FILSAFAT
MODERN
MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : filsafat
Dosen Pengampu : Nadhirin
S.Ag, M. Pd
Disusun Oleh :
Ali
Ridho 1410110310
Eni
Rosyidah 1410110315
Khoirotun
Salafiah 1410110322
Fitriyani
muaziroh 1410110336
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
NEGERI KUDUS
PROGRAM STUDI TARBIYAH / PAI
2014
A. PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Tidak
dapat dipungkiri, zaman filsafat modern telah dimulai. Secara hiustoris, zaman modern
dimulai sejak adanya krisis zaman pertengahan selama dua abad (abad ke 14 dan
ke 15), yang di tandai dengan munculnya gerakan renaissance. Renaissance berarti
kelahiran kembali, yang mengacu kepada gerakan keagamaan dan kemasyarakatan
yang bermula di italia (pertengahan abad ke14). Tujuan utamanya adalah merealisasikan
kesempurnaan pandangan hidup kristiani dengan mengaitkan filsafat yunani dengan
ajaran agama kristen. Selain itu, juga dimaksudkan untuk mempersatukan kembali
gereja yang terpecah-pecah.
Di
samping itu, para humanis bermaksud meningkatkan suatu perkembangan yang
harmonis dari keahlian-keahlian dan sifat-sifat alamiah manusia dengan
mengupayakan kepustakaan yang baik dan mengikuti kultur klasik.
Renaissance
akan banyak memberikan segala aspek realitas. Perhatian yang sungguh-sungguh
atas segala hal yang konkret dalam lingkup alam semesta, manusia, kehidupan masyarakat,
dan sejarah. Pada masa itu pula terdapat upaya manusia untuk memberi tempat
kepada akal yang mandiri. Hal ini di buktikan adanya perang terbuka terhadap
kepercayaan yang dogmatis dan terhadap
orang-orang yang enggan menggunakan akalnya.
Asumsi
yang digunakan, semakin besar kekuasaan akal kan dapat diharapkan lahir ”dunia
baru” yang penghuninya (manusia-manusianya) Dapat merasa puas atas dasar
kepimpinan akal yang sehat.
Dalam
era filsafat modern, yang kemudian dilanjutkan dengan era filsafat abad ke-20,
muncullah berbagai aliran pemikiran: Rasionalisme, empirisme, kritisisme,
idealisme, positivissme, evolusionisme, materialisme, neo-kantianisme,
pragmatisme,filsafat hidup, fenomenologi, eksistensialisme, dan neo-thomisme.
(Asmoro achmadi, filsafat umum hlm:1)
B. TOKOH
PEMIKIRAN FILSAFAT MODERN
Beberapa
Filosof dan pemikirannya.
Abad ke-20 muncul berbagai aliran pemikiran antara lain:
Abad ke-20 muncul berbagai aliran pemikiran antara lain:
1. Rasionalisme
Setelah pemikiran Renaissance sampai pada
penyempurnaanya, yaitu telah tercapainya kedewasaan pemikiran, maka terdapat
keseragaman mengenai sumber pengetahuan yang secara ilmiah dapat dipakai
manusia, yaitu akal (rasio) dan pengalaman(empiri). Karena orang mempunyai
kecendrungan kedua-duanya sama-sama membentuk aliran tersendiri yang saling
bertentangan.(asmoro achmadi, halm:115)
Masyarakat, dan sejarah. Pada ,masa itu Rasionalisme
di pelopori oleh descartes (1956-1650) yang di sebut sebagai pelopor bapak
filisof modern. Ia menyatakan bahwa ilmu pengetahuan harus satu, tanpa
bandingannya harus di susun oleh satu orang sebagai bangunan yang berdiri
sendiri menurut satu metode yang umum yang harus di pandang sebagai hal yang
benar adalah apa yang jelas dan terpilih-pilih. Ilmu pengetahuan harus satu
metode yang umum yag harus di pandang sebagai hal yang benar adalah apa yang
jelas dan terpilah-pilah. Ilmu pengetahuan harus mengikuti langkah ilmu pasti
karena ilmu pasti dapat di jadikan model cara mengenal secara dinamis rene
Descarte berpendapat bahwa sumber pengetahuan yang dapat di percaya adalah akal
yang memenuhi syarat yang di tentukan atau di tuntut oleh semua ilmu
pengetahuan ilmiah dengan akal yang dapat di peroleh kebenaran kebenaran dengan
metode deduktif seperti yang di contohkan dalam ilmu pasti.
Latar belakang munculnya aliran Rasionalisme
dalah keinginan untuk membebaskan diri dari segala pemikiran
tradisional(skolastik), yang pernah diterima , tetapi tidak mampu menangani
hail-hasil ilmu pengetahuan yang dihadapi. Apa yang di tanam Aristoteles dalam
pemikiran saat itu juga masih dipengaruhi oleh khayalan-khayalan.
Descartes menginginkan cara yabg baru dalam
berpikir, maka diperlukan titik tolak pemikiran pasti yang dapat ditemukan
dalam keragu-ragua n, cagito ergo sum (saya berpikir maka saya ada), jelasnya
bertolak pada keraguan untuk mendapatkan kepastian.(asmoro achmadi, halm:116)
Benih rasionalisme sebenarnya sudah ditanam
sejak jaman Yunani kuno. Salah satu tokohnya oleh Socrates, yang mengajukan
sebuah proposisi terkenal bahwa, sebelum manusia memahami dunia maka ia harus
memahami dirinya sendiri. Kunci untuk memahami dirinya itu adalah kekuatan
rasio. Para pemikir rasionalisme berpandangan bahwa tugas dari para filosof
diantaranya adalah membuang pikiran irasional dengan rasional. Pandangan ini
misalnya disokong oleh Descartes yang menyatakan bahwa pengetahuan sejati hanya
didapat dengan menggunakan rasio.
(resume-aliran-e28093-aliran-filsafat-abad-modern.pd
2. Emperisme
Tokohnya adalah Thomas Hobbes, Jhon Locke dan David Hume. Ilmu yang dihadapi.pengetahuan besar sekali manfaat nya bagi kehidupan, kemudian beranggapan bahwa ilmu yang bermanfaat pasti dan benar adanya hanya di peroleh lewat indra (empiri) dan empirilah satu-satunya sumber pengetahuan. Pemikiran tersebut lahir dengan nama Empirisme.
- Thomas hobbes (1588-1679)
Ia seorang
ahli pikir Inggris lahir di Malmesbury. Pada usia 15 tahun ia pergi ke Oxford
untuk belajar logika skolastik dan fisika, yang ternyata gagal, karena ia tidak
berminat sebab gurunya beraliran Aristotelian. Sumbagan besar sebagai ahli
pikir adalah suatu sistem yang materialistis yag besar, termasuk juga peri
kehidupan yang organis dan rohaniah. Dalam bidang kenegaraan ia mengemukakan teori
montrak sosial.
Dalam tulisannya, ia telah menyusun suatu
sistem pemikiran yang berpangkal pada dasar-dasar empiris, disamping juga
menerima metode dalam ilmu alam yang matematis.
Pendapatnya bahwa ilmu filsafat adalah satu ilmu pengetahuan yang sifatnya umum, dan juga ilmu pengetahuan tentang akibat atau gejala yang di peroleh dari sebabnya,sasaran filsafat adalah fakta, yaitu untuk mencari sebabnya. Segala yang di tentukan oleh sebab sedangkan prosesnya sesuai dengan hukum ilmu pasti atau ilmu alam.
Namanya sangan terkenal karena teorinya
tentang kontrak sosial, yaitu manusia mempunyai kecendrungan untuk
mempertahankan diri. Apabila setiap orang mempunyai kecendrungan demikian, maka
pertentangan, pertengkaran atau perang total tak dapat dihindari. Perang akan
membuat kehidupan menjadi sengsara dan buruk. Bagaimana manusia dapat
menghindarinya. Maka diperlukan akal sehat, agar setiap orang mau melepaskan
haknya untuk berbuat sekehendaknya sendiri. Untuk itu, mereka harus bersatu
membuat perjanjian untuk menaati/tunduk terhadap penguasa. Orang-orang yang
dipersatuakn disebut commonwealth.(asmoro achmadi, halm:117)
Jhon Locke(1932-1704)
Ia dilahirkan di Wshington, dekat Bristol,
Inggris. Di samping sebagai seorang ahli hukum, ia juga menyukai filsafat dan
teologi, mendalami ilmu kedokteran dan penelitian kimia. Dalam mencapai
kebenaran, sampai seberapa jauh(bagaimana) manusia memakai kemampuannya.
(asmoro
achamadi, halm:117)
Dalam penelitiannya ia memakai istilah sensation dan refestion, sensation adalah suatu yang dapat berhubungan dengan dunia luar, tetapi manusia tidak dapat mengerti dan meraihnya, sedangkan reflection adalah pengenalan intuitif yang memberikan pengetahuan kepada manusia yang sifatnya lebih baik dari pada sensation.
Sumbangan utama dari aliran empirisme adalah
lahirnya ilmu pengetahuan modern dan penerapan metode ilmiah untuk membangun
pengetahuan. Selain itu, tradisi empirisme adalah fundamen yang mengawali mata
rantai evolusi ilmu pengetahuan sosial, terutama dalam konteks perdebatan
apakah ilmu pengetahuan sosial itu berbeda dengan ilmu alam. Sejak saat itu,
empirisme menempati tempat yang terhormat dalam metodologi ilmu pengetahuan
sosial.
(resume-aliran-e28093-aliran-filsafat-abad-modern.pdf)
3. Kritisme
Aliran ini
uncul abad ke-18. Suatu zaman baru dimana seorang ahli pikir yang cerdas
mencoba menyelesaikan pertentangan antara rasionalisme dan empirisme. Zaman
baru ini disebut zaman pencerahan(aufklarung). Zaman pencerahan ini muncul
dimana manusia lahir dalam keadaan belum dewasa(dalam pemikiran filsafatnya). Akan
tetapi, setelah kant mengadakan penyeledikan (kritik) terhadap peran
pengetahuan akal. Setelah itu manusia terasa bebas dari otoritas yang datangnya
dari manusia, demi kemajuan/peradaban manusia. (asmoro achmadi, halm:118)
Sebagai latar belakangnya manusia melihat adanya kemajuan ilmu pengetahuan telah mencapai hasil yang mengembirakan. Disisi lain jalannya filsafat tersendat-sendat,untuk itu di perlukan upaya agar filsafat dapat berkembang sejajar dengan ilmu pengetahuan alam. Seorang ahli fikir jerman Imanuel kant (1724-1804) mencoba menyelesaikan persoalan di atas. Kant mengakui peranan akal dan keharusan empiri, kemudian di cobanya mengadakan sintesis walaupun sama pengetahuan bersumber pada akal ( Rasionalisme ) tetapi adanya pengertian timbul dari benda (empirisme) ibarat burung terbang harus mempunyai sayap ( Rasio) dan udara ( empiri). Jadi metode pemikirannya di sebut metode kritis.
4. Idealisme
Setelah Kant mengetengahkan tentang
kemampuan akal manusia, maka para murid Kant tidak puas terhadap btas kemampuan
akal, alasannya karena akal murni tidak akan dapat mengenal yang diluar
pengalaman. Untuk itu, dicarinya suatu dasar, yaitu suatu sistem metafisika
yang di temukan lewat dasar tindakan: aku sebagai sumber yang
sekonkret-konkretnya. Titik tolak tersebut dipakai sebagai dasar umtuk membuat
suatu kesimpulan tentang keseluruhan yang ada.(asmoro achmadi, halm:120)
Pelopor idealisme: j.g fichte (1762-1814), F.J.W. Schjeling (1775-1854), G.J.W Hegel (1770-1831) Schopen haver (1788-1860) rintisan ini mencapai puncak pada masa Hegel menurut pendapatnya segala peristiwa di dunia ini hanya bisa di mengerti jika satu syarat di penuhi, yaitu jika peristiwa itu secara otomatis mengandung penjelasan. Ide yang berfikir itu adalah sebenarnya gerak yang menimbulkan gerak lain, artinya gerak yang menimbulkan tesis, kemudian menimbulkan anti tesis kemudian timbul sintetis yang merupakan tesis baru, yang nanti nya menimbulkan sintesis dan seterusnya, inilah yang di sebut Dialektika.
5. Posititisme
Filsafat positivisme lahir pada abad ke-19.
Titik tolak pemikirannya, apa yang telah diketahui adalah yang faktual dan yang
positif, sehingga metafisika ditolaknya. (asmoro achamadi, halm:120)
Yang di maksud dengan fositif adalah segala gejala yang tampak seperti apa adanya, sebatas pengalaman objektif. Beberapa tokoh: August Comte (1798-1857) Jhon S. Mill (1806-1873) Herbert Spencer ( 1820-1903)
August Comte (1798-1857)
Ia lahir di Montpellier, Prancis. Sebuah
karyanya adalah cours de philosophia
positive (kursus tentang filsafat positif) dan berjasa dalam mencipta ilmu sosiologi.
Menurut
pendapatnya, perkembangan pemikiran manusia mengarahkan pandagannya kepada
hakikat yang batiniah (sebab utama). Disini manusia percaya kepada kemungkinan
adanya suatu mutlak. Artinya, di balik setiap kejadian tersirat adanya maksud
tertentu.
Pada tahap
metafisis manusia hanya sebagai tujuan pergeseran dari thap teologis. Sifat
yang khas adalah kekuatan yanh tadinya bersifat adi kodrati, di ganti dengan
kekuatan-kekuatan yang mempunyai pemgertia abstrak, yang diintegrasikan dengan
alam.
Pada tahap
ilmiah/positif, manusia telah memulai mengetahui dan sadar bahwa upaya
pengenalan teologis dan metafidi tidak ada gunanya. Sekarang manusia berusaha
mencari hukum-hukum yamg berasal dari fakta-fakta pengamatan dengan memakai
akal.
Tahap-tahap
tersebut berlaku pada setiap individu (dalam perkembangan rohani) juga dibidang
ilmu pengetahuan.
Pada akhir
hidupnya, ia berupaya untuk membangun agama baru tanpa teologi atas dasar
filsafat positifnya. Agama baru tanpa teologi ini mengagungkan akal dan
mendambakan kemanusiaan dengan semboyan “cinta sebagai prinsip, teratur sebagai
basis, kemajuan sebagai tujuan”.
Sebagai
istilah ciptaanyan yang terkenal altruism yaitu menganggap bahwa soal utama
bagi manisian ialah usaha untuk hidup bagi kepentingan orang lain. (asmoro
achmadi, halm:122)
6. Evolusionisme
Aliran ini dipelopori oleh seorang Zoologi yang mempunyai pengaruh sampai saat ini yaitu Charles Robert Darwin(1809-1882). Dia mendominasi pemikiran filsafat pada abad ke-19.
Pada tahun
1838 membaca bukunya Malthus An Essay on the palenciple of population. Buku
tersebut memberikan inspirasi kepada Darwin untuk membentuk kerangka berpikir
dari teorinya. Menurut Malthus, maniusia akan cenderung meningkat
jumlahnya(deret ukur)., diatas batas bahan bahan makanan (deret ukur). Dengan
demikian, darwin memberikan kesimpulan bahwa untuk mengatrasi hal tersebut
manusia harus bekerjasama, harus berjuang diantara bersamanya untuk
mempertahankan hidupnya. Karena itu hanya hewan yang ulet yang mampu untuk
menyesuakan diri dengan iklim sekitarnya
Dalam pemikirannya, ia mengajukan
konsepnya tentang perkembangan tentang segala sesuatu termasuk manusia yang
diatur oleh hukum- hukum mekanik, yaitu survival of the fittes dan struggle
for life.
Pada hakikatnya antara binatang dan
manusia dan benda apaun tiada bedanya. dimungkinkan terdapat perkembangan
manusia pada masa yang akan datang lebih sempurna. Dalam pemikiranya, darwin
tidak melahirkan sistem filsafat, tetpi pada ahli pikir berikutnya (Herbert
Spencer) berfilsafat berdasarkan pad evolusionisme.
(Asmoro
ahmadi, filsafat umum halm: 122)
7. Matearilisme
Munculnya positivisme dan evolusionisme
menambah terbukanya pintu pengingkaran terhadap aspek kerohanian.
Julien de lamettrie (1709-1751) mengemukakan pemikirannya bahwa binatang dan manusia tidak ada bedanya, karena semuanya di anggap sebagai mesin. Dari matrealisme historis atau diakletis yaitu karl marx (1818-1883) nama lengkapnya karl Heinrich mark. Menurut pendapatnya tugas seorang filosof adalah bukan unuk menerangkan dunia tetapi untuk mengubahnya
Julien de lamettrie (1709-1751) mengemukakan pemikirannya bahwa binatang dan manusia tidak ada bedanya, karena semuanya di anggap sebagai mesin. Dari matrealisme historis atau diakletis yaitu karl marx (1818-1883) nama lengkapnya karl Heinrich mark. Menurut pendapatnya tugas seorang filosof adalah bukan unuk menerangkan dunia tetapi untuk mengubahnya
Seorang
tokoh lagi (materialisme alam) adalah Ludwig Fewueurbach (1804-1872) . Sebagai pengikut hegel, mengemukakan
pendapatnya, bahwa pengetahuan maupun tindakan berlaku adigium, artinya
terimalah dunia yang ada, bila menolak agama/metafisika. Satu-satunya asas
kesusialaan adalah keinginan untuk mendapatkan kebahagiaan. Dan untuk mencari
kebahagiaan manusia harus ingat kan sesamanya.(asmoro achamadi, halm:123)
Dari materialisme Historis/dialektis,
yaitu Karl Marx (1818-1883), nama lengkapanya Karl Heinrich Marx dilahirkan di
Trier, Prusia Jerman. Sewaktu menjadi mahasiswa ia terpengaruh oleh ajaran
hegel dan dapat mencapai gelar doktor dalam bidang folsafat. Di kala ia
berkawan dengan Bruno Bauer ia mendapat kekecewaan, tatapi setelah ia berkawan
dengfan Friedrich Engels di Paris, maka dengan kawannya itulah ia (tahun 1848)
menyusun manifesto comunist. Setelah itu, ia menjadi buroanan politik
dan di usisr dan dipenjara di London, sampai meninggal dunia. Ia meninggalkan
warisan sebuah karya terbesarnya, Das Kapital, yang terbit tahun 1867.
Menurut pendapatnya, tugas seorang filosof
bukan untuk menerangkan dunia, tetapi untuk mengubahnya. Hidup manusia itu
ternyata oleh keadaan ekonomi. Dari segala hasil tindakannya: ilmu,seni, agama,
kesusilaan, hukum, politik semuanya itu hanya endapan dari keadaan itu,
sedangkan keadaan itu sendiri ditentukan bener-benar dalam sejarah(asmoro
achmadi, halm:124)
8. Neo-Kantianisme
Setelah materialisme pengaruhnya
merajalela, para murid kant mengadakan gerakan lagi. Banyak filosof jerman yang
tidak puas dengan materialisme, positivisme, dan idealisme. Mereka ingin
kembali ke filsafat kritis, yamgh berbas dari speku;lasi idealisme dan bebas
dari dogmatis positivisme dan materialisme. Gerakan ini disebut Neo-
kantianisme. (asmoro achmadi, filsafat umum hlm:124)
Tokohnya: Wilhem Windelband (1848-1915) herman cohen ( 1842-1918) Paul Natrop (1854-1928) Heinrich Reckhart ( 1863-1939). Herman mengemukakan bahwa keyakinannya kepada otoritas akal manusia untuk mencipta
Herman Cohen memberikan titik
tiolak pemikirannya mengemukakan bahwa keyakinannya pada otoritas akal manusia
untuk mencipta. Mengapa
demikian, karena segala sesuatu itu baru dikatakan ‘ada’ apabila dipikirkan.
9. Pragmatisme
pragmatisme berasal dari kata pragma yang
artinya guna. Pragma berasal dari kata yunani. Maka pragmatisme adalah suatu
aliran yang mengajarkan bahwa yang benar adalah apa saja yang membuktikan dirinya
sebagai yang benar dengan akibat-akibat yang bwermanfaat secara praktis.
Misalnya, berbagai pengalaman pribadi tentang kebenaranm mistik, asalkan
membawa kepraktisan dan bermanfaat. Artinya segala sesuatu dapat di terima
asalkan bermanfaat bagi kehidupan.
Tokohnya: William James (1842-1910)
beranggapan bahwa masalah kebenaran tentang asal atau tujuan dan hakikat bagi orang amerika terlalu teoritis, yang ia inginkan adalah hasil-hasil yang konkrit, dengan demikian untuk mengetahui kebenaran dari ide atau konsep haruslah di selidiki konsekuensi-konsekuensinya.
10.
Filsafat Hidup
Aliran ini lahir akibat dari reaksi dengan
adanya ilmu pengetahuan dan teknologi yang menyebabkan industrialisai semakin
pesat. Hal ini mempengaruhi pola pemikiran manusia. Peran akal pikir hanya
digunakan untuk menganalisi sampai menyusun suatu sintesis baru. Bahkan alam
semesta atau manusia dianggap sebagai mesin, yang tersusun dari bebrapa
komponen, dan bekerja sesuai dengan hukum-hukumnya.
(asmoro
achmadi, halm:125)
Tokohnya adalah Henry Bergson (1859-1941).
Pemikirannya : Alam semesta semesta ini merupakan suatu organisme yang kreatif, tetapi perkembangannya tidak sesuai debgan implikasa logis.
Tokohnya adalah Henry Bergson (1859-1941).
Pemikirannya : Alam semesta semesta ini merupakan suatu organisme yang kreatif, tetapi perkembangannya tidak sesuai debgan implikasa logis.
Ia dianggap
pada masalah metafisika yang tidak tampak dan tempatnya dibelakng ilmu
pengetahuan. Itulah yang menyebabkan ia terjun dalam bidang ilmu filsafat.
Pemikiran
filsafat Henry Bargon ini sebagai reaksi dari positivisme,
materialisme,subjektivisme, dan relativisme. Kemudian ia mengupayakan dengan
melalui yang positif (ilmu) tersebut untuk menyalami yang mutlak dan
oengetahuan metafisis. Ia mempertahankan kebebasan dan kemerdekaan kehendak. (asmoro
achmadi halm: 126)
11.
Fenomenologi
Fenomenologi berasaal dari kata fenomen
yang artinya gejala, yaitu suatu hal yang tidak nyata dan semua. Kebalikannya
kenyataan juga dapat diartikan sebagai ungkapan kejadian yang dapat diamati
lewat indra.
Misalnya
penyakit flu gejalanya batuk, pilek. Dalam filsafat fenomeno logi, arti diatas
berbeda dengan yang dimaksud, yaitu bahwa suatu gejala tidak perlu harus
diamati oleh indra, karena gejala juga dapat di lihat secara bathiniah, dan
tidak harus berupa kejadian-kejadian. Jadi, apa yang kelihatan
Dalam
dirinya sendiri seperti apa adanya.
Dan yang
lebih penting dari filsafat fenomenologi sebagai seumber berpikir yang kritis.
Pemikirangb yang demikian besar pengaruhnya di Eropa dan Amerika antara tahun
1920 hingga tahun 1945 dalam bidang ilmu pengetahuan positif. (asmoro achmadi,
halm:127)
Tokoh Edmind Husserl (1839-1939) dan pengikut-pengikutnya Max Scheler (1874-1928) pemikirannya bahwa objek/benda harus diberi kesempatan untuk berbicara yaitu dengan cara deskriptif fenomenologis yang didukung oleh metode deduktif. Tujuannya adalah untuk melihat hakekat gejala secara intuitif.
Sedangkan
metode deduktif artinya mengkhayalkan gejala-gejala dalam berbagai macam yang
berbeda. Sehingga akn terlihat batas invariable dalam situasi yang
berbeda-beda. Sehingga akan muncul unsur yang tidak berubah-ubah yaitu hakikat.
Inilah yang di carinya dalam metode variasi eidetis.(asmoro achamadi, halm:127)
12.
Eksistensialisme
Kata eksistensialisme berasal dari kata
eks = ke luar, dan sistensi atau sisto = beediri, menempatkan. Secara umum
berarti, manusia keberadaanya itu sadar
bahwa dirinya ada dan segala sesuatu keberadaanya ditentukan oleh akunya.
Karena manusia selalu terlihat di sekelilingnya , sekaligus sebagai miliknya.
Upaya untuk menjadi miliknya itu manusia harus berbuat menjadikan –
merencanakan, yang bsrdasar pada pengalaman yang konkret.
Eksistensialisme ,merupakan aliran filsafat
yang memandang berbagai gejala dengan berdasarkan pada eksistensinya. Artinya,
bagaimana manusia Itu berada (bereksistensi) dalam dunia. (asmoro achmadi,
halm:128)
Tokohnya Soren Kierkegaard 91813-1855) Martin
Heidegger. J.P. Sartre. Karl Jaspers. Gabriel marcel pemikiran saren
mengemukakan bahwa suatu kebenaran itu tidak berada pada suatu sistem yang umum
tetapi berada pada eksistensi yang individu dan konkret.
Menurut Martin Heiddeger manusia tidak
menciptakan dirinya sendiri, ia di lemparkan didalam keberadaan. Tetapi, walau
demikian manusia tetap memiliki tanggung jawab atas keberadaannya itu.
Kepekaannya di ungkapkan dalam suasana batin di dalam perasaan dan emosi. Di
antara suasana batin atau perasaan-perasaan itu yang terpenting ialah rasa
cemas. Kecemasan adalah pengalaman umum yang menjadikan manusia tiba-tiba
merasa sendirian, di kepung oleh kekosongan hidup, dimana kita merasa bahwa
seluruh hidup kita tiada arti. Oleh karena itu maka di dalam kehidupan
sehari-hari manusia bereksistensi, tidak yang sebenarnya. Akan tetapi justru
manusia memiliki kemungkinan untuk keluar dari eksistensi yang tidak sebenarnya
itu, keluar dari belenggu pendapat orang banyak dan menemukan dirinya sendiri.
(resume-aliran-e28093-aliran-filsafat-abad-modern.pdf)
Filsuf lain, Sartre,
menyatakan eksistensi manusia mendahului esensinya. Pandangan ini menolak
ajaran filsafat idealisme bahwa wujud nyata (existence) dianggap
mengikuti hakikat 8
(essence)nya. Dalam
pandangan Sartre manusia hakikatnya memiliki ciri khas tertentu yang
menyebabkannya berada di mahluk lain. Oleh karena itu, menurutnya eksistensi
manusia mendahului esensinya.
(resume-aliran-e28093-aliran-filsafat-abad-modern.pdf)
13.
Ne-Thomisme
Paham Thomisme yaitu aliran yang mengikuti
paham Thomas Aquinas. Pada mulanya di kalangan gereja terdapat keharusan
untuk mempelajari ajaran tersebut, kemudian pada akhirnya menjadi paham
Thomisme.
http://www.emakalah.com/2013/05/filsafat-zaman-modern.html#ixzz3EMOws81v
Yaitu
pertama, paham yang menganggap bahwa ajaran thomas sudah sempurna. Tugas kita
adalah memberikan tafsir sesuai dengan keadaan zaman. Kedua, paham yang
menganggap bahwa walaupun ajaran thomas telah sempurna, tetapi masih terdapat hal-hal
yang pada suatu saat belum dibahas. Oleh karena itu, sekarang perlu diadakan
penyesuaian sehubungan dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Ketiaga, paham
yang menganggap bahwa ajaran thomas harus diikuti, akan tetapi tidak boleh
beranggapan bahwa ajarannya betul-betul sempurna.(asmoro achmadi halm:128)
14.
ANTI THEISME
(ATHEISME)
Atheisme sering dikatakan sebagai paham yang tidak mempercayai Tuhan,
dalam itu keberadaanNYA maupun peranNYA dalam kehidupan manusia. Sulit untuk
merunut sejak kapan paham ini ada di muka bumi. Walau demikian, Atheisme mulai
mendapat landasan rasional 10
ilmiah ketika Ludwig Feuerbach
menerbitkan karyanya The Essence of Christianity, dan melakukan kritik
agama khususnya agama Kristen. Sebenarnya tTerdapat empat pemikiran atheis yang
mempelopori filsafat kritis terhadap agama, yaitu Ludwig Feuerbach, Sigmund
Freud, Friederich Nietzsche, dan Jean-Paul Sartre yang juga terkenal sebagai
filsuf eksistensialisme.
(resume-aliran-e28093-aliran-filsafat-abad-modern.pdf)
Ludwig Feuerbach adalah orang yang pertama kali memberikan landasan
rasional ilmiah terhadap atheisme. Dia juga adalah salah satu pendukung
filsafat dialektis Hegelian. Namun begitu, terdapat perbedaan pandangan antara
dirinya dan ajaran Hegel. Bagi Feuerbach, manusia adalah nyata dan rasional,
sedangkan roh semesta (yang dinyatakan oleh Hegel, dan diasosiasikan dengan
Tuhan) adalah sesuatu yang tidak nyata.
(resume-aliran-e28093-aliran-filsafat-abad-modern.pdf)
Feuerbach dalam pandangannya tentang agama
langsung masuk ke dalam adanya sesuatu di balik layar dari agama itu, dan
menyatakan, “bahwa agama tak lain daripada….”. Pandangannya ini tidak secara
jujur mengungkapkan kebenaran atau kesalahan dari agama, melainkan hanya
melihat sesuatu dibalik/dibelakang masalah yang dibicarakannya. Bagi Feuerbach,
agama adalah proyeksi manusia atas keterasingan dirinya.
Segala konsep tentang Tuhan, Malaikat, Surga, dan Neraka yang ada dalam
agama, menurutnya tak lain merupakan hasil proyeksi manusia itu sendiri. Dengan
kata lain, manusia lah yang mengkonsepsikan hal-hal itu. Sehingga landasan
filosofis ini sering disebut dengan nama Reduksionisme.
(resume-aliran-e28093-aliran-filsafat-abad-modern.pdf)
Mengikuti pandangan Feuerbach, seorang filsuf lainnya yakni Sigmund
Freud, seorang psikiater yang menciptakan dan mengembangkan metode
psikoanalisis, memandang bahwa ritual-ritual keagamaan mempunyai kemiripan
dengan ritual yang ada dalam gangguan obsesif-kompulsif. Obsesif-kompulsif adalah
suatu gangguan psikologi (psychological disorder) dimana seseorang tidak
mampu menahan keinginannya untuk melakukan suatu gerakan/aktivitas
berulang-ulang, misalnya mencuci tangan berkali-kali, dan lain sebagainya.
Meskipun pandangannya tentang agama mendapat beberapa pertentangan, namun
metode/teori psikoanalisisnya menjadi salah satu aliran besar dalam psikologi
modern.
(resume-aliran-e28093-aliran-filsafat-abad-modern.pdf)
Tokoh berikutnya yang tak kalah terkenal adalah Friederich Nietzsche.
Melalui pendapatnya: “God is dead. God remain dead. And we have killed him…” (1882), Nietzsche memandang bahwa
kepercayaan terhadap Tuhan (pada saat itu adalah Kristen) adalah kepercayaan
yang salah. Tuhan tidaklah lagi dapat dipercayai, dan oleh karena itu Dia telah
mati, dan seandainya Dia belum mati, adalah tugas manusialah untuk membunuhnya.
(resume-aliran-e28093-aliran-filsafat-abad-modern.pdf)
Kesimpulan
Filsafat
pada zaman modern dimulai sejak adanya krisis zaman pertengahan. Maka dari itu
muncullah beberapa aliran denganpara filosof dan pemikirannya, antara lain:
1. Easonalisme
2. Empirisme
3. Kritisisme
4. Positivism
5. Evolusionisme
6. Materialism
7. Neo-Kantianime
8. Pragmatism
9. Filsat hidup
10. Fenomenologi
11. Eksistensialisme
12. Neo-Thomisme
13. Anti Theisme
(ATHEISME)
daftar Pustaka
·
(Asmoro achmadi, filsafat umum hlm:1)
·
resume-aliran-e28093-aliran-filsafat-abad-modern.pdf
·
http://id.wikipedia.org/wiki/Filsafat_Modern
Read More »