan
Eropa pada peradaban Islam, bukan saja pada bidang ilmu pengetahuan akan tetapi
juga semangat untuk hidup, sehingga keterpengaruhan itu bersifat menyeluruh.
Reformasi gereja, pembangkangan terhadap kaum fiodal yang zalim, sistem
pendidikan sastra, arsitektur adalah akibat terpengaruhnya pada peradaban
Islam. Menurut M. Qutub, Toga dalam wisuda itu adalah meniru dari kopiah
yang digunakan oleh pelajar Islam yang telah lulus dari universitas Islam.[24][24]
Di
antara bukti-bukti pengaruh Islam di dunia Barat dapat diklasifikasi dalam
beberapa bidang sebagai berikut:
a. Intelektual
Penerjemahan-penerjemahan
yang dilakukan oleh umat Islam dari berbagai bahasa terkait dengan filsafat dan
ilmu-ilmu yang lain mengantarkan umat Islam mencapai puncak kejayaannya. Dari
produk terjemahan yang kemudian diintegrasikan dengan teks-teks al-Qur’an dan
hadis serta logika, pencapaian di bidang keilmuan sampai pada puncaknya. Di
antara yang cukup terkenal dengan produk terjemahannya itu adalah Yahya ibn
al-Bitriq (wafat 200 H/ 815 M) yang banyak menerjemahkan buku-buku kedokteran
pemikir Yunani, seperti Kitab al-H{ayawa>n (buku tentang makhluk
hidup) dan Timaeus karya Plato. Al-H{ajja>j ibn Mat}ar yang hidup
pada masa pemerintahan al-Ma’mu>n dan telah menerjemahkan buku Euklids
ke dalam bahasaArab serta menafsirkan buku al-Majisti karya Ptolemaeus.
Abd al-Masih ibn Na‘i>mah al-Himsi (w. 220 H./835 M.) yang menerjemahkan
buku Sophistica karya Aristoteles. Yuhana ibn Masawaih seorang dokter
pandai dari Jundisapur (w. 242 H/ 857 M.) yang kemudian diangkat oleh khalifah
al-Ma’mu>n sebagai kepala perpustakaan bait al-h{ikmah, banyak
menerjemahkan buku-buku kedokteran klasik. Seorang penerjemah yang sangat
terkenal karena banyak terjemahan yang dilahirkannya adalah H{unain bin
Ish{a>q al-Abadi yang merupakan seorang Kristen Nestorian (194-260 H./
810-873 M.).[25][25]
1) Filsafat
Islam
di Spanyol telah mencatat satu lembaran budaya yang sangat brilian dalam
bentangan sejarah Islam. Ia berperan sebagai jembatan penyeberangan yang
dilalui ilmu pengetahuan Yunani-Arab ke Eropa pada abad ke-12. minat terhadap
filsafat dan ilmu pengetahuan mulai dikembangkan pada abad ke-9 M selama
pemerintahan penguasa Bani Umayyah yang ke-5, Muhammad ibn Abd al-Rahman
(832-886 M). Tokoh utama pertama dalam sejarah filsafat Arab-Spanyol
adalah Abu Bakr Muhammad ibn al-Sayigh yang lebih dikenal dengan Ibn Bajjah.
Tokoh utama yang kedua adalah Abu Bakr ibn Thufail, penduduk asli Wadi Asa,
sebuah dusun kecil di sebelah timur Granada dan wafat pada usia lanjut tahun
1185 M. Bagian akhir abad ke-12 M menjadi saksi munculnya seorang pengikut
Aristoteles yang terbesar di gelanggang filsafat dalam Islam, yaitu Rusyd dari
Cordova.[26][26] Pada abad ke-12
diterjemahkan buku al-Qa>nu>n karya Ibnu Sina (Avicenne) mengenai
kedokteran. Pada akhir abad ke-13 diterjemahkan pula buku al-H{a>wi>
karya Razi yang lebih luas dan lebih tebal dari al-Qa>nu>n.[27][27]
2) Sains
‘Abba>s
bin Fama termasyhur dalam ilmu kimia dan astronomi. Ia orang yang pertama kali
menemukan pembuatan kaca dari batu. Ibra>hi>m bin Yah{ya>
al-Naqqa>s} terkenal dalam ilmu astronomi. Ia dapat menentukan waktu
terjadinya gerhana matahari dan menentukan berapa lamanya. Ia juga berhasil
membuat teropong modern yang dapat menentukan jarak antara tata surya dan
bintang-bintang. Dalam bidang sejarah dan geografi, wilayah Islam bagian barat
melahirkan banyak pemikir terkenal. Ibn Jubair dari Valencia (1145-1228 M.)
menulis tentang negeri-negeri muslim Mediterania dan Sicilia dan Ibn
Bat}u>t}ah dari Tangier (1304-1377 M.) mencapai Samudra Pasai dan Cina. Ibn
Khaldu>n (1317-1374 M) menyusun riwayat Granada, sedangkan Ibn Khaldu>n
dari Tum adalah perumus filsafat sejarah. Semua sejarawan di atas bertempat
tinggal di Spanyol yang kemudian pindah ke Afrika.
3) Musik dan Kesenian
Dalam
bidang musik dan seni suara, Spanyol Islam mencapai kecemerlangan dengan
tokohnya al-H{asan bin Na>fi‘ yang dijuluki Zirya>b. Setiap kali diadakan
pertemuan dan jamuan, Zirya>b selalu tampil mempertunjukkan kebolehannya. Ia
juga terkenal sebagai pengubah lagu. Ilmu yang dimilikinya itu diturunkan kepada
anak-anaknya, baik pria maupun perempuan, dan juga kepada budak-budak, sehingga
kemasyhurannya tersebar luas.[28][28]
4) Bahasa dan Sastra
Bahasa
Arab telah menjadi bahasa administrasi dalam pemerintahan Islam di Spanyol. Di
antara para ahli yang mahir dalam bahasa Arab, baik keterampilan berbicara
maupun tata bahasa yaitu Ibn Sayyidih, Ibn Ma>lik pengarang Alfiyah,
Ibn H{aru>f, Ibn al-H{ajj, Abu> ‘Ali al-Isybili>, Abu> al-H{asan
bin ‘Us}fur, dan Abu> H{ayya>n al-Garnat}i>.
5) Bidang Kesehatan
Pada
akhir abad ke-7 M. Kha>lid bin Yazi>d (cucu pertama dari khalifah
Bani> Umayyah) merupakan yang pertama dalam sejarah kekhalifahan umat Islam
yang belajar ilmu kesehatan kepada John (seorang ahli bahasa dari Alexandria)
dan beliau juga belajar kimia kepada Marrinos dari Yunani.[29][29] Ahad ibn
Iba>s dari Cordova adalah ahli dalam bidang obat-obatan. Umi al-H{asan bint
Abi Ja‘far dan saudara perempuan al-H{a>fidzh adalah dua orang ahli
kedokteran dari kalangan wanita.
Cordoba sebagai salah satu pusat aktivitas
medis telah
melahirkan beberapa Ilmuwan terkemuka.
Di antara ilmuwan yang telah
banyak jasanya terhadap perkembanga ilmu medis Islam ialah Ibnu Rusyd yang
telah menghasilkan karya besar kitab al-
Kulliyya>t fi al-T{ibb (tentang filsafat ilmu kedokteran), suatu kitab referensi yang di pakai selama berabad-abad di Eropa, di bidang obat-obatan di kenal
nama-nama sebagai Abu> Ja'far
Ahmad bin Muhammad al-Ga>fiqi> (w. 1165)
dengan karyanya al-‘Adawiah al-Mufrada>t (uraian tentang berbagai macam
obat).
Salah
satu bukti pengaruh ilmu kesehatan dapat dilihat dari ketergantungan Eropa yang terus menerus kepada kedokteran Arab hingga
abad ke-15 dan ke-16 ditunjukkan
dengan daftar buku yang dicetak. Dari semua daftar itu, buku pertama adalah
komentar Ferrari da Grado, seorang guru besar di Pavia, atas bagian dari
Continens, ensiklopedi besar karangan al-Ra>zi>. Karangan Ibnu Sina, Canon dicetak pada tahun 1473, lalu
pada tahun 1475. dan sudah pada cetakannya yang ketiga bahkan sebelum karya
Galen dicetak. Dalam karya Ferrari de Gardo, misalnya; Ibnu Sina dikutip lebih
dari 3000 kali, al-Ra>zi> dan Galen masing-masing seribu kali, sedang hippocrates
hanya seratus kali. Dengan demikian, kedokteran Eropa abad ke-15 dan ke-16
masih merupakan kedokteran yang sedikit lebih luas dari sekedar kepanjangan
kedokteran arab.
Hingga tahun 1500,
buku ini sudah dipublikasikan dalam cetakan yang keenam belas. Karena masih
terus digunakan hingga tahun 1650, buku itu dipandang sebagai karya dalam
bidang kedokteran yang paling banyak dipelajari sepanjang sejarah. Buku ini
diikuti oleh karya-karya terjemahan dari bahasa Arab lainnya, termasuk beberapa
karangan al-Ra>zi>, Ibnu Rusyd, H{unain bin Ish{a>q dan H{a>ly ‘Abba>s.[30][30]
b. Kemegahan Fisik
Sudah
menjadi konsekuensi logis dari sebuah kemajuan keilmuan adalah pesatnya
pembangunan fisik yang disertai dengan nuansa-nuansa arsitektur yang megah,
baik di bidang laboratorium, istana, tempat ibadah, perpustakaan maupun terkait dengan pertanian. Orang-orang
memperkenalkan pengaturan hidrolik untuk tujuan irigasi. Kalau dam digunakan
untuk mengecek curah air waduk dibuat untuk konservasi. Pengaturan hydrolik itu
dibangun dengan memperkenalkan roda air asal Persia yang dinamakan na’urah
(Spanyol Noria).
Namun
pembangunan fisik yang paling menonjol adalah pembangunan gedung-gedung,
seperti pembangunan kota, istana, masjid, pemukiman, taman-taman. Di antara
pembangunan yang megah adalah masjid Cordova yang di bangun pada masa ‘Abd
al-Rah{ma>n al-Dakhi>li>, kota al-Zahra, kota termegah yang dibangun
oleh ‘Abd al-Rah{ma>n III dan kota Granada yang cantik dan megah dengan
istana al-H{amra>’ yang sangat terkenal di dunia, Istana Ja’fariyah di
Saragosa, tembok Toledo, istana al-Makmun dan mesjid Seville. Cordoba juga
terkenal dengan universitasnya, yaitu Universitas megah Cordoba yang di bangun
oleh al-H{aqam II ‘Abd al-Rah}ma>n III (961- 976).
Bait
al-H{ikmah yang didirikan oleh khalifah al-Ma’mu>n berisi para penerjemah
yang terdiri dari orang Yahudi, Kristen dan para penyembah Bintang.[31][31] Selain Bait
al-H{ikmah, pada Awal 750 M. Ha>run al-Rasyi>d mendirikan
Observatorium di Damaskus yang di dalamnya banyak ahli astronom Islam yang
mengadakan penelitian di bidang astronomi sehingga lahirlah para astronom Islam
seperti al-Farga>ni> (850 M.), Ibnu Yu>nis (1009 M.) dari Kairo,
al-Zarkali> (1029-1087 M.) dari Kordoba.
Pembangunan
irigasi yang baik memacu produksi yang baik pula sehingga mereka dapat
membangun kebun tebu, kapas, padi , jeruk , anggur, dan sebagainya. Karena
kemajuaan ekonomi, Spanyol mampu membangun beberapa kota yang megah dan
mempunyai banyak bangunan menumental.
Walaupun akhirnya Islam terusir dari wilayah Barat dengan cara yang sangat kejam, tetapi Islam telah
membidangi gerakan kebangkitan di Eropa, gerakan kebangkitan kembali kebudayaan
Yunani klasik padan abad 14 M yang bermula di Italia, gerakan reformasi pada
abad ke-16 M, rasionalisme pada abad ke-17 M dan pencerahan (aufklarung)
pada abad ke 18 M.[32][32]
6)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kemajuan Eropa
yang terus berkembang hingga saat ini banyak berhutang budi kepada khazanah
ilmu pengetahuan Islam yang berkembang di periode klasik. Dengan demikian,
pengaruh peradaban Islam sangat besar terhadap dunia Barat.
1. Peradaban Islam masuk di Eropa dengan empat cara yaitu saluran peradaban Islam yang mempengaruhi Eropa melalui
Spanyol, Sisilia, perang Salib maupun pertukaran perniagaan, akan tetapi saluran yang terpenting dalam hal ini adalah Spanyol
Islam. Spanyol merupakan tempat yang paling utama bagi Barat menyerap peradaban Islam, baik dalam hubungan politik, sosial, ekonomi maupun
peradaban antar negara. Bahwa suatu kenyataan sejarah Spanyol selama tujuh abad
lebih berada dalam kekuasaan Islam.
2. Pelacakan historis menjadi sangat logis bahwa peradaban Barat
dibangun dari
rahim fase sejarah Islam menduduki Spanyol. Secara sosial politik, Islam dalam posisi yang sangat kuat untuk
melakukan ekspansi dan secara peradaban dalam Puncak keemasaannya. Proses
ekspansi ini diikuti dengan transfer of sciense dari kaum muslimin ke penduduk
Spanyol saat itu.
Kebudayaan terbuka dan dermawan ilmu yang dibangun oleh kaum Muslimin saat itu, menjadikan setiap kelompok, daerah, atau suku bangsa sangat terbuka lebar menimba ilmu pengetahuan dari
kaum Muslimin di Spanyol,
termasuk banyak orang-orang Eropa yang menimba ilmu pengetauan dalam
berbagai bidang dari Muslim Spanyol, baik
ilmu-ilmu ‘aqli>> maupun ilmu naqli>. Ketika mereka sudah kembali ke daerah masing-masing banyak yang
mengembangkan ilmu pengetahuan tersebut di daratan Eropa.
B. Implikasi
Kemajuan
peradaban itu dipengaruhi oleh kemajuan intelektual yang di dalamnya terdapat
ilmu filsafat, sains, fikih, musik dan kesenian, begitu juga dengan bahasa dan
sastra, dan kemegahan pembangunan fisik. Islam telah membuktikan pada masa lalu
bahwa dengan kemajuan intelektual, khususnya ilmu filsafat, kejayaan dan
keemasan akan diraih dan dirasakan.
Hal tersebut dapat
dilihat dari pengaruh peradaban Islam dalam dunia pendidikan. Pemikiran ibnu Sina, al-Ra>zi> dan Ibnu Rusyd merupakan pemikiran yang paling banyak dipelajari. Banyaknya para pemuda Eropa yang belajar ke
univesitas-universitas Islam di Spanyol, seperti universitas Cordova, Sevile,
Granada, Malaga dan Salamanca yang aktif menterjemahkan buku-buku karya ilmuwan-ilmuwan muslim di Toledo dibawa pulang ke negerinya kemudian
mendirikan sekolah dan universitas di sana.
Hal tersebut dapat
dibuktikan dengan universitas pertama
di Eropa adalah universitas Paris yang didirikan tahun 1231 M, tiga puluh tahun
setelah wafatnya Ibnu Rusyd. Di akhir zaman pertengahan Eropa, baru berdiri 18
universitas. Ilmu yang mereka peroleh dari universitas adalah ilmu kedokteran,
ilmu pasti dan filsafat.Pengaruh ilmu pengetahuan dan peradaban Islam di Eropa
yang berlangsung abad 12 M. itu menimbulkan
gerakan kebangkitan kembali (renaissance) pusaka Yunani di Eropa abad ke
14 M. berkembangnya pemikiran Yunani di Eropa ini melalui terjemahan-terjemahan
Arab yang dipelajari dan diterjemahkan kembali ke dalam bahasa latin.
Namun umat Islam
tidak boleh hanya sekedar mengingat masa kejayaan Islam dan pengaruhnya
terhadap dunia barat, akan tetapi umat Islam harus bangkit dan merebut kembali
kejayaan-kejayaan masa lalu melalui renaissance Islam dengan banyak
mengirimkan anak-anak terbaik Islam belajar ke dunia barat agar dapat pulang
dengan membawa keilmuan mereka dan mengembangkannya untuk Islam sebagaimana
yang dilakukan pada masa Bani ‘Abbasiyah yang kemudian dilakukan juga
oleh orang-orang Barat terhadap keilmuan Islam.
Akhirnya, sejarah
akan berulang meskipun dalam suasana, subyek dan obyek yang berbeda akan tetapi
subtansinya sama. Mudah-mudahan kebangkitan dan kemajuan Islam kembali di raih
setelah hilang sejak abad ke-14 hingga sekarang. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Armstrong, Karen. Berperang demi Tuhan; Fundamentalisme
dalam Islam, Kristen dan Yahudi. Cet. III; Jakarta:
Mizan, 2002 M.
Departemen Pendidikan
RI. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen
Pendidikan Nasional, 2008.
Fauzi, Rifqi. Renaissance Eropa dan Pengaruhnya
terhadap Perkembangan Pemikiran Islam, 07 September 2012, http://fauzidex.multiply.com (21 September 2012).
Hadiwyono, Harun. Sari
Sejarah Filsafat Barat II. Cet. VI; Yogyakarta:
Kanisius, 1990.
Hitti, Philip K. Histrory of the Arabs. Cet. I;
Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, 1429 H./2008 M.
Al-Kaff,
Husain. Peradaban Islam, Selasa, 25 Mei 2010
06:47 http://www.ikmalonline.com, 21 September
2012. _
AL-Magribiy, ‘Abd al-Rah}ma>n ibn Khaldu>n. Ta>rikh Ibn Khaldu>n. Beirut: Da>r Ih{ya>’
al-Tura>s\ al-‘Arabi>, t.th.
Maji>d, ‘Abd
al-Mun‘im. Ta>rikh al-H{ad}a>rah al-Isla>miyah fi
al-‘Us{u>r al-Wust}a>. Cairo: Maktabah Mis{riyah,1978.
Mus}t}afa>, Ibra>hi>m. dkk. al-Mu‘jam
al-Wasi>t}. (CD
ROM al-Maktabah al-Sya>milah)
Nasution, Harun. Pembaharuan
Dalam Islam, Sejarah Pemikiran dan Gerakan. Cet.
IX; Jakarta: Bulan Bintang, 1992.
Nurkidam, A. Pengaruh
Peradaban Islam di Dunia Barat. http://annur01.wordpress.com (21 September
2012).
Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan
(KDT). Ensiklopedi Mini Sejarah dan Kebudayaan Islam. Jakarta:
Logos Wacana Ilmu, 1996.
Poeradisastra, S.I. Sumbangan Islam kepada Ilmu dan
Peradaban Modern. Cet. II; Jakarta:
P3M, 1986.
Al-Siba>‘i<,
Mus}t}afa>. Peradaban Islam Dulu, Kini dan Esok. Jakarta:
Gema Insani Press, 1993.
Sunaryo. Transmisi Kebudayaan Yunani Dalam
Peradaban Islam,
Jurnal Pemikiran Islam Vol.1, No.3, September 2003, International Institute of
Islamic Thought Indonesia.
Al-T{abariy, Abu> Ja‘far Muh{ammad bin Jari>r
al-T{abariy. Ta>rikh al-Umam wa al-Mulu>k. Cet. I; Beirut: Da>r
al-Kutub al-‘Ilmiyah, 1407 H..
Watt, W.
Montgemary. Islam dan Peradaban Dunia. Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka, 1997.
Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT.
Gravindo Persada, 2003.
Zakariyya>, Abu> al-H{usain Ah}mad bin Fa>ris
bin. Mu‘jam Maqa>yi>s al-Lugah. Beirut: Ittih}a>d al-Kita>b
al-‘Arabi, 1423 H./2002 M.
--------------,
Dunia Barat, 10 Juli 2012, http://id.wikipedia.org/wiki/Istimewa.
(21 September 2012).
[1][1]Abu>
al-H{usain Ah}mad bin Fa>ris bin Zakariyya>, Mu‘jam Maqa>yi>s
al-Lugah, Juz. II (Beirut: Ittih}a>d al-Kita>b al-‘Arabi, 1423
H./2002 M.), h. 60.
[2][2]‘Abd al-Rah}ma>n ibn
Khaldu>n al-Magribiy, Ta>rikh Ibn Khaldu>n (Beirut: Da>r
Ih{ya>’ al-Tura>s\ al-‘Arabi>, t.th.), h. 122.
[5][5]Ibra>hi>m Mus}t}afa>
dkk., al-Mu‘jam al-Wasi>t}, Juz. I (CD ROM al-Maktabah
al-Sya>milah), h. 203.
[8][8]Departemen Pendidikan RI, Kamus
Bahasa Indonesia (Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional,
2008), h. 9.
[9][9]Husain al-Kaff, Peradaban
Islam, Selasa, 25 Mei 2010 06:47 http://www.ikmalonline.com, 21 September 2012. _
[10][10]_______, Dunia Barat, 10
Juli 2012, http://id.wikipedia.org/wiki/Istimewa:Daftarkategori (21 September 2012).
[11][11]Harun Nasution, Pembaharuan Dalam Islam, Sejarah Pemikiran dan
Gerakan (Cet. IX; Jakarta: Bulan Bintang, 1992), h. 14.
[12][12]Karen
Armstrong, Berperang demi Tuhan; Fundamentalisme dalam Islam, Kristen dan
Yahudi (Cet. III; Jakarta: Mizan, 2002 M), h. 92-93.
[13][13]Salah
satu contoh kekuasaan gereja adalah apabila berpendapat akan menanggung
akibatnya seperti yang dialami oleh Ilma Necolaus Copernicus (1473-1543) yang
mengatakan bahwa matahari adalah pusat raya dan bumi mempunyai dua macam gerak.
Galileo Galilei yang menemukan pentingnya akseselrasi dalam dinamika. Penemuan
mereka ini menggoncangkan gereja, sehingga ia harus dihukum mati karena tidak
sesuai dengan pendapat gereja pada saat itu. Lihat: Harun Hadiwyono, Sari Sejarah Filsafat Barat II
(Cet. VI; Yogyakarta: Kanisius, 1990), h.16.
[14][14]Perpustakaan
Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT), Ensiklopedi Mini Sejarah dan
Kebudayaan Islam (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1996), h. 10.
[15][15]Abu>
Ja‘far Muh{ammad bin Jari>r al-T{abariy, Ta>rikh al-Umam wa
al-Mulu>k, Juz. IV (Cet. I; Beirut: Da>r al-Kutub al-‘Ilmiyah, 1407
H.), h. 11.
[17][17]Philip
K. Hitti, Histrory of the Arabs (Cet. I; Jakarta: PT. Serambi Ilmu
Semesta, 1429 H./2008 M.), h. 768-773.
[21][21]Sungai Oxus adalah sungai yang
dalam tradisi merupakan perbatasan antara bangsa-bangsa yang berbahasa Persia
dan bangsa-bangsa yang berbahasa Turki. Lihat: Philip K.
Hitti, op.cit., h. 82.
[24][24]A.
Nurkidam, Pengaruh Peradaban Islam di Dunia Barat, http://annur01.wordpress.com (21 September 2012).
[25][25]Sunaryo,
Transmisi Kebudayaan Yunani Dalam Peradaban Islam, Jurnal Pemikiran
Islam Vol.1, No.3, September 2003, International Institute of Islamic Thought
Indonesia.
[27][27]Mustafa
al-Siba>‘i<, Peradaban Islam Dulu, Kini dan Esok (Jakarta: Gema
Insani Press, 1993), h. 49.
[29][29]Rifqi
Fauzi, Renaissance Eropa dan Pengaruhnya terhadap Perkembangan
Pemikiran Islam, 07 September 2012, http://fauzidex.multiply.com (21 September 2012).
[30][30]‘Abd
al-Mun‘im Maji>d, Ta>rikh al-H{ad}a>rah al-Isla>miyah fi
al-‘Us{u>r al-Wust}a> (Cairo: Maktabah Mis{riyah,1978), h. 156.
[32][32]S.I
Poeradisastra, Sumbangan Islam kepada Ilmu dan Peradaban Modern (Cet.
II; Jakarta: P3M, 1986),h. 77.
0 komentar: