Bagaimana Pandangan Hadist Tentang Menejemen Pendidikan?
MENEJEMEN PENDIDIKAN
Disusun Guna
Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Hadist Tarbawi
Dosen Pengampu
: Alfi Nikmah, M.Pd.I
B-ELK Semester
Genap
Disusun oleh:
Khoerul Muarif (1510120051)
Muhammad Jamaludin (1510120060)
Muhammad Annas (1510120061)
Agus Manshurudin (1510120062)
SEKOLAH TINNGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN TARBIYAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
TAHUN 2016/2017
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pendidikan manusia adalah pembelajaran dalam
rangka menuju kesempurnaan akan kebutuhan duniawi dan ukhrawi. Dalam pendidikan
tentu dibutuhkan pengaturan-pengaturan tertentu agar tercapai suatu tujuan
pendidikan.
Adanya pengaturan tersebut diistilahkan dalam
Manajemen pendidikan. Yang didalamnya memuat dasar-dasar pokok pendidikan dan
tahapan-tahapan untuk melaksanakan suatu pendidikan.
Maka selanjutnya, pemakalah akan membahas tentang
menejemen pendidikan yang dihubungkan dengan kenyataan pendidikan pada zaman
sekarang.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa hadis tentang
manajemen pendidikan?
2.
Apa arti manajemen
pendidikan?
3.
Apa tujuan manajemen
pendidikan?
4.
Apa fungsi-fungsi
manajemen pendidikan?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
HADIST
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ . شَبَابَكَ
قَبْلَ هَرَمِكَ . وَصِحَتَكَ قَبْلَ سَقَهَكَ وَ غَنَمِكَ قَبْلَ فَقْرُكَ وَ
فَرَغَكَ قَبْلَ سَغَلُكَ وَ حَيَتُكَ قَبْلَ مَوْتِكَ
“Manfaatkalah lima perkara sebelum datangnya lima
perkara : masa mudamu sebelum datang masa tuamu, masa sehatmu sebelum datang
masa tuamu, masa kayamu sebelum masa fakirmu, masa luangmu sebelum masa
sibukmu, dan masa hidupmu sebelum masa matimu.”
B.
MUFRODAT
: إِغْتَنِمْ :
Raihlah
. شَبَابَ :
Muda
هَرَمِ : Pikun/tua
. َصِحَتَ : Sehat
سَقَم : Sakit
غَنَى : Kaya
فَقْرُ : Miskin
فَرَغَ : Kosong/luang
سَغَلُ : Sibuk
C.
KORELASI DENGAN HADIST LAIN
عَنْ ابْنِ عُمَرَ
رَضِيَ اللهُ عَنْهُما قَالَ : أَخَذَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ بِمَنْكَبَىْ فَقَالَ: كُنْ فِى الدُّنْيَا كَاَنَّكَ غَرِيْبٌ اَوْ
عَابِرٌ سَبِيْلٌ . كَانَ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُما يَقُوْلُ إِذَا
اَمْسَيْتَ فَلَا تَنْتَظِرُ الصَّبَاحَ وَ إِذَا اَصْبَحَتْ فَلَا تَنْتَظِرُ
الْمَسَاءَ وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرْضَكَ وَ مِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ
(رَوَاهُ الْبُخَارِى)
Dari Ibnu Umar R.A ia berkata, Rasulullah SAW telah
memegang pundakku, lalu beliau bersabda: “Jadilah engkau di dunia ini
seakan-akan perantau (orang asing) atau orang yang sedang menempuh perjalanan.
Ibnu Umar berkata: “Jika engakau diwaktu sore maka jangan menunggu sampai waktu
pagi dan sebaliknya, jika engkau diwaktu pagi maka janganlah menunggu sampai
diwaktu sore, dan gunakanlah sehatmu untuk sakitmu, dan gunakanlah hidupmu
untuk matimu” . (HR. Bukhori)
قَالَ أَمِيْرُ الْمُؤْمِنِيْنَ
رَضِيَ اللهُ عَنْهُ سَمِعْتُ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
يَقُوْلُ : إِنَّمَا الْاَعْمَالُ بِانِّيَاتِ إِنَّمَا لِكُلِّ لِإِمْرِءٍ مَا
نَوَى. فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ اِلَى اللهِ وَ رَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ اِلَى
اللهِ وَ رَسُوْلِهِ وِمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُّنْيَا يُسِيْبَهَا اَوْ
اِمْرَأَةً يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ اِلَى مَا هَجَرَ اِلَيْهِ (رَوَاهُ
الْبُخَارِى وَمُسْلِمْ )
Amirul mukminin Umar bin Khottob RA, berkata, aku mendengar Rasulullah SAW
bersabda:” Sesungguhnya amal perbuatan itu disertai niatnya. Barang siapa
yang berpijak hanya karena Allah dan Rasulnya, dan barang siapa yang hijrahnya
karena dunia dan yang diharapkan atau wanita yang ia nikahi, Maka hijrahnya itu
menuju apa yang ia inginkan. (HR. Bukhori dan Muslim).
D.
MENEJEMEN PENDIDIKAN
1.
Pengertian Manajemen
Kata
Manajemen berasal dari bahasa latin, yaitu kata manus dan Agree yang
berarti malakukan. Kata-kata itu digabung menjadi kata kerja manager yang
artinya menangani.
Managere
diterjemahkan dalam bahasa inggris dlam bentuk kata kerja to manage,dengan kata benda dengan management,
dan manager untuk orang yang melakukan kegiatan Manajemen. Akhirnya Manajemen
diterjemahkan dalam bahasa Indonesia menjadi Manajemen atau pengelolaan.[1]
Manajemen
berasal dari bahasa inggris “management” yang berarti ketatalaksanaan,
tatapimpinan, dan pengelolaan. Dari sini dapat diketahui bahwa Manajemen secara bahasa adalah proses atau
usaha yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan kataManajemen
ditinjau dari segi terminology, para ahli dalam mengartikannya berbeda pendapat
sesuai dengan latar belakang dan sudut pandang mereka masing-masing.
Menurut Drs. Malayu S.P Hasibuan,
mendefinisikan Manajemen adalah ilmu dan seni yang mengatur proses pemanfaatan
sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk
mencapai suatu tujuan tertentu.[2]
Sedangkan
menurut G.R. Terry dalam bukunya “principel management” mendefinisikan
Manajemen merupakan suatu proses yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan,
pengorganisasian, mengerakkan dan mengendalikan, yang dilakukan untuk
menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan
sumber daya manusia dan sumber daya lainnya.[3]
2. Manajemen
Pendidikan
Istilah
Manajemen memiliki banyak arti, tergantung pada orang yang mengartikannya.
Istilah manajemen madrasah acapkali disandingkan dengan istilah administrasi
madrasah. Berkaitan dengan itu, terdapat tiga pandangan berbeda; pertama,
mengartikan lebih luas dari pada Manajemen (Manajemen merupakan inti dari
administrasi); kedua, melihat Manajemen lebih luas dari pada administrasi dan
ketiga, pandagan yang menggangap bahwa Manajemen identik dengan administrasi.
Berdasarkan
fungsi pokoknya istilah Manajemen dan administrasi mempunyai fungsi yang sama.
Karena itu, perbedaan kedua istilah tersebut tidak konsisten dan tidak
signifikan.[4]
Gaffar (1989) mengemukakan bahwa Manajemen
pendidikan mengandung arti sebagai suatu proses kerja sama yang sistematik,
sistemik, dan komprehensif dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Manajemen pendidikan juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berkenaan
dengan pengelolaan proses pendidikan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan, baik tujuan jangka pendek, menengah, maupun tujuan jangka panjang.[5]
Menurut
E. Mulyasa Manajemen pendidikan merupakan proses pengembangan kegiatan
kerjasama sekelompok orang untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan. Proses pengendalian kegiatan tersebut mencakup perencanaan
(planning), pengorganisasian (organizing), penggerakan (actualiting)dan
pengawasan (controlling),sebagai suatu proses untuk menjadikan visi menjadi
aksi.[6]
Manajemen
pendidikan adalah sebagai seni dan ilmu mengelola sumber daya pendidikan untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan Negara.[7]
Dapat
juga diartikan Manajemen pendidikan juga merupakan rangkaian kegiatan bersama
atau keseluruhan proses pengendalian usaha atas kerjasama sekelompok
orang dalam mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan secara berencana
dan sistematis, yang diselenggarakan pada suatu lingkungan tertentu Manajemen
pendidikan pada hakekatnya menyangkut tujuan pendidikan, manusia yang melakukan
kerjasama, proses sistemik dan sistematik, serta sumber-sumber yang
didayagunakan.[8]
Sedangkan
menurut Prof. Dr. Made Pidarta, Manajemen ialah proses mengintegrasikan
sumber-sumber yang tidak berhubungan menjadi system total untuk menyelesaikan
suatu tujuan (Johnson, 1973, h.15) Yang dimaksud sumber disini ialah mencakup
orang-orang, alat-alat media, bahan-bahan, uang dan sarana. Semuanya diarahkan
dan dikoordinasi agar terpusat dalam rangka menyelesaikan tujuan.[9]
Sedangkan
dalam pedidikan diartikanManajemen sebagai aktivitas memadukan sumber-sumber
pendidikan agar terpusat dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yang telah
ditetukan sebelumnya.
Dari
beberapa definisi di atas mengandung beberapa pokok pikiran yang dapat kita
ambil yaitu:
a.
Seni dan ilmu mengelola sumber daya pendidikan
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
c.
Proses kerja sama yang sistematik dan sistemik
Sebagai suatu tujuan yang telah ditetapkan tentunya Manajemen mempunyai suatu
langkah-langkan yang sistemik dan sistematik dalam mencapai suatu tujuan yang
ingin dicapai.
Dalam arti yang lebih luas Manajemen juga bisa
disebut sebagai pengelolaan sumber-sumber guna mencapai suatu tujuan yang telah
ditetapkan, karenanya Manajemen ini memegang peranan yang sangat urgen dalam
dunia pendidikan
3. Tujuan
Manajemen Pendidikan
Tujuan
Manajemen pendidikan erat sekali dengan tujuan pendidikan secara umum, karena
Manajemen pendidikan pada hakekatnya merupakan alat untuk mencapai tujuan
pendidikan secara optimal. Apabila dikaitkan dengan pengertian manajemen
pendidikan pada hakekatnyamerupakan alat mencapai tujuan Adapun tujuan
pendidikan nasional yaitu[10]
untuk mengembangkannya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat,berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
Tujuan
pokok memperlajari Manajemen pendidikan adalah untuk memperoleh cara, tehnik,
metode yang sebaik-baiknya dilakukan, sehingga sumber-sumber yang sangat
terbatas seperti tenaga, dana, fasilitas, material maupun sepiritual guna
mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
Menurut
shrode dan voich (1974) tujuan utama Manajemen pendidikan adalah produktifitas
dan kepuasan. Mungkin saja tujuan ini tidak tunggal bahkan jamak atau rangkap,
seperti peningkatan mutu pendidikan/lulusannya, keuntungan/profit yang tinggi,
pemenuhan kesempatan kerja pembangunan daerah/nasional, tanggung jawab sosial.
Tujuan-tujuan ini ditentukan berdasarkan penataan dan pengkajian terhadap
situasi dan kondisi organisasi, seperti kekuatan dan kelemahan, peluang dan
ancaman.
Berdasarkan
pengertian teknis produktivitas dapat diukur dengan dua standar utama, yaitu
produktivitas fisik dan produktivitas nilai. Secara fisik, produktivitas diukur
diukur secara kuantitatif seperti banyaknya keluaran (panjang, berat, lamanya
waktu, jumlah). Sedangkan berdasarkan nilai, produktivitas diukur atas
dasar-dasar nilai-nilai kemampuan, sikap, prilaku, disiplin, motivasi, dan
komitmen terhadap pekerjaan/tugas.[11]
Secara rinci
tujuan manajemen pendidikan antara lain:
a.
Terwujudnya suasana belajar dan proses
pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM)
b.
Terciptanya peserta didik yang aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
c.
Tercapainya tujuan pendidikan secara efektif
dan efisien
d.
Terbekalinya tenaga kependidikan dengan teori
tentang proses dan tugas administrasi pendidikan
e.
Teratasinya masalah mutu pendidikan.
4. Fungsi
Manajemen Pendidikan
Dalam
proses Manajemen terlibat fungsi-fungsi pokok yang ditampilkan oleh seorang
manajer/pemimpin, yaitu perencanaan (planning), perngorganisasian (organizing),
pemimpinan (leading), dan pengawawan (controlling).
a.
Perencanaan (planning)
Perencanaan
ialah sejumlah kegiatanyang ditentukan sebelumnya untuk dilaksanakan pada suatu
periode tertentu dalam rangka mencapai tujuan yang ditetapkan. Perencanaan
menurut bintoro tjokroaminotoialah proses mempersiapkan kegiatan-kegiatan
secara sistematis yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Prajudi
atmosurodirdjo, mendefinisikan perencanaan ialah perhitungan dan penentuan
tentang sesuatu yang akan dijalankan dalam rangka mencapai tujuan tertentu,
siapa yang melakukan, bilamana, dimana, dan bagaimana cara melakukannya. SP.
Siagian mengartikan perencanaan sebagai keseluruhan proses permikiran dan
penentuan secara matang menyangkut hal-hal yang akan dikerjakan di masa datang
dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Y. Dior
berpendapat bahwa yang disebut perencanaan ialah suatu proses penyiapan
seperangkat keputusan untuk dilaksanakan pada waktu yang akan datang, yang
diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu.
Dari
pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa yang disebut perencanaan ialah
kegiatan yang akan dilaksanakan dimasa yang akan datang untuk mencapai tujuan.
Dari sini perencanaan mengandung unsur-unsur yaitu (1) sejumlah kegiatan yang
ditetapkan sebelumnya, (2) adanya proses (3) hasil
yang
ingin dicapai dan (4) menyangkut masa depan dalam waktu tertentu Perencanaan tidak
dapat dilepaskan dari unsur pelaksanaan dan pengawasan termasuk pemantauan,
penilaian, dan pelaporan. Pengawasan-pengawasan dalam perencanaan dapat
dilakukan secara preventif dan represif. Pengawasan preventif merupakan
pengawasan yang melekat dengan perencanaanya, sedangkan pengawasan represif
merupakan pengawasan fungsional atas pelaksanaan rencana, baik yang dilakukan
secara internal maupun secara eksternal oleh aparat pengawasan yang ditugasi.
Dengan
demikian perencanaan pendidikan adalah keputusan yang diambil untuk melakukan
tindakan selama waktu tertentu (sesuai dengan jangka waktu perencanaan) agar
penyele
nggaraan
sistem pendidikan menjadi lebih efektif dan efisien, serta menghasilkan lulusan
yang lebih bermutu, dan relevan dengan kebutuhan pembangunan.
b.
Perngorganisasian (organizing)
Kata
organisasi berasal dari bahasa latin, organum yang berarti alat, bagian,
anggota badan. Mooney, seorang eksekutif general motors dalam bukunya the
principle of organization (1947) mendefinisikan organisasi sebagai kelompok orang
atau lebih yang bergabung untuk mencapai tujuan tertentu. Untuk merancang
organisasi perlu memperhatikan empat prinsip yaitu, koordinasi, scalar,
fungsional dan staff.
Pengorganisasian
menurut handoko (2003) ialah (1) penentuan daya dan kegiatan yang dibutuhkan
untuk mencapai tujuan organisasi; (2) proses perencanaan dan pengembagan suatu
organisasi yang akan dapat membawa hal-hal tersebut kearah tujuan; (3)
penugasan tanggung jawab tertentu; (4) pendelegasian wewenang yang diperlukan
kepada individu-individu untuk melaksanakan tugas-tugasnya. Ditambahkan pula
oleh handoko (2003) pengorganisasian ialah pengaturan kerja bersama sumber daya
keuangan, fisik, dan manusia dalam organisasi. Pengorganisasian merupakan
penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber
daya yang dimilikinya, dan lingkungan yang melingkupinya.
Meskipun para ahli Manajemen memberikan
definisi berbeda-beda tentang organisasi, namun intisarinya sama yaitu bahwa
organisasi merupakan proses kerja sama dua orang atau lebih untuk mencapai
tujuan organisasi secara efektif termasuk organisasi pendidikan. Sedangkan
unsur-unsur dasar yang membentuk suatu organisasi adalah 1.Adanya tujuan
bersama yang telah ditetapkan 2.Adanya dua orang atau lebih/perserikatan
masyarakat 3.Adanya pembagian tugas-tugas yang diatur dengan hak, kewajiban dan
tanggung jawab 4.Ada kehendak untuk bekerjasama dalam mencapai tujuan secara
individu tujuan tidak dapat dicapai.
c.
Pemimpinan (leading)
Kepemimpinan
merupakan perilaku untuk mempengaruhi individu atau kelompok untuk melakukan
sesuatu dalam rangka tercapainya tujuan organisasi. Secara lebih sederhana
dibedakan antara kepemimpinan dan Manajemen, yaitu pemimpin mengerjakan sesuatu
yang benar (people who do think right), sedangkan menejer mengerjakan sesuatu
dengan benar (people do right think). Landasan inilah yang menjadi acuan
mendasar untuk melihat peran pemimpin dalam suatu organiasi. Pemimpin adalah
proses mempengaruhi aktivitas-aktivitas sebuah kelompok yang diorganisasi
kearah pencapaian tujuan.[12]
Pemimpin
pada hakekatnya adalah seseorang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi
perilaku orang lain dalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaan. Menurut stoner
(1988), semakin banyak jumlah sumber kekuasaan yang tersedia bagi pemimpin,
akan makin besar potensi kepemimpinan yang efektif. Sedangkan Gerungan
menyatakan bahwa setiap Pemimpin, sekurang-kurangnya memiliki tiga ciri, yaitu
(1) penglihatan sosial, (2) kecakapan berfikir, (3) keseimbangan emosi.
Sedangkan menurut J. Slikboer, pemimpin hendaknya memiliki sifat-sifat (1)
dalam bidang intelektual, (2) berkaitan dengan watak, (3) berhubungan dengan
tugasnya sebagai pemimpin. Ciri-ciri lain yang berbeda dikemukakan oleh ruslan
abdul ghani (1985) bahwa pemimpin harus mempunyai kelebihan dalam hal (1)
menggunakan pikiran, (2) rohani dan jasmani.
d.
Pengawasan (controlling)
Pengawasan
merupakan aktivitas yang mengusahakan agar pekerjaan dapat terlaksana sesuai
sesuai dengan rencana atau tujuan yang telah ditetapkan. Dengan kata lain
pengawasan adalah mengadakan penilaian sekaligus koreksi sehingga apa yang
telah direncanakan dapat terlaksana dengan benar.
Menurut
mudrick pengawasan merupakan proses dasar yang secara esensial tetap diperlukan
bagaimanapun rumit dan luasnya suatu organisasi. Proses dasarnya terdiri dari
tiga tahap
1)
menentukan standar pelaksanaan,
2)
pengukuran pelaksanaan pekerjaan dibandingkan
dengan standar dan
3)
menentukan kesenjangan (deviasi) antara
pelaksaan dengan standar dan recana.
Dalam
proses pengawasan setidaknya ada tiga fase yang harus ada dilalui dalam
pengawasan ini, yaitu (1) pemimpin harus menentukan atau menetapkan standar,
(2) evaluasi dan (3) corrective action, yakni mengadakan tindakan perbaikan
dengan maksud agar tujuan pengawasan itu dapat direalisir. Sedangkan tujuan
utama dari pengawan ini adalah mengusahkan agar apa yang direncanakan menjadi
kenyataan atau dapat terealisir.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
1. Pengertian
Manajemen : Kata Manajemen
berasal dari bahasa latin, yaitu kata manus dan Agree yang
berarti malakukan. Kata-kata itu digabung menjadi kata kerja manager yang
artinya menangani.
Managere
diterjemahkan dalam bahasa inggris dlam bentuk kata kerja to manage,dengan kata benda dengan
management, dan manager untuk orang yang melakukan kegiatan Manajemen. Akhirnya
Manajemen diterjemahkan dalam bahasa Indonesia menjadi Manajemen atau
pengelolaan.
2. Manajemen
Pendidikan : Istilah
Manajemen memiliki banyak arti, tergantung pada orang yang mengartikannya.
Istilah manajemen madrasah acapkali disandingkan dengan istilah administrasi
madrasah. Berkaitan dengan itu, terdapat tiga pandangan berbeda; pertama,
mengartikan lebih luas dari pada Manajemen (Manajemen merupakan inti dari
administrasi); kedua, melihat Manajemen lebih luas dari pada administrasi dan
ketiga, pandagan yang menggangap bahwa Manajemen identik dengan administrasi.
3.
Tujuan manajemen
pendidikan antara lain:
a.
Terwujudnya suasana belajar dan proses
pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM)
b.
Terciptanya peserta didik yang aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
c.
Tercapainya tujuan pendidikan secara efektif
dan efisien
d.
Terbekalinya tenaga kependidikan dengan teori
tentang proses dan tugas administrasi pendidikan
e.
Teratasinya masalah mutu pendidikan.
4.
Fungsi-fungsi
pokok yang ditampilkan oleh seorang manajer/pemimpin, yaitu perencanaan (planning),
perngorganisasian (organizing), pemimpinan (leading), dan pengawawan
(controlling).
B.
PENUTUP
Demikanlah makalah yang bisa kami sampaikan, semoga
menjadi bahan pembelajaran bagi kita khususnya dalam Manajemen Pendidikan. Atas
kekurangan mohon maaf. Semoga bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
E.
Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah; Konsep, Strategi Dan Implimentasi, Bandung:
Remaja Rosda Karya, 2004.
E.
Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung: PT. Remajda Rosda
Karya, 2005.
Husaini
Usman, Manajemen Teori, Praktik,Dan Riset Pendidikan, Bumi Aksara,
Jakarta, 2006.
Malayu
S.P Hasibuan, Manajemen Dasar, Pengetian, Dan Masalah Jakarta :CV. Haji
Mas Agung, 1990.
Made
Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia, PT. Bina Aksara, Jakarta, 1988.
Muhammad
Bukori, Dkk, Azas-zas Manajemen, Aditya Media, Yogyakarta, 2005.
UU
Sisdiknas No. 20 Tahun 2003.
[1] Husaini
Usman, Manajemen Teori, Praktik,Dan Riset Pendidikan, Bumi Aksara,
Jakarta, 2006. hlm. 3
[2] Malayu S.P
Hasibuan, Manajemen Dasar, Pengetian, Dan Masalah Jakarta :CV. Haji Mas
Agung, 1990. hlm 3.
[4] E.
Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah; Konsep, Strategi Dan Implimentasi, Bandung:
Remaja Rosda Karya, 2004. hlm 19.
[9] Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia, PT.
Bina Aksara, Jakarta, 1988, hlm 3.
[10] UU
Sisdiknas No. 20 Tahun 2003,
[12] Muhammad
Bukori, Dkk, Azas-Azas Manajemen, Aditya Media, Yogyakarta, 2005, Hal: 50
0 komentar: