Apa Saja Nama Darah Yang Keluar Dari Kemaluan Seorang Wanita?
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata
Kuliah : Fikih II (Ibadah)
Dosen pengampu :
B1-ELK
Semester Genap
Disusun oleh :
1. Khoirul Muarif (1510120051)
2. Rian Devi Anggraini (15101200..)
3. Winda (15101200..)
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN TARBIYAH PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM
TAHUN 2016/2017
BAB
I
HAID
A. Pengertian
Haid
Haid
atau yang di sebut dengan menstruasi secara bahasa berarti mengalir, sedangkan
menurut arti syara’ haidl adalah darah yang keluar dari rahim wanita melalui
alat kelamin wanita yang sudah mencapai usia 9 tahun kurang 16 hari kurang
sedikit (Tahun Hijriyyah) penghitungan 9 tahun dengan tanggalan/tahun hijriyyah
bukan masehi, sebab selisihnya akan sangat banyak sekali. 1 Tahun Hijriyyah =
354 hari 8 jam 48 menit ( kurang lebih ) 1 Tahun Masehi = 365 Hari 6 jam
tinggal dikalikan selisihnya dalam kurun 9 tahun, dan keluar Secara alami bukan
disebabkan melahirkan atau suatu penyakit. Dengan demikian darah yang keluar
ketika wanita belum berumur 9 tahun kurang 16 hari kurang sedikit atau
disebabkan penyakit ataupun disebabkan melahirkan, tidak dinamakan darah haidl
B. Dalil Haid
Haid
adalah kodrat wanita yang tidak bisa dihindari dan sangat erat kaitannya dengan
ibadahnya sehari hari. Alloh berfirman dalam surat al-Baqarah ayat 222:
“mereka
bertanya kepadamu tentang haidl katakan haidl adalah suatu kotoran, oleh sebab
itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haidl dan janganlah
kamu mendekati mereka sebelum mereka suci apabila mereka telah suci maka
campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Alloh kepadamu sesungguhnya
Alloh menyukai orang-orang yang mensucikan diri”.
Dan
hadits nabi : “ini (haidl) merupakan sesuatu yang telah ditaqdirkan Alloh
kepada cucu-cucu wanita Adam (HR Bukhari dan muslim)
Hukum
belajar ilmu haid a.Fardlu ‘ain atas wanita yang sudah baligh b.Fardlu kifayah
atas orang laki-laki.
Tanda-Tanda
Baligh Seorang anak dihukumi baligh apabila sudah memenuhi salah satu dari 4
tanda di bawah ini 1.Genap berumur 15 tahun Hijriah bagi laki-laki atau
perempuan. 2.Keluar sperma pada usia minimal 9 tahun Hijriah, bagi laki-laki
atau perempuan. 3.Haidl. 4.Hamil/melahirkan..
Batas
Usia Wanita Haid Minimal usia wanita mengeluarkan darah disebut darah haidl
adalah 9 tahun qomariyah kurang 16 hari kurang sedikit, yaitu kurangnya waktu
yang cukup untuk minimal suci dan minimal haidl. Sehingga jika ia mengeluarkan
darah kurang dari usia tersebut, maka darah yang keluar tidak disebut darah
haidl namun disebut darah istihadloh (penyakit). Bila darah yang keluar
sebagian pada usia haidl dan sebagian pada sebelum usia haidl, maka darah yang
dihukumi haidl hanyalah darah yang keluar pada usia haidl. Contoh: wanita
usianya 9 tahun kurang 20 hari, mengeluarkan darah selama 10 hari, maka darah
yang 4 hari pertama lebih sedikit dihukumi istihadloh, sedangkan yang 6 hari
kurang sedikit dihukumi darah haidl.
Ketentuan darah
haid Darah yang keluar dihukumi darah haidl apabila memenuhi 4 syarat:
Keluar
dari wanita yang usianya minimal 9 tahun kurang 16 hari kurang sedikit. Darah
yang keluar minimal sehari semalam jika keluar terus menerus, atau berjumlah 24
jam jika keluar terputus putus dan masih pada waktu 15 hari dari keluarnya
darah yang pertama. Tidak lebih 15 hari 15 malam jika keluar terus menerus.
Keluar setelah masa minimal suci, yakni 15 hari 15 malam dari haidl sebelumnya.
Dari keterangan
di atas dapat disimpulkan bahwa: Minimal keluarnya haidl adalah sehari semalam.
Maksimal keluarnya haidl adalah 15 hari 15 malam. Pada umumnya wanita setiap
bulan mengeluarkan darah 6 atau 7 hari. Paling sedikit jarak waktu yang memisah
antara satu haidl dengan haidl sebelumnya adalah 15 hari 15 malam. Maka
semuanya dihukumi haidl termasuk masa berhenti di antara dua darah tersebut.
Jika masa pemisah kurang dari 15 hari, maka perinciannya sebagai berikut:
A.
Bila darah pertama dan kedua masih dalam rangkaian 15 hari terhitung dari
permulaan keluarnya darah pertama maka semuanya dihukumi haidl termasuk masa
berhenti di antara dua darah tersebut. Contoh 1: Keluar darah selama 3 hari.
Berhenti selama 3 hari. Keluar lagi selama 5 hari. Contoh 2: Keluar darah
selama 2 hari. Berhenti selama 10 hari. Keluar lagi selama 3 hari.Dari kedua
contoh di atas, keseluruhan hari, termasuk waktu tidak keluar darah dihukumi
haidl, sebab semuanya masih dalam masa maksimal haidl (15 hari).
B.Bila
darah kedua sudah di luar rangkaian masa 15 hari dari permulaan haidl pertama
(jumlah masa pemisah ditambah dengan darah pertama tidak kurang dari 15 hari),
sementara jumlah masa pemisah ditambah darah kedua tidak lebih 15 hari, maka
darah kedua dihukumi darah fasad (kotor). Contoh 1: Keluar darah pertama selama
3 hari. Berhenti selama 12 hari. Keluar darah kedua selama 3 hari. Maka 3 hari
pertama dihukumi haidl,12 hari tidak keluar darah dihukumi suci, dan 3 hari
akhir dihukumi darah fasad (kotor).
Contoh 2: Keluar darah pertama selama 6 hari.
Berhenti selama 9 hari. Keluar darah kedua selama 2 hari. Maka 6 hari pertama
dihukumi haidl, berhenti 9 hari dihukumi suci dan 2 hari dihukumi darah kotor.
C.Bila masa suci pemisah ditambah darah kedua melebihi 15 hari, maka sebagian
darah kedua dihukumi darah fasad (untuk menyempurnakan masa minimal suci
pemisah). dan sisanya dihukumi haidl yang kedua, bila memenuhi ketentuan haidl.
Contoh: Keluar darah pertama 5 hari. Berhenti selama 10 hari. Keluar darah
kedua 10 hari. Maka 5 hari awal dihukumi haidl, 10 hari ditambah 5 hari
(sebagai darah kotor) dihukumi masa suci, dan 5 hari akhir dihukumi haidl yang
kedua.Ketentuan hukum ini apabila masa keluar darah kedua, setelah dikurangi
untuk menyempurnakan masa minimal suci, sisanya tidak lebih dari maksimal haidl
(15 hari). Dan jika melebihi masa 15 hari, maka perempuan tersebut dihukumi
mustahadloh yang hukumnya disesuaikan dengan pembagian mustahadloh yang akan
datang. Contoh: Keluar darah pertama 10 hari. Berhenti selama 10 hari. Keluar
darah kedua selama 25 hari.Maka, 10 yang pertama dihukumi haidl 10 hari saat
tidak keluar darah ditambah 5 hari saat keluar darah yang kedua (sebagai
penyempurna 15 hari minimal suci yang memisahkan antara dua haidl), dihukumi
masa suci. Sedangkan satu hari setelah itu dihukumi haidl yang kedua, dan
sisanya dihukumi darah istihadloh.Hal ini jika ia adalah seorang wanita yang
pertama kali mengeluarkan haidl dan darah yang dikeluarkan tidak bisa dibedakan
antara yang kuat dan yang lemah
ِةَ
ﻻد َ ِﻮْ اﻟ َﻋ َﺐِ ﻘ ْاﻟ ِةَأْﺮَ ﻤ َﻓ ِجْ ﺮ ِﻣ ْ ﻦ ْاﻟ ُجِﺎرَ اﻟ ﺨ ُ ﺪﱠم ُھ َ ﻮ
َو ﺎًﻋْﺮَ ﺷ ْاﻟ ُةَ ﻻد َ ِ ﻮ ُﻟ ًﺔَ ( ﻐ َو ُﺎسَﻔِّ )اﻟﻨ ﺎَﻤِ ﺑ َﻓ َجَﺮَ ﺨ َﻧ
ٍﺲْ ﻔ َﻋ َﺐِ ﻘ َﯾ ُجُﺮْ ﺨ َﻷِ ُ ﻧﱠﮫ ِﻧ ﺎًﺎﺳَ ﻔ َو َﻲِّﻤُ ﺳ ْاﻟ ِﻞْﻤَ ﺤ ِﻣ ْ اﻟ
ﻦ ِﻢِ ﺮﱠﺣ َﻓ ِاغَ ﺮ َﺑ َﺪْ ﻌ َأ ْي ﻻَ َ و ْاﻟ ِةَ ﻻد َ ِ ﻮ َآﺛ ِ ﺎر ِﻣ ْ ﻦ َذ
َﻚِ ﻟ َﻷِ نﱠ ِﺑ ٍﺾْﯿَ ﺤ َﻓ ﺎَﺴْﯿَ ﻠ ْاﻟ ِﺪَﻟَ ﻮ َﻣ َ ﻊ َو ُجِﺎرَﺨْ اﻟ اﻟ ِﻖْ
ﻄﱠﻠ َد ُ م َذ َﺮَﻛ ﺎَﮭ ِﻀْﯿَﺤِ ﺑ َذ َﻚِ ﻟ ِﻣ ْ ﻦ ْاﻟ ُﻞ ِ ﺘﱠﺼ ُ ﻤ َﻧ ْﻢَ ﻌ َﻓ
ٍﺎدَ ﺴ َد ُ م َذ َﻚِ ﻟ َﺑ ْ ﻞ ْاﻟ ِﺪَﻟَ ﻮ ُﺧ ِوجُ ﺮ َﻋ ﻰَ ﻠ ِﻟ ِﮫِ ﺪﱡﻣ َﻘَ ﺘ ِﻧ
َﺎسَﻔ ٌﺾْﯿَ ﺣ ْاﻟ ِمِّﺪَﻘَﺘُﻤ
(mustahadloh
mubtadiah ghoiru mumayyizah). Dan jika ia sudah pernah mengalami haidl
(mu’tadah ghoiru mumayyizah), maka haidl dan sucinya disesuaikan kebiasaannya.
Semisal kebiasaannya 5 hari, maka 10 hari awal dihukumi haidl, 10 hari masa
tidak keluar darah ditambah 5 hari saat keluar darah yang kedua dihukumi masa
suci. Sedangkan 5 hari setelah itu dihukumi haidl yang kedua, mengikuti
kebiasaannya. Dan sisanya dihukumi darah istihadloh.
BAB
II
NIFAS
A. Pengertian
Nifas
Nifas
menurut bahasa adalah melahirkan, sedangkan menurut istilah syara’ adalah darah
yang keluar melalui kelamin wanita setelah melahirkan atau belum melebihi 15
hari setelahnya, bila darah tidak langsung keluar. Adapun darah yang keluar
saat melahirkan (jawa : nglarani manak) atau bersamaan dengan bayi, tidak
disebut darah nifas. dan hukumnya sebagai berikut:
a.
Bila
bersambung dengan haidl sebelumnya, maka disebut darah haid.
Contoh: wanita hamil mengeluarkan darah 3 hari, kemudian melahirkan
dan darah terus keluar sampai 20 hari setelah melahirkan. Maka, darah yang
keluar selama 3 hari dan saat melahirkan serta darah yang keluar bersamaan
dengan bayi disebut darah haidl. Sedangkan darah yang keluar setelah melahirkan
selama 20 hari disebut darah nifas. (Bujairimi Khotib)
b.
Bila
bersambung dengan darah sebelumnya namun tidak mencapai aqollul haidl (24 jam)
atau tidak bersambung dengan darah sebelumnya maka disebut darah istihadloh.
ContoH 1 : Wanita hamil mengeluarkan darah selama 20 jam, setelah
itu melahirkan dan darah terus keluar selama 20 hari. Maka, darah yang keluar
selama 20 jam dan darah yang keluar saat melahirkan serta yang bersamaan dengan
bayi disebut darah istihadloh. Kemudian darah yang keluar selama 20 hari
disebut darah nifas.
Contoh 2 : Wanita hamil mengeluarkan darah selama 5 hari, kemudian
darah berhenti selama 1 hari, kemudian melahirkan dan darah keluar selama 20
hari. Maka, darah yang keluar 5 hari pertama disebut darah haidl, dan darah
yang keluar saat melahirkan dan yang keluar bersamaan dengan bayi disebut darah
istihadloh. Untuk darah yang keluar setelah melahirkan selama 20 hari disebut
darah nifas. Sedangkan 1 hari masa tidak keluar darah dihukumi suci yang
memisahkan antara haidl dengan nifas.
Darah
yang keluar setelah melahirkan dengan selang waktu 15 hari atau lebih, disebut
darah haidl bila memenuhi syarat haidl. Contoh 3 :wanita melahirkan tanggal 1,
kemudian tidak keluar darah sampai tanggal 17, lalu keluar darah selama 3 hari.
Maka, darah yang keluar selama 3 hari dihukumi darah haidl dan waktu antara
lahirnya bayi dan keluarnya darah (16 hari) dihukumi suci.
B. Ketentuan
Darah Nifas
Minimal
masa nifas adalah sebentar walaupun sekejap. Masa maksimalnya 60 hari 60 malam,
dan pada umumnya 40 hari 40 malam. Maksimal masa nifas dihitung mulai dari
keluarnya seluruh anggota tubuh bayi dari rahim. Sedangkan yang dihukumi nifas
mulai dari keluarnya darah, dengan syarat darah keluar tidak mencapai 15 hari
dari kelahiran. Sehingga jika seorang ibu melahirkan pada tanggal 1, kemudian
tanggal 5 baru mengeluarkan darah, maka, masa maksimal nifas dihitung mulai
dari tanggal 1, dan dihukumi nifas mulai tanggal 5, waktu antara lahirnya bayi
dan keluarnya darah dihukumi suci.
Apabila
seorang wanita setelah melahirkan mengeluarkan darah secara terputus putus,
maka hukumnya sebagai berikut:
Jika
semua darah yang keluar tidak lebih dari 60 hari 60 malam dari lahirnya bayi
dan Putusnya tidak lebih dari 15 hari 15 malam, maka semuanya dihukumi darah
nifas (menurut pendepet yg kuat/Qoul As-Sahbi) dan masa tidak keluar darah
dihukumi suci menurut ulama yg lain ( Qoul Talfiq) ket Bujairimi Khotib bab
Talfiq.Contoh: seorang ibu setelah melahirkan anak, langsung mengeluarkan darah
selama 5 hari. Kemudian berhenti (tidak keluar darah) selama 10 hari, keluar
lagi selama 10 hari, berhenti lagi selama 13 hari, keluar lagi selama 8 hari.
Maka, semuanya dihukumi nifas, dan di saat darah berhenti dia diwajibkan
melaksanakan sholat sebagaimana orang yang suci. Jika darah yang keluar tidak
lebih dari 60 hari 60 malam dari lahirnya bayi dan putusnya darah hingga 15
hari 15 malam atau lebih. Maka, darah sebelum masa putus dihukumi nifas dan
darah setelah masa putus dihukumi haidl bila memenuhi syarat syaratnya haidl.
Bila tidak memenuhinya maka dihukumi istihadloh. Sedangkan masa Putusnya darah
dihukumi suci yang memisah antara nifas dan haidl.Contoh; seorang ibu setelah
melahirkan mengeluarkan darah selama 10 hari. Kemudian berhenti 16 hari, keluar
lagi 5 hari. Maka, darah 10 hari disebut nifas, 5 hari haidl dan masa
berhentinya darah selama 16 hari disebut masa suci yang memisah antara nifas
dan haidl. Jika darah yang pertama masih dalam masa 60 hari dari lahirnya bayi
dan darah kedua di luar masa 60 hari dari lahirnya bayi, maka darah yang
pertama disebut nifas dan darah kedua disebut haidl, bila memenuhi ketentuannya.Sedangkan
masa putusnya darah dihukumi suci yang memisah antara nifas dan haidl.Contoh;
Seorang ibu setelah melahirkan, langsung mengeluarkan darah selama 59 hari.
Kemudian putus selama 2 hari, keluar lagi selama 5 hari, maka 59 hari dihukumi
nifas dan 5 hari dihukumi haidl. Sedangkan masa terputusnya darah selama 2 hari
dihukumi suci yang memisah antara nifas dan haid.
BAB
III
ISTIHADHOH
A.
Pengertian
Istihadhoh
Istihadloh
Yaitu darah yang keluar dari vagina di luar masa-masa haid dan nifas.
B.
Sifat dan warna darah
Sebelum
membahas istihadloh yang perlu diperhatikan adalah mengetahui kuat dan lemahnya
darah. Kuat dan lemahnya darah dipengaruhi oleh warna dan sifat darah sebagai
mana berikut:
Warna
Darah 1.Hitam 2.Merah 3.Merah kekuning-kuningan 4.Kuning 5.Keruh
Sifat darah a.
Kental b. Cair c. Berbau busuk/anyir. d. Tidak berbau
Untuk
menetapkan Hukumnya haid,kita harus tahu sifat-sifatnya darah serta dapat
membedakan antara darah kuat dan darah lemah.darah yang dikeluarkan oleh wanita
istikhadoh terkadang terbagi dalam 2 tingkatan:
1.Darah kuat
(misal:Hitam-kental-berbau)
2.darah lemah (
misal:kuning-cair-tidak bau)
Namun
adakalanya terbagi dalam 3 tingkatan
1.Darah kuat
(misal:Hitam-kental-berbau)
2.Darah lemah (
misal:kuning-cair-tidak bau)
3.Darah lebih
lemah (missal; keruh-cair-tidak bau)
Darah
kuat adalah darah yang sifat kuatnya lebih banyak dibanding darah lainya
(lemah) Warna hitam lebih kuat dibanding warna merah,merah semu kuning,kuning
dst.begitu juga darah merah lebih kuat dibanding darah warna kuning dst.semua
diurutkan sesuai urutan yg tertulis diatas.
Darah
hitam,kental dan berbau lebih kuat jika dibanding dengn darah
-Merah-kental-berbau -Merah semu kuning-kental-berbau -Hitam -kental-tidak bau
-Hitam -cair -berbau dst Sebab darah hitam-kental-berbau memiliki 3 sifat yang
mendorong kearah kuat sedang darah yang lainya hanya memiliki 2 sifat yang
mendorong kearah kuat.
Namun jika
warna dan sifat yang mendorong kearah kuat jumlahnya sama maka yang dihukumi
darah kuat adalah darah yang keluar lebih dahulu. Contoh: Keluar darah
Hitam,Kental,tidak bau…..7 hari Keluar darah merah ,kental,berbau…..10 hari
Maka yang dianggp darah kuat adalh yg 7 hari ( keluar lebih dulu)
Peringatan…..!!!ISTILAH
DARAH KUAT DAN DARAH LEMAH hanya berlaku pada wanita yang mengalami
Istikhadoh.sedang wanita yang mengeluarkan darah TIDAK LEBIH dari 15 hari ( bg
haid) dan tidak lebih dari 60 hari ( bagi Nifas) tidak ada istilah hokum darah
kuat/lemah tapi SEMUA DARAH DIHUKUMI HAID/NIFAS.
C.
Pembagian Mustahadloh
Wanita
yang mengalami istihadloh terbagi menjadi 7 macam yaitu:
1.
Mubtadi’ah
mumayyizah.Yaitu, wanita yang baru pertama kali mengalami haidl dan darah yang
keluar melebihi maksimal haidl (15 hari 15 malam) serta darah dapat dibedakan
antara yang kuat dan yang lemah. Bagi mustahadloh ini ketentuan hukumnya
sebagai berikut; Darah kuat dihukumi haidl. Darah lemah dihukumi
istihadloh.Wanita semacam ini disebut mumayyizah jika memenuhi empat syarat;
a.Darah kuat tidak kurang dari 1 hari 1 malam (24 jam). b.Darah kuat tidak melebihi
15 hari 15 malam. c.Darah lemah tidak kurang dari 15 hari 15 malam (jk darah
lemah terletak diantara darah kuat) d.tidak selang seling antara darah kuat dan
darah lemah.bila salah satu dari empat syarat di atas tidak terpenuhi maka dia
termasuk kategori mubtadi’ah ghoiru mumayyizah yang akan dijelaskan nanti.
Contoh 1; Seorang wanita yang belum pernah haidl mengeluarkan darah
sebagai berikut: -Darah kuat 5 hari. -Darah lemah 25 hari. Maka 5 hari dihukumi
darah haidl dan 25 hari dihukumi istihadloh.Contoh 2: Seorang wanita yang belum
pernah haidl mengeluarkan darah sebagai berikut: -Darah kuat 3 hari -Darah
lemah 16 hari -Darah kuat 7 hari. Maka darah kuat pertama (3 hari) dan darah
kuat kedua (7 hari) dihukumi haidl dan 16 hari darah lemah dihukumi istihadloh.Bagi
mubtadi’ah mumayyizah dalam melaksanakan mandi pada bulan pertama dia harus
menanti setelah 15 hari dan mengqodlo’ sholat yang ditinggalkan pada waktu
mengeluarkan darah lemah. Sedangkan pada bulan ke 2 dan selanjutnya jika darah
masih keluar, maka wajib mandi di saat ia telah melihat perpindahan sifat dari
darah kuat ke darah lemah dan wajib melakukan sholat dan lain-lain.
2.
Mubtadi’ah
Ghoiru MumayyizahYaitu wanita yang baru pertama kali mengalami haid dan darah
yang keluar melebihi batas maksimal haidl serta dalam satu warna atau lebih
namun tidak memenuhi 4 syarat yang terdapat dalam mubtadi’ah mumayyizah.
Ketentuan hukumnya adalah sehari semalam awal dihukumi haidl dan selebihnya
dihukumi istihadloh untuk tiap bulannya. Hal ini kalau ia ingat betul kapan
mulai mengeluarkan darah. Apabila tidak ingat maka tergolong mustahadloh
mutahayyiroh. Untuk bulan pertama mandinya harus menanti 15 hari dan mengqodlo’
sholat selama 14 hari. Untuk bulan kedua setelah sehari semalam langsung mandi
dan mengerjakan sholat.Contoh; mengeluarkan darah selama 1 bulan. Semua
sifatnya sama, maka yang dihukumi haidl hanya 1 hari 1 malam yang pertama. Dan
selebihnya dihukumi istihadloh.
3.
Mu’tadah MumayyizahYaitu wanita yang sudah
pernah haidl dan suci. Kemudian ia mengeluarkan darah melebihi batas maksimal
haidl (15 hari 15 malam). Serta darah yang keluar dapat dibedakan antara yang
kuat dan lemah dan memenuhi syarat-syarat, mubtadi’ah mumayyizah.Hukum wanita
jenis ini ialah persis sebagaimana mubtadiah mumayyizah. Yaitu darah kuat
dihukumi haidl dan darah lemah dihukumi istihadloh, begitu pula masalah
kewajiban mandinya.Contoh; Wanita yang adat haidnya 7 hari mengeluarkan darah
selama 27 hari, dengan perincian Darah kuat 12 hari Darah lemah 15 hari Maka
dia mengalami haidl selama 12 hari dan 15 hari istihadloh. (TIDAK DISAMAKAN
ADAT)Namun jika antara darah kuat dan adat, terpisah oleh masa 15 hari (aqollu
at-thuhri), maka darah lemah yang jumlahnya sama dengan kebiasaan haidlnya,
serta darah kuat yang keluar setelahnya dihukumi istihadloh.Contoh; wanita yang
kebiasaan haidlnya 3 hari, mengeluarkan darah selama 21 hari, dengan perincian;
Darah lemah 19 hari Darah kuat 2 hari Maka haidlnya adalah 3 hari pertama,
sesuai adatnya, dan 2 hari terakhir. Karena 2 hari itu, keluar setelah darah
lemah melewati masa aqollu at-thuhri (15 hari). Sedangkan darah 16 hari di
tengah- tengah dihukumi istihadloh.
4.
Mu’tadah
Ghoiru Mumayyizah Dzakiroh Li ’Adaatiha Qodron Wa Waqtan Yaitu wanita yang
sudah pernah haidl dan suci. Kemudian ia mengeluarkan darah melebihi batas
maksimal haidl (15 hari 15 malam) dalam satu warna atau lebih satu warna, akan
tetapi tidak memenuhi 3 syarat mubtadi’ah mumayyizah. Dan ia ingat kebiasaan
lama dan mulai haidl yang pernah ia alami.Sedangkan ketentuan haidl dan sucinya
disesuaikan dengan adatnya.adat yang dijadikan pedoman/ acuan, adalah haid yang
terakhir kecuali jika adat haidnya berubah-ubah yang membentuk aturan. ( atau
mencapai satu putaran misal adat haidnya 7-9,7-9)Contoh; Bulan pertama haidl
selama 5 hari mulai awal bulan dan suci selama 25 hari. Kemudian mulai bulan
kedua mengalami istihadloh beberapa bulan. Darah kuat dan lemah tidak bisa
dibedakan (dalam satu warna) atau lebih dari satu warna akan tetapi tidak
memenuhi 3 syarat mumayyizah, maka 5 hari pertama dihukumi haidl (mengikuti
adatnya), 25 hari dihukumi istihadloh. Begitu pula untuk bulan berikutnya.
5.
Mu’tadah
Ghoiru Mumayyizah Nasi’ah Li Adatiha Qodron Wa WaktanYaitu wanita yang sudah
pernah haidl dan suci. Kemudian mengeluarkan darah melebihi batas maksimal
haidl (15 hari 15 malam). Serta antara darah lemah dan kuat tidak bisa
dibedakan (satu warna) atau bisa dibedakan (lebih dari satu warna) akan tetapi
tidak memenuhi 3 syarat mumayyizah dan dia lupa kebiasaan dan lama haidl yang
pernah dialami.Mustahadloh ini juga dikenal dengan mutahayyiroh/muhayyaroh
muhayiroh. Maksudnya ia dalam keadaan kebingungan. Sebab hari-hari yang ia
lalui mungkin haidl dan mungkin suci. Sehingga dihukumi seperti orang haidl
dalam masalah-masalah sebagai berikut; 1.Haram istimta’ (Jawa ; ngalap
suko/bercumbu) dengan suaminya pada anggota di antara pusar dan lutut.
2.Membaca al-Qur’an di luar sholat. (kecuali untuk belajar) 3.Menyentuh
al-Qur’an. (kecuali untuk belajar yang harus dengn menyentuh) 4.Membawa
al-Qur’an. (kecuali untuk belajar yang harus dengn membawa) 5.Diam di dalam
masjid selain untuk ibadah yang tidak bisa dikerjakan di luar masjid. 6.Lewat
masjid jika khawatir darahnya mengenai masjid.Dan dihukumi sebagaimana orang
suci dalam masalah: a.Sholat fardlu atau sunah. b.Thowaf fardlu atau sunah.
c.Puasa fardlu atau sunah. d.I’tikaf. e.Talaq f.Mandi.Bila sama sekali tidak
ingat waktu berhentinya haidl yang pernah ia alami, maka di wajib mandi setiap
akan melakukan ibadah fardlu yang menyaratkan harus suci setelah masuknya
waktu. Dan jika hanya ingat berhentinya saja maka dia wajib mandi ketika itu
saja dan untuk selanjutnya cukup wudlu.
6.
Mu’tadah
Ghoiru Mumayyizah Dzakiroh Li Adatiha Qodron La WaktanYaitu wanita yang sudah
pernah haidl dan suci. Kemudian ia mengeluarkan darah melebihi batas maksimal
haidl (15 hari 15 malam). Darah yang keluar tidak bisa dipilah antara darah
kuat dan darah lemah, atau bisa dipilah (lebih satu warna) akan tetapi darah
tersebut tidak memenuhi 3 syarat yang ada pada mubtadi’ah mumayyizah, dan ia
hanya ingat kebiasaan lama masa haidl akan tetapi ia lupa akan mulainya.Hukum
penentuan darah wanita seperti ini adalah: -Hari yang ia yakini biasa haidl
dihukumi haidl. -Yang ia yakini biasa suci, dihukumi istihadloh. -Dan hari-hari
yang dimungkinkan suci dan mungkin haidl, ia harus berhati-hati seperti
mustahadloh mutahayyiroh.Contoh: Seorang wanita mengalami istihadloh (keluar
darah lebih 15 hari). Sebelum mengalaminya, ia ingat masa haidl selama 5 hari,
dalam 10 hari pertama (awal bulan) namun ia lupa kapan tanggal mulai haidlnya,
yang ia ingat hanyalah pada tanggal satu ia suci. Maka, tanggal 1 dihukumi
yakin suci. Tanggal 2 sampai 5, mungkin haidl mungkin suci. Tanggal 6 yakin
haidl tanggal 7 sampai 10 mungkin haidl mungkin suci dan mungkin mulai putus
haidlnya. Tanggal 11 sampai akhir bulan, yakin suci. Sedangkan hukumnya waktu
yang yakin haidl, ia dihukumi layaknya orang haidl (haram sholat, membaca
al-Qur’an dan lain-lain).Waktu yang yakin suci dihukumi seperti layaknya orang
suci (wajib sholat dan halal bersetubuh dan lain-lain). Sedangkan waktu yang
mungkin haidl dan suci dihukumi sebagaimana mutahayyiroh (wajib berhati- hati
seperti keterangan yang lalu). Kecuali masalah mandi, ia hanya wajib mandi pada
waktu yang mungkin mulai putusnya haidl (hari ke 7 sampai ke 10).
7.
Mu’tadah
Ghoiru Mumayyizah Dzakiroh Li Adatiha Waktan La Qodron.Yaitu wanita yang sudah
pernah haidl dan suci. Kemudian ia mengeluarkan darah melebihi batas maksimal
haidl (15 hari 15 malam). Serta antara darah lemah dan kuat tidak bisa
dibedakan (satu warna) atau bisa dibedakan (lebih satu warna) akan tetapi tidak
memenuhi 3 syarat mumayyizah. Dan ia hanya ingat kebiasaan waktu mulainya haidl
saja serta lupa waktu kebiasaan lamanya haidl sebelum istihadloh.Contoh; Seorang
wanita mengalami istihadloh (keluar darah lebih dari 15 hari). Sebelum
mengalaminya, ia ingat tanggal 1 mulai haidl, akan tetapi tidak ingat sampai
kapan haidl tersebut akan berhenti. Maka, tanggal 1 yakin haidl. Tanggal 2
sampai 15 mungkin haidl mungkin suci juga mungkin mulai putusnya haidl. Tanggal
16 sampai akhir bulan yakin suci.Sedangkan hukumnya, masa yang yakin haidl
dihukumi seperti layaknya orang yang haidl. Masa yang yakin suci, dihukumi
seperti layaknya orang yang suci. Dan masa yang mungkin haidl mungkin suci dan
mungkin putusnya haidl, ia dihukumi seperti wanita mutahayyiroh, seperti
keterangan yang telah lalu.
BAB
IV
WILADAH
A.
Pengertian
Wiladah
Wiladah
ialah darah yang keluar dari rahim perempuan sebelum melahirkan anak, manakala
darah nifas ialah darah yang keluar dari rahim perempuan selepas melahirkan
anak, wiladah ialah darah yang keluar mengiringi bayi dari kandungan ibunya.
B.
Mandi Wiladah
Mandi
wiladah ialah mandi kerana bersalin dan ia wajib kepada setiap wanita yang
bersalin. Dan diwajibkan juga mandi hadas sekali lagi setelah kering darah
nifas.
Demikianlah
pemahasan lengkap tentang fiqih wanita yang mengupas mengenai darah
haid,nifas,wiladah dan istihadhoh, jika ada yang kuran atau salah mohon untuk
dibenarkan.
0 komentar: