Lingkungan Pendidikan
LINGKUNGAN
PENDIDIKAN
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata
Kuliah : Hadist Tarbawi
Dosen Pengampu : Alfi Nikmah,
M.Pd.I
B-ELK Semester Genap
Disusun oleh:
Ahmad Muthohar (1510120046)
Khoerul Muarif (1510120051)
Muhammad Fauzan (1510120073)
SEKOLAH
TINNGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN
TARBIYAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
TAHUN
2016/2017
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Lingkungan
pendidikan Islam merupakan karakter pendidikan yang semstinya diberlakukan
secara nasional di negara kita. Islam adalah manhaj Rabbani yang sempurna,
tidak membunuh fitrah manusia, dan diturunkan untuk membentuk pribadi yang
sempurna dalam diri manusia artinya, pendidikan Islam dapat membentuk pribadi
yang mampu mewujudkan keadilan ilahiah dalam komunitas manusia serta mampu
mendayagunakan, sebab bagaimanapun bila berbicara
tentang lembaga pendidikan sebagai wadah berlansungnya pendidikan maka
tentunya akan menyangkut masalah lingkungan dimana pendidikan tersebut
dilaksanakan. Berbicara lingkungan pendidikan Islam berarti kita akan berbicara
keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Lingkungan
yang nyaman dan mendukung terselenggaranya suatu pendidikan amat dibutuhkan dan
turut berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pendidikan yang
diinginkan. Demikian pula dalam sistem pendidikan Islam, lingkungan harus
diciptakan sedemikian rupa sesuai dengan karakteristik pendidikan Islam itu
sendiri.
KI Hajar Dewantara menganggap
ketiga lembaga pendidikan tersebut sebagi tripusat pendidikan maksudnya tiga
pusat pendidikan yang secara bertahap dan terpadu mengembang suatu tanggung
jawab pendidikan bagi generasi mudanya.[1]
Dari urian diatas dapat diketahui bagaimana pentingnya Lingkungan terhadap
terjadinya proses pendidikan terutama pendidikan Islam. Makanya kita akan
menguraikan makalah ini yang berjudul “Lingkungan Pendidikan Islam”.
B.
Rumusan Masalah
Dari pemaparan diatas kita
mendapatkan beberapa rumusan masalah, yaitu:
1. Bagaimana
hadis tentang lingkungan pendidikan?
2. Apa
pengertian lingkungan pendidikan islam?
3. Apa
macam-macam lingkungan pendidikan islam?
4. Mengapa
dalam kajian hadist tarbawi lingkungan sangat penting untuk dikaji dan bagaimana
peran lingkungan dalam pendidikan islam?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hadist
ٲخبرنا الحسين
بن عبدالله بن يزيدالقطان, حدثنا ادم حدثنا موس بن مروان الرقي, حدثنا مبشر بن ٳسماعيل,عن الاوزاعي, عن الزھري, عن حميد بن عبد الرحمن, عن ٲبي
ھريرۃ عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : كل
مولود يولد على الفطرة فٲبواه ٲن يھودانه ٲوينصرانه اويمخسانه
A.1.
Mufrodat
مولود :
dilahirkan
الفطرۃ : fitrah
ٲن يھودانه : iyahud
ينصرانه : nasrani
يمخسانه : majusi
الفطرۃ : fitrah
ٲن يھودانه : iyahud
ينصرانه : nasrani
يمخسانه : majusi
A.2.
Terjemah
“
Diriwayatkan dari Abu Hurairah ia berkata: Sesungguhnya Rasulullah SAW
bersabda; Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah maka orang tuanyalah yang
akan menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi”.
A.3. Asbabul Wurud
Dari aswad
katanya: aku mendatangi rasulullah dan aku ikut perang bersamanya. Kami
memperoleh kemenangan namun pada hari itu orang-orang terus saling berbunuhan
sehingga merekapun membunuh anak-anak. Halitu disampaikan kepada rasulullah,
maka rasulullah bersabda: “ keterlaluan, sampai hari ini mereka masih saling
membunuh sehingga banyak anak-anak terbunuh”. Berkatalah seorang laki-laki: “
ya rasulullah, mereka adalah anak orang-orang musyrik” kata rasulullah;‘
ketahuilah, sesungguhnya penopang kami adalah orang-orang musyrik itu.Jangan
membunuh keturunan, jangan membunuh keturunan”. Kemudian beliaupun bersabda: “
setiap anak dilahirkan, dilahirkan di atas fitrah ( suci). maka senantiasa ia
berada dalam keadaan suci, sampai lidahnya berbicara. kedua orang tuanyala yang
menjadikannya yahudi atau nasrani atau majusi”.
B. Pengertian lingkungan pendidikan Islam
Pengertian lingkungan menurut Sartain ( ahli pisikolog Amerika ) yang dimaksud
dengan lingkungan yaitu meliputi kondisi dan alam dunia yang dengan cara-cara
tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan perkembangan atau life
processes.[2]
Pengertian lingkungan menurut Zakiah Darajat mencakup iklim dan geografis,
tempat tinggal adat istiadat, pengetahuan pendidikan dan alam. dengan kata lain
lingkungan ialah segala sesuatu yang tampak dan terdapat dalam alam kehidupan
yang senantiasa berkembang, ia adalah seluruh yang ada, baik manusia maupun
benda buatan manusia atau alam yang bergerak, kejadian-kejadian atau
hal-hal yang mempunyai hubungan dengan seseorang.[3]
Menurut Abuddin Nata bahwa Lingkungan pendidikan islam adalah suatu institusi
atau lembaga dimana pendidikan itu berlansung yang terdapat didalamnya
ciri-ciri keislaman yang memungkinkan terselenggaranya pendidikan islam dengan
baik.[4]
Menurut Milieu, yang dimaksud
lingkungan ditinjau dari perspektif pendidikan Islam adalah sesuatu yang ada
disekeliling tempat anak melakukan adaptasi, meliputi:
1. Lingkungan
alam, seperti udara, daratan, pegunungan, sungai, danau, lautan, dsb.
2. Lingkungan
Sosial, seperti rumah tangga, sekolah,dan masyarakat.
Kihajar Dewantara mengartikan
lingkungan dengan makna yang lebih simple dan spesifik. Ia mangatakan
bahwa apa yang dimaksud dengan lingkungan pendidikan berada dalam 3 pusat
lembaga pendidikan yaitu:
1. Lingkungan
keluarga
2. Lingkungan
Sekolah
3. Lingkungan
Organisasi pemuda atau kemasyarakatan.[5]
Menurut Drs.Abdurrahman Saleh ada
tiga macam pengaruh lingkungan pendidikan terhadap keberagaman anak, yaitu:
1. Lingkungan
yang acuh tak acuh terhadap agama. Lingkungan semacam ini adakalanya
berkebaratan terhadap pendidikan agama, dan adakalanya pula agar sedikit tahu
tentang hal itu.
2. Lingkungan
yang berpegang teguh kepada tradisi agama tetapi tanpa keinsyafan batin.
Biasanya lingkungan demikian menghasilkan anak-anak beragama yang secara
tradisional tanpa kritik atau beragama secara kebetulan.
3. Lingkungan
yang memiliki tradisi agama dengan sadar dan hidup dalam kehidupan agama.
Lingkungan ini memberikan motivasi (dorongan) yang kuat kepada anak untuk
memeluk dan mengikuti pendidikan agama yang ada.[6]
Dari uraian tersebut di atas dapat
diambil kesimpulan bahwa lingkungan pendidikan itu dapat dibedakan menjadi tiga
macam, yaitu:
1. Pengaruh
lingkungan positif
2. Pengaruh
lingkungan negative
3. Pengaruh
netral
D.
Pentingnya pendidikan dan peran
lingkungan terhadap pendidikan islam
Pendidikan memang sangat berperan
penting dalam kehidupan ini terutama dikehidupan dunia harus punya ilmu dunia,
dan untuk menuju akhirat diperlukan ilmu akhirat pula. Sejak manusia lahir
kedunia ini sudah membutuhkan pendidikan dari pendidikan berjalan dll,yang
diajari keluarganya, hingga tumbuh dewasa meniru orang disekitarnya,oleh karena
itu lingkungan sangat berperan dalam proses pembelajaran.
Berikut
ini merupakan peran lingkungan dari beberapa lingkungan yaitu:
a)
Lingkungan Keluarga
Keluarga adalah lingkungan utama yang dapat membentuk watak dan karakter
manusia. Keluarga adalah lingkungan pertama dimana manusia melakukan komunikasi
dan sosialisasi diri dengan manusia lain selain dirinya. Di keluarga pula
manusia untuk pertama kalinya dibentuk baik sikap maupun kepribadiannya.
Lembaga pendidikan keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama,
karena didalam keluarga inilah tempat meletakkan dasar-dasar kepribadian anak.
Dalam ajaran Islam telah dinyatakan oleh Nabi Muhammad Saw dalam sabdanya
yang berbunyi:
كلّ مولودٍ يولد على الفطرة وانّما ابواه يمجّسا نه او يهـوّ
دانه او ينصّرانه
Artinya: “Setiap anak dilahirkan atas dasar fitrah,maka sesungguhnya
kedua orang tuanyalah yang menjadikan dia Majusi, Yahudi dan Nasrani”
Berdasarkan hadist tersebut, jelaslah bahwa orang tua memegang peranan
penting dalam membentuk kepribadian anak didik. Anak dilahirkan dalam keadaan
suci, adalah menjadi tanggung jawab orang tua untuk mendidiknya.[7]
Dalam hal ini Allah berfirman:
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari siksa api neraka…..(at-Tahrim:6)
Disinilah letak tanggung jawab orang tua untuk mendidik anak-anaknya,
karena anak adalah amanat Allah yang diberikan kepada kedua orang tua yang
kelak akan diminta pertanggung jawaban atas pendidikan anak-anaknya.
Dalam hadist lain juga disebutkan
علٍّموا اولادكم السباحـة والرّيامـة (رواه الزيلني)
Artinya “Ajarilah anak-anakmu
berenang dan memanah” (HR. Zailani)
Yang dimasud dengan berenang dan memanah dalam hadist ini adalah
kewajiban orang tua untuk mendidiknya dalam pendidikan agama dan pendidikan
umum, termasuk di dalamnya adalah pendidikan keterampilan. Keluarga dalam
perspektif pendidikan Islam memiliki tempat yang sangat strategis dalam
pengembangan kepribadian hidup seseorang. Baik buruknya kepribadian seseorang
akan sangat tergantung pada baik buruknya pelaksanaan pendidikan Islam di
keluarga.
Fungsi keluarga dalam kajian lingkungan pendidikan sebagai institusi
sosial dan institusi pendidikan keagamaan.
1)
Keluarga sebagai Institusi Sosial
Orang tua berkewajiban untuk mengembangkan fitrah dan bakat yang
dimilikinya. Pendidikan dalam perspektif ini, tidak menempatkan anak sebagai
objek yang dipaksa mengikuti nalar dan kepentingan pendidikan, tetapi
pendidikan anak berarti mengembangkan potensi dasar yang dimiliki anak yang
dimaksud. Dalam Islam, potensi yang dimaksud cenderung pada kebenaran. Karena
ia cenderung pada kebenaran, maka orang tua dituntut untuk mengarahkannya.[8]
Menurut M. Noorsyam telah menunjukkan bahwa keluarga pada
hakekatnya berperan sebagai inetitusi sosial. Keluarga menjadi bagian dari masyarakat
dan Negara. Tanggung jawab sosial dalam keluarga, akan menjadi kesadaran bagi
perwujudan masyarakat yang baik.
Keluarga merupakan lingkungan sosial yang pertama.Di lingkungan ini anak
akan diperkenalkan dengan kehidupan sosial. Adanya interaksi antara anggota
keluarga yang satu dengan keluarga yang lainnya menyebabkan ia menjadi bagian
dari kehidupan sosial.
2)
Keluarga sebagai Institusi
Pendidikan/Keagamaan
Pada prinsipnya Islam mengakui pada diri manusia terdapat potensi untuk
berbuat baik sekaligus berbuat jahat. Sehingga Islam berusaha mengarahkan
potensi tersebut dalam koridor agama, usaha ke arah tersebut bukan hanya
perpindahan sejumlah teori ilmu pengetahuan, tapi lebih dari itu juga adalah
penanaman nilai-nilai moral. Sejalan dengan itu, hakekat pendidikan pada
dasarnya adalah mewariskan nilai-nilai Islami yang menjadi penuntun dalam
melakoni aktivitasnya yang sekaligus sarana untuk membentuk peradaban manusia.
Manusia adalah satu-satunya mahluk yang dapat dididik dan membutuhkan
pendidikan. Dalam perspektif Islam, yang jauh lebih penting lagi adalah
bagaimana orang tua membantu perkembangan psikologis dan intelektual anak.
Aspek ini membutuhkan kasih sayang, asuhan dan perlakuan yang baik. Termasuk
yang jauh lebih penting lagi adalah peran orang tua menanamkan nilai-nilai
keagamaan dan keimanan anak. Model pendidikan keimanan yang diberikan orang tua
kepada anak, dituntut agar lebih dapat merangsang anak dalam melakukan contoh
perilaku orang tua (uswatun hasanah).
Suatu kehidupan yang baik sesuai dan tetap menjalankan agama yang
dianutnya merupakan persiapan yang baik untuk memasuki pendidikan sekolah oleh
karena melalui suasana keluarga yang demikian itu tumbuh dan berkembang secara
wajar keserasian yang pokok harus terbina adalah keserasian anatara ibu dan
ayah, yang merupakan komponen pokok dalam setiap keluarga seorang ibu
secara intuisi mengetahui alat-alat pendidikan apa yang baik dan dapat
digunakan sifatnya yang lebih halus dan perasa iru adalah unsur yang paling
melengkapi dan isi mengisi yang membentuk suatu keserasian dan keseimbangan
dalam kehidupan suatu keluarga.[9]
b)
Lingkungan Sekolah
Pada dasarnya sekolah merupakan
suatu lembaga yang membantu bagi terciptanya cita-cita keluarga dan masyarakat
, khususnya masyarakat Islam dalam bidang pengajaran yang tidak dapat
secara sempurna dilakukan dalam rumah dan masjid. Bagi ummat Islam , lembaga
pendidikan yang dapat memenuhi harapan ialah lembaga pendidikan Islam , artinya
bukan sekedar lembaga yang didalamnya diajarkan agama Islam , melainkan suatu
lembaga pendidikan yang secara keseluruhan bernafaskan Islam hal itu hanya
mungkin terwujud jika terdapat keserasian antara rumah dan sekolah dalam
pandangan keagamaan.
Dalam hadist dikatakan bahwa :
اطلب العلم الى الاهد من المهدى
“carilah ilmu dari gendongan sampai
keliang lahat”,
Hadist ini menyuruh kita untuk selalu belajar menuntut ilmu samapai akhir
hayat kita,oleh karena itu peran sekolah sangat penting. Sekolah merupakan
lingkungan artifisial yang sengaja dibentuk guna untuk mendidik daan membina
generasi muda ke arah tujuan tertentu,terutama untuk membekali anak dengan
pengetahuan dan kecakapan hidup ( life skill) yang dibutuhkan kemudian
hari. Sebagai lembaga pendidikan, sekolah mempunyai pengaruh yang cukup besar
terhadap perkembangan anak-anak dan remaja.[10]
Anak-anak dari keluarga muslim yang bersekolah sesungguhnya secara
serempak hidup dalam tiga lingkungan , yaitu keluarga, Masjid dan sekolah.
ketiga unsur itu harus serasi dan saling mengisi dalam membentuk kpribadian
anak didik.
Sekolah dan pengaruhnya terhadap pendidikan dalam perkembangannya, sekolah
baru dapat didirikan seperti sekarang setelah melampauhi periode yang cukup
panjang. pengetahuan awal seorang anak bermula dari orang tua dan masyarakat
yang secara tidak langsung memberikan berbagai pengetahuan dasar , walaupun
tidak sistematis dan seterusnya . Berikut beberapa periode perkembangan sekolah
:
1.
Sekolah pada zaman Rasulullah Saw
Kondidsi aktivitas persekolahan baru mengalami perubahan yang berarti
ketika Islam lahir bagi bangsa Arab. Mesjid merupakan sekolah pertama yang
bersifat umum dan sistematis dimesjidlah anak-anak dan orang dewasa , baik laki-laki
maupun perempuan , menuntut ilmu digunakan oleh kaum fakir miskin untuk
berlindung dari dinginnya udara malam sambil belajar agama dan kedamaian ,
dengan demikian mesjid tetap di fungsikan untuk dua kepentingan yang satu sama
lain salin menunjang dan saling menyempurnakan hingga datang masa kekhalifahan
umar bin khattab yang membangu tempat khusus untuk menuntut ilmu anak
anak disudut mesjid sejak zaman itulah pendidikan anak mulai tertata.
Hari jumat merupakan hari libur mingguan sebagai waktu menyiapkan shalat
jumat, libur jum’at itu merupakan usulan dari amirul mukminin Umar bin Khattab.
Demikianlah pendidikan disandarkan pada upaya tertentu yang dilaksanakan
oleh individu-individu yang teratur mesjid menjadi pusat pengajian yang
didalamnya terdapat kelompok-kelompok studi.
2.
Sekolah Periode Abbasiah
Setelah
kekhalifahan Abbasiyah berpinda dari satu priode keperiode selanjutnya
banyak Negara kecil yang berhasil melepaskan diri dari kekuasaan khalifah
Abbasiyah mereka mulai membangun tempat-tempat pengkajian ilmu atau
madrasah dengan sistem internal dan setiap lokal madrasah memuat sepuluh orang
siswa di Damaskus saja, kita akan menemukan sekitar 300 madrasah yang
dibangun di buykit-bukit.
Sistem pengajaran madrasah tetap memiliki otonomi sendiri , setelah
berpusat kepihak lain mereka bebas menetukan sistem kurikulum , penggunaan
referensi, maupun penggunaan metode pengajaran hubungan madrasah dengan pemerintah
hanya menyangkut masalah pendanaan melalui pemberian wakap atau hibah tampa
campur tangan urusan sistem atau kurikulum , pihak pemerintah sudah mempercayai
kualitas dan keberadaan para ulama baik itu ulama sebagai penyelenggara maupun
ulama sebagai pengajar .
3.
Sekolah zaman moderen
Terselenggaranya sekolah moderen , seperti yang kita lihat dewasa ini,
lebih disebabkan oleh adanya perubahan sistem kehidupan politik artinya Negara
merasa perlu mengurus Rakyat dan memandang dirinya bertanggung jawab terhadap
seluruh masalah pangan sumber rezki ,kekayaan , kecenderungan politik dan
organisasi kemasyarakatan yang berkaitan dengan keamanan , kestabilan
perwujudan kemerdekaan , kemuliaan para pejabat Negara, serta kehormatan negara
itu sendiri , dimata Negara lain. seluruh persoalan tersebut ditumpukkan pada
pendidikan dan pengajaran sehingga mereka mendefenisikan bahwa pendidikan dapat
mengembangkan dan menambah harta anggota masyarakat .
Sekolah
Islam tetap berpegang pada tujuan pundamental ,yaitu merealisasikan pendidikan
Islam , demi terwujudnya ketaatan kepada Allah swt. disekolah tersebut
berkiprah individu, yang bertanggung jawab pada tujuan tersebut.[11]
3.1.
Mamfaat sekolah moderen
Dalam konsep Islam, funsi utama sekolah adalah sebagai media analisis
pendidikan berdasarkan tujuan pemikiran ,aqidah dan syariat demi terwujudnya
penghambaan diri kepada Allah serta sikap mengesakan Allah dan mengembangkan
segala bakat atau potensi manusia sesuai fitrahnya, sehingga manusia terhindar
dari berbagai penyimpangan
fungsi fundamental pendidikan Islam melalui sekolah meliputi hal-hal
sebagai berikut :
1. Fungsi
penyederhanaan dan penyimpulan , penyederhanaan pemahaman itu membutuhkan
penerapan ilmu pengetahuan tentang berbagai hal yang kemudian disarrikan dalam
betuk hukum , kaidah atau perinsip, yang mudah dipahami oleh anak.
2. Fungsi penyucian
dan pembersihan
3. Fungsi
memperluas wawasan dan pengalaman anak didik melalui teransfer tradisi
4. Fungsi
mewujudkan keterikatan, integrasi homogenitas, dan keharmonisan antar siswa.
5. Fungsi
penataan dan validasi sarana pendidikan
6. Fungsi
penyempurna tugas keluarga dalam pendidikan[12]
Kemudian lembaga pendidikan yang melaksanakan pembinaan pendidikan
dan pengajaran dengan sengaja, teratur dan terencana adalah sekolah ,
pendidikan dan pengajaran tersebut adalah orang-orang yang telah dibekali
dengan pengetahuan tentang anak didik, dan memiliki kemampuan untuk
melaksanakan tugas kependidikan, lembaga pendidikan yang dimaksud antara lain:
1.
Taman kanak-kanak
2.
Sekolah dasar
3.
Sekolah lanjutan
4.
Perguruan Tinggi[13]
c)
Lingkungan masyarakat
a. Tanggung jawab masyarakat dalam pendidikan
Didalam sebuah kehidupan proses terjadinya pendidikan bkan hanya lewat
lembaga ataupun pondok pesantren saja,melainkan masyarakat pun menjadi kunci
utama untuk mewujudkan sebuah pendidikan karena kita hidup itu tidak
sendiri,masih membutuhkan bantuan dari orang lain.
Dalam hadis dijelaskan bahwa :
حدثنا عبد الرزاق,
أخبرنا داود بن قيس, عن أبي سعيد, مولى عبد الله بن عامر, قال: قال رسول الله صلى
الله عليه وسلم: "لا تحاسدوا, ولا تناجشوا, ولا تباغضوا, ولا تدابروا, ولا
يبع أحدكم على بيع أخيه, وكونوا عباد الله إخوانا, المسلم أخو المسلم, لا يظلمه
ولا يخذله ولايحقره, التّقوى ههنا - (وأشار بيده إلى صدره ثلاث مرات ) - .
حسب امرئ مسلم من الشر أن يحقر أخاه المسلم, كل المسلم على المسلم حرام: دمه,
وماله, وعرضه" – أحمد.
Artinya,” Janganlah saling menghasud, janganlah saling mencari
kessalahan ,janganlah saling membenci, janganlah saling membelakangi,
janganlah salah seorang dari kalian menjual atas dagangan saudaranya, jadilah
kalian hamba-hamba allah yang bersaudara, seorang muslim adalah saudara muslim
yang lain, janganlah dia mendzhaliminya, janganlah dia merendahkannya,
janganlah dia menghinanya, sesungguhnya taqwa itu ada di sini(seraya nabi
memberi isyarat dengan meletakkan tangannya di dadanya sebanyak tiga kali),
telah cukup keburukan seorang muslim yang menghina saudara muslimnya, setiap
muslim diharamkan atas muslim lainnya, darahnya, hartanya dan harga dirinya.
(H.R. Ahmad).
Untuk menjadi masyarakat yang
baik agar pembiasaan yang tertransfer itu baik maka perlu adanya karakter yang baik dari setiap individu, hendaknya setiap
iindividu menghormati individu yang lain dengan berusaha menjaga hubungan yang
baik. Maka haruslah menghindari hasud (iri, dengki), saling curiga, saling
berpaling, mengganggu hak orang lain, dan itu semua membutuhkan tanggung jawab yang
besar yang harus dimiliki setiap insan dimasyarakat.
Tanggung jawab masyarakat terhadap pendidikan mempunyai beberapa perkara
dan cara yang dipandang merupakan metode pendidikan masyarakat yang utama ,
cara yang terpenting adalah :
Pertama : Allah menjadikan masyarakat sebagai penyurh kebaikan dan
pelarang kemungkaran sebagai mana di isyaratkan Allah dalam firmannya :
“ Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan ummat yang menyeru pada
kebajikan ,menyuru pada yang ma’ruf dan mencegah pada yang mungkar merekalah
orang-orang yang beruntung. “ ( Ali imran : 110 )
Kedua : Dalam Masyarakat Islam seluruh anak-anak dianggap anak sendiri
atau anak saudaranya sehingga ketika memanggil seorang anak , siapapun dia
mereka akan memanggilnya dengan “ Hai anak saudaraku ! “ , dan sebaliknya
setiap anak-anak atau remaja akan memanggil setiap orang tua dengan panggilan “
Hai Paman !“ hal itu terwujud berkat pengalaman firman Allah dalam
surat al-hujrat : 10
Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara,“ semenjak terbitnya
fajar Islam, kaum muslimin telah merasakan tanggung jawab bersama untuk
mendidik generasi muda” bersumber dari sahabat anas , Al- Bukhari meriwayatkan
masalah tersebut :
Dahulu aku menjadi pelayan Nabi saw. Aku selalu masuk rumah tampa izin .
Suatu hari aku dataang , maka beliau bersabda : Hai anakku, bagai mana kamu ini
, jangan sekali-kali kamu masuk tampa meminta izin . “ Dari gambaran diatas ,
Rasulullah saw. telah mengajari Anas untuk meminta izin dan memanggilnya dengan
rasa kekeluargaan “ Wahai anakku ! “
ketiga : Untuk menghadapi orang-orang yang membiasakan dirinya berbuat
buruk , Islam membina mereka melalui salah satu cara membina dan mendidik
manusia, yaitu kekerasan atau kemarahan .
Keempat : Pendidikan kemasyarakatan dapat juga dilakukan melalui kerja
sama yang utuh karena bagai manapun , msyarakat muslim adalah adalah masyarakat
yang padu. Rasulullah saw. bersabda : “ Kamu melihat kaum mukmin didalam salin
mengasihi dan salimn menyayangi , seperti halnya tubuh , jika salah satu
anggota tubuh mengeluh sakitmaka anggota tubuh lainnya turut
merasakannya. “ ( HR. Buhari )
Kelima :Pendidikan kemasyarakatan bertumpu pada landasan afeksi
masyarakat, khususnya rasa salin mencintai . dalam diri generasii muda ,
perasaan cinta tumbuh seiring dengan kasih sayang yang diberikan orang tua
kepada anak-anaknya sehingga mereka memiliki kesiapan untuk mencintai orang
lain.
Keenam :Pendidikan masyarakat harus mampu mengajak generasi muda untuk
memilih teman dengan baik dan berdasarkan ketakwaan kepada Allah. sesuai
fitrahnya, kaum remaja, terutama generasi muda yang sudah akil balig akan
cenderung untuk menyukai orang lain dan berbaur dalam suasana mereka.[14]
A.
Kesimpulan
Lingkungan pendidikan dibagi
menjadi tiga yaitu : keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat. Lingkungan
pendidikan Islam berarti kita mempersoalkan lingkungan Rumah tangga, sekolah,
dan masyarakat ketiga lembaga tersebut merupakan suatu kesatuan yang turut
memberikan distribusi dan mempengaruhi terlaksananya pendidikan pada umumnya
dan lingkungan Islam pada khususnya namun secara mendasar lembaga pendidikan
Islam.
Lingkungan Keluarga adalah
lingkungan utama yang dapat membentuk watak dan karakter manusia. Keluarga
adalah lingkungan pertama dimana manusia melakukan komunikasi dan sosialisasi
diri dengan manusia lain selain dirinya. Di keluarga pula manusia untuk
pertama kalinya dibentuk baik sikap maupun kepribadiannya.
Lingkungan
sekolah merupakan suatu lembaga yang
membantu bagi terciptanya cita-cita keluarga dan masyarakat , khususnya
masyarakat Islam dalam bidang pengajaran yang tidak dapat secara sempurna
dilakukan dalam rumah dan masjid. Bagi ummat Islam , lembaga pendidikan yang
dapat memenuhi harapan ialah lembaga pendidikan Islam , artinya bukan sekedar
lembaga yang didalamnya diajarkan agama Islam , melainkan suatu lembaga
pendidikan yang secara keseluruhan bernafaskan Islam hal itu hanya mungkin
terwujud jika terdapat keserasian antara rumah dan sekolah dalam pandangan
keagamaan.
Lingkungan pendidikan masyarakat adalah suatu lingkungan dimana ada
sekelompok masyarakat yang bnayak yang di dalamnya berlaku suatu kesatuan visi
yang telah mereka sepakati bersama. Lingkungan pendidikan masyarakat lebih luas
dari lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah. Oleh karena itu pendidikan
dalam lingkungan masyarakat dapat berfungsi sebagai pelengkap
(complement), pengganti(subtitute) dan tambahan (supplement) terhadap
pendidikan yang diberikan oleh lingkungan yang lain.
B. Saran
Apabila dalam penyusunan makalah
ini ada kata maupun kesalahan dalam penulisan, kami mohon arahan maupun
bimbingannya karna dalam pembuatan makalah ini tidak luput dari kesalahan.
DAFTAR PUSTAKA
Hasbullah,
Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan (Cet, II;Jakarta: Raja Grafindo Persada,
1999).
Zakiah Daradjat dkk ,
Ilmu pendidikan Islam, (cet,.III; jakarta: Bumi
Aksara,1995).
Habuddin Nata, Filsafat
Pendidikan Islam ( cet.I; Jakarta: Logos Wacana Ilmu,
1997).
Sama’un Bakry, Menggagas
Konsep Ilmu Pendidikan Islam, (Cet, ;Bandung:
Pustaka bani quraisy, 2005).
Abdurrahman saleh,
Didaktik dan Methodik Pendidikan Agama, ( Cet,I ;Jakarta:
Bulan Bintang, 1969).
Zuhairini, dkk, Filsafat
Pendidikan Islam,(Jakarta: Bumi Aksara,1992).
Hasan Langgulung, Manusia
dan Pendidikan suatu analisa psikologidan
pendidikan , (Cet, III; Jakarta:
PT. Al- Husna Zikra, 1995).
Desmita,Psikolgi
Perkembangan Peserta Didik,(Cet, I; Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya,2009).
Abdurrahman
Annahlawi, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah , Masyarakat,
(Jakarta: Gema Insani press, 1996).
Zakiah
Daradjat, Pendidikan Islam dalam keluarga dan sekolah, (cet, II;
jakarta:
Ruhama 1995).
[1] Hasbullah,
Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan (Cet, II;Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999),
hlm. 37-38.
[5] Sama’un Bakry, Menggagas
Konsep Ilmu Pendidikan Islam, (Cet, ;Bandung: Pustaka bani quraisy, 2005),
hlm. 97.
[6] Abdurrahman saleh,
Didaktik dan Methodik Pendidikan Agama, ( Cet,I ;Jakarta: Bulan Bintang,
1969), hlm. 77-78.
[9] Hasan Langgulung , Manusia
dan Pendidikan suatu analisa psikologidan pendidikan , (Cet, III; Jakarta:
PT. Al- Husna Zikra, 1995), hlm. 376-377.
[10] Desmita,Psikolgi
Perkembangan Peserta Didik,(Cet, I; Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2009),
hlm. 232.
[11] Abdurrahman
Annahlawi, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah , Masyarakat, (Jakarta:
Gema Insani press, 1996), hlm. 146-151.
[12] Ibid,hlm. 152-153.
[13] Zakiah
Daradjat, Pendidikan Islam dalam keluarga dan sekolah, (cet, II;
jakarta: Ruhama 1995) hlm, 77 – 94.
[14] Abdurrahman An
Nahlawi, Op. Cit, hlm, 176- 185.
0 komentar: