Observasi Psikologi Perkembangan Fase Dewasa



OBSERVASI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
FASE DEWASA

Disusun Guna Memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester
 Mata Kuliah :Psikologi Perkembangan
Dosen pengampu :Sulasfiana Alfi Raida, M.Pd

                                                                                        








Disusun Oleh Kelompok 5:
1.   M. Rois Khafiluddin      1510120041
2.   Khoirul Muarif              1510120051
3.   Mohammad Annas                  1510120053
4.   Echtavia Maula Shifa    1510120066
5.   Winda Fitriyani             1510120067
6.   Abdul Manan                 1510120077        

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM JURUSAN TARBIYAH
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Metode observasi dan wawancara merupakan metode assesment yang tertua dalam psikologi.Dalam psikologi, metode observasi paling banyak digunakan dalam mengkaji perkembangan dan pendidikan orang. Observasi langsung merupakan bagian penting dari proses penemuan, dalam pengajaran maupun penelitian. Alasan-alasan yang melandasi pentingnya observasi dalam penelitian dan pengajaran, antara lain:
1.    observasi merupakan sarana untuk menggeneralisasi hipotesis atau ide, Melalui observasi terhadap orang yang kita observasi kita dapat mengetahui aktivitas-aktivitas apa yang menarik bagi anak dan bagaimana anak menikmati aktivitas yang dilakukannya. Pemahaman yang diperoleh dari observasi tersebut dapat dijadikan landasan untuk merancang aktivitas yang akan dilakukan dalam proses kehidupan. Harapannya dengan cara tersebut kita dapat memperoleh data yang valid atas wawancara tersebut.
2.     Observasi dapat digunakan sebagai sarana untuk menjawab suatu pertanyaan khusus/spesifik
3.    Observasi dapat memberikan gambaran yang lebih realistik tentang suatu peristiwa atau perilaku, dibandingkan metode pengumpulan informasi lainnya.
4.     Melalui observasi dimungkinkan bagi peneliti atau praktisi untuk memahami perilaku orang dengan lebih baik
5.     Observasi dapat menjadi sarana dalam melakukan evaluasi.
Dari kegiatan tersebut kami dapat menyimpulkan tentang beberapa manfaat di antaranya adalah
1.    Hasil observasi yang dibuat dapat dikomfirmasikan dengan hasil penelitian
2.    Deskripsi memberikan gambaran dunia nyata
3.    Memungkinkan pembaca memiliki penafsiran sendiri terhadap temuan dan bagaimana akan diinterpretasikan
4.    Dapat menjelaskan proses peristiwa berlangsung dan dapat menguji kuwalitas, memperkirakan mengapa sesuuatu terjadi dalam seting nyatanya
5.    Dapat mencatat gejala yang kadang tidak jelas berlangsungnya
6.    Mencatat situasi yang tidak dapat direplikasikan dalam eksperimen
7.    Kronologi peristiwa dapat dicatat dengan berurutan
8.    Peralatan dan teknologi dapat merekam secara permanen
9.     Observasi dapat dikombinaskan dengn metode lain.

B.  Tujuan Observaasi
Pada dasarnya observasi bertujuan untuk mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas – aktivitas yang berlangsung, orang – orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian yang dilihat dan perspektif mereka terlibat dalam kejadian yang diamati tersebut.
Observasi perlu dilakukan karena beberapa alasan, yaitu :
1.    Memungkinkan untuk mengukur banyaknya perilaku yang tidak dapat diukur dengan menggunakan alat ukur psikologis yang lain (alat tes).
2.    observasi menghasilkan informasi yang lebih akurat.
3.    Mengulas lebih jelas tentang tanggapan orang tersebut
4.    Kita dapat mendapatkan hasil secara langsung.









BAB II
LANDASAN TEORI
A.      Pengertian psikologi perkembangan fase dewasa
Pengertian psikologi menurut istilah (terminologi) memiliki pendapat berlainan yang dikemukakan banyak para ahli psikologi, namun secara garis besar Sartain dalam bukunya Psychology understanding Human Behavior serta Woodworth dan Marquis memiliki pendapat yang senada dengan M.Surya, Nana Syaodih dan Sarlito Wirawan Sarwono, yaitu “Psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku atau kegiatan individu (manusia) dalam interaksi (hubungan) dengan lingkungannya.[1]
Menurut pendapat J.P Chaplin, 1979 dan Ross Vasta, dkk.,1992 dapat isimpukan bahwa psikologi perkembangan marupakan salah satu bidang psikologi yang memfokuskan kajian atau pembahasannya mengenai perubahan tingkah laku dan proses perkembangan dari masa konsepsi (pra-natal) sampai mati.[2]
Sedangkan istilah “dewasa” berasal dari kata latin yaitu adults yang berarti telah tumbuh menjadi kekuatan dan ukuran yang sempurna atau telah menjadi dewasa. Oleh karena itu, orang dewasa adalah individu yang telah menyelesaikan pertumbuhannya dan telah siap meneria kedudukan dalam masyarakat bersamaan dengan orang dewasa lainnya Jadi psikologi perkembangan fase dewasa yaitu salah satu bidang psikolog yang memfokuskan pembahasannya mengenai perubahan tingkah laku dan proses perkembangan pada fase dewasa.
Erickson (dalam Monks, Knoers & Haditono, 2001) mengatakan bahwa seseorang yang digolongkan dalam usia dewasa awal berada dalam tahap hubungan hangat, dekat dan komunikatif dengan atau tidak melibatkan kontak seksual. Bila gagal dalam bentuk keintiman maka ia akan mengalami apa yang disebut isolasi (merasa tersisihkan dari orang lain, kesepian, menyalahkan diri karena berbeda dengan orang lain).[3]
Hurlock (1990) mengatakan bahwa dewasa awal dimulai pada umur 18 tahun samapi kira-kira umur 40 tahun, saat perubahan-perubahan fisik dan psikologis yang menyertai berkurangnya kemampuan reproduktif.[4]
Secara umum, mereka yang tergolong dewasa muda (young )ialah mereka yang berusia 20-40 tahun. Menurut seorang ahli psikologi perkembangan, Santrock (1999), orang dewasa muda termasuk masa transisi, baik transisi secara fisik (physically trantition) transisi secara intelektual (cognitive trantition), serta transisi peran sosial (social role trantition).[5]
Perkembangan sosial masa dewasa awal adalah puncak dari perkembangan sosial masa dewasa.Masa dewasa awal adalah masa beralihnya padangan egosentris menjadi sikap yang empati.Pada masa ini, penentuan relasi sangat memegang peranan penting.Menurut Havighurst (dalam Monks, Knoers & Haditono, 2001) tugas perkembangan dewasa awal adalah menikah atau membangun suatu keluarga, mengelola rumah tangga, mendidik atau mengasuh anak, memikul tangung jawab sebagai warga negara, membuat hubungan dengan suatu kelompok sosial tertentu, dan melakukan suatu pekerjaan. Dewasa awal merupakan masa permulaan dimana seseorang mulai menjalin hubungan secara intim dengan lawan jenisnya. Hurlock (1993) dalam hal ini telah mengemukakan beberapa karakteristik dewasa awal dan pada salah satu intinya dikatakan bahwa dewasa awal merupakan suatu masa penyesuaian diri dengan cara hidup baru dan memanfaatkan kebebasan yang diperolehnya.


B.     Ciri Perkembangan Dewasa Awal
Dewasa awal adalah masa kematangan fisik dan psikologis. Menurut Anderson (dalam Mappiare : 17) terdapat 7 ciri kematangan psikologi, ringkasnya sebagai berikut:
a.       Berorientasi pada tugas, bukan pada diri atau ego; minat orang matang berorientasi pada tugas-tugas yang dikerjakannya,dan tidak condong pada perasaan-perasaan diri sendri atau untuk kepentingan pribadi.
b.      Tujuan-tujuan yang jelas dan kebiasaan-kebiasaan kerja yang efesien; seseorang yang matang melihat tujuan-tujuan yang ingin dicapainya secara jelas dan tujuan-tujuan itu dapat didefenisikannya secara cermat dan tahu mana pantas dan tidak serta bekerja secara terbimbing menuju arahnya.
c.       Mengendalikan perasaan pribadi; seseorang yang matang dapat menyetir perasaan-perasaan sendiri dan tidak dikuasai oleh perasaan-perasaannya dalam mengerjakan sesuatu atau berhadapan dengan orang lain. Dia tidak mementingkan dirinya sendiri, tetapi mempertimbangkan pula perasaan-perasaan orang lain.
d.      Keobjektifan; orang matang memiliki sikap objektif yaitu berusaha mencapai keputusan dalam keadaan yang bersesuaian dengan kenyataan.
e.       Menerima kritik dan saran; orang matang memiliki kemauan yang realistis, paham bahwa dirinya tidak selalu benar, sehingga terbuka terhadap kritik-kritik dan saran-saran orang lain demi peningkatan dirinya.
f.       Pertanggungjawaban terhadap usaha-usaha pribadi; orang yang matang mau memberi kesempatan pada orang lain membantu usahan-usahanya untuk mencapai tujuan. Secara realistis diakuinya bahwa beberapa hal tentang usahanya tidak selalu dapat dinilainya secara sungguh-sunguh, sehingga untuk itu dia bantuan orang lain, tetapi tetap dia brtanggungjawab secara pribadi terhadap usaha-usahanya.
g.      Penyesuaian yang realistis terhadap situasi-situasi baru; orang matang memiliki cirri fleksibel dan dapat menempatkan diri dengan kenyataan-kenyataan yang dihadapinya dengan situasi-situasi baru.
Dewasa awal merupakan suatu masa penyesuaian terhadap pola-pola kehidupan yang baru, dan harapan-harapan sosial yang baru.[6] Masa dewasa awal adalah kelanjutan dari masa remaja. Sebagai kelanjutan masa remaja, sehingga ciri-ciri masa remaja tidak jauh berbeda dengan perkembangan remaja. Ciri-ciri perkembangan dewasa awal adalah:
a.       Usia reproduktif (Reproductive Age)
Masa dewasa adalah masa usia reproduktif. Masa ini ditandai dengan membentuk rumah tangga.Tetapi masa ini bisa ditunda dengan beberapa alasan. Ada beberapa orang dewasa belum membentuk keluarga sampai mereka menyelesaikan dan memulai karir mereka dalam suatu lapangan tertentu.
b.      Usia memantapkan letak kedudukan (Setting down age)
Dengan pemantapan kedudukan (settle down), seseorang berkembangan pola hidupnya secara individual, yang mana dapat menjadi ciri khas seseorang sampai akhir hayat. Situasi yang lain membutuhkan perubahan-perubahan dalam pola hidup tersebut, dalam masa setengah baya atau masa tua, yang dapat menimbulkan kesukaran dan gangguan-gangguan emosi bagi orang-orang yang bersangkutan.
Ini adalah masa dimana seseorang mengatur hidup dan bertanggungjawab dengan kehidupannya. Pria mulai membentuk bidang pekerjaan yang akan ditangani sebagai karirnya, sedangkan wanita muda diharapkan mulai menerima tanggungjawab sebagai ibu dan pengurus rumah tangga.

c.       Usia banyak masalah (Problem age)
Masa ini adalah masa yang penuh dengan masalah. Jika seseorang tidak siap memasuki tahap ini, dia akan kesulitan dalam menyelesaikan tahap perkembangannya. Persoalan yang dihadapi seperti persoalan pekerjaan/jabatan, persoalan teman hidup maupun persoalan keuangan, semuanya memerlukan penyesuaian di dalamnya.
d.      Usia tegang dalam hal emosi (emostional tension)
Banyak orang dewasa muda mengalami kegagalan emosi yang berhubungan dengan persoalan-persoalan yang dialaminya seperti persoalan jabatan, perkawinan, keuangan dan sebagainya. Ketegangan emosional seringkali dinampakkan dalam ketakutan-ketakutan atau kekhawatiran-kekhawatiran. Ketakutan atau kekhawatiran yang timbul ini pada umumnya bergantung pada ketercapainya penyesuaian terhadap persoalan-persoalan yang dihadapi pada suatu saat tertentu, atau sejauh mana sukses atau kegagalan yang dialami dalam pergumulan persoalan.
e.       Masa keterasingan sosial
Dengan berakhirnya pendidikan formal dan terjunnya seseorang ke dalam pola kehidupan orang dewasa, yaitu karir, perkawinan dan rumah tangga, hubungan dengan teman-teman kelompok sebaya semakin menjadi renggang, dan berbarengan dengan itu keterlibatan dalam kegiatan kelompok diluar rumah akan terus berkurang. Sebai akibatnya, untuk pertama kali sejak bayi semua orang muda, bahkan yang populerpun, akan mengalami keterpencilan sosial atau apa yang disebut krisis ketersingan (Erikson:34).
f.       Masa Komitmen
Mengenai komitmen, Bardwick (dalam Hurlock:250) mengatakan: “Nampak tidak mungkin orang mengadakan komitmen untuk selama-lamanya. Hal ini akan menjadi suatu tanggungajwab yang trrlalu berat untuk dipikul. Namun banyak komitmen yang mempunyai sifat demikian: Jika anda menjadi orangtua menjadi orang tua untuk selamanya; jika anda menjadi dokter gigi, dapat dipastikan bahwa pekerjaan anda akan terkait dengan mulut orang untuk selamanya; jika anda mencapai gelar doctor, karena ada prestasi baik disekolah sewaktu anda masih muda, besar kemungkinan anda sampai akhir hidup anda akan berkarier sebagai guru besar”.
g.      Masa Ketergantungan
Masa dewasa awal ini adalah masa dimana ketergantungan pada masa dewasa biasanya berlanjut. Ketergantungan ini mungkin pada orangtua, lembaga pendidikan yang memberikan beasiswa sebagian atau sepenuh atau pada pemerintah karena mereka memperoleh pinjaman untuk membiayai pendidikan mereka.
h.      Masa perubahan nilai
Beberapa alasan terjadinya perubahan nilai pada orang dewasa adalah karena ingin diterima pada kelompok orang dewasa, kelompok-kelompok sosial dan ekonomi orang dewasa.
i.        Masa kreatif
Bentuk kreativitas yang akan terlihat sesudah orang dewasa akan tergantung pada minat dan kemampuan individual, kesempatan untuk mewujudkan keinginan dan kegiatan-kegiatan yang memberikan kepuasan sebesar-besarnya. Ada yang menyalurkan kreativitasnya ini melalui hobi, ada yang menyalurkannya melalui pekerjaan yang memungkinkan ekspresi kreativitas.
C.     OPTIMALISASI PERKEMBANGAN DEWASA AWAL
Dewasa awal adalah masa dimana seluruh potensi sebagai manusia berada pada puncak perkembangan baik fisik maupun psikis. Masa yang memiliki rentang waktu antara 20 – 40 tahun adalah masa-masa pengoptimalan potensi yang ada pada diri individu. Jika masa ini bermasalah, akan mempengaruhi bahkan kemungkinan individu mengalami masalah yang paling serius pada masa selanjutnya.
Menurut Vailant (1998), membagi masa dewasa awal menjadi tiga masa, yaitu masa pembentukan (20 – 30 tahun) dengan tugas perkembangan mulai memisahkan diri dari orang tua, membentuk keluarga baru dengan pernikahan dan mengembangkan persahabatan. Masa konsolidasi (30 – 40 tahun), yaitu masa konsolidasi karir dan memperkuat ikatan perkawinan. Masa transisisi (sekitar usia 40 tahun), merupakan masa meninggalkan kesibukan pekerjan dan melakukan evaluasi terhadap hal yang telah diperoleh.[7]
1.      Tugas-tugas dewasa awal
Optimalisasi perkembangan dewasa awal mengacu pada tugas-tugas perkembangan dewasa awal menurut R.J. Havighurst (1953),[8] telah mengemukakan rumusan tugas-tugas perkembangan dalam masa dewasa awal sebagai berikut:
a.      Memilih teman bergaul (sebagai calon suami atau istri)
Setelah melewati masa remaja, golongan dewasa muda semakin memiliki kematangan fisiologis (seksual) sehingga mereka siap melakukan tugas reproduksi, yaitu mampu melakukan hubungan seksual dengan lawan jenisnya. Dia mencari pasangan untuk bisa menyalurkan kebutuhan biologis.
Mereka akan berupaya mencari calon teman hidup yang cocok untuk dijadikan pasangan dalam perkawinan ataupun untuk membentuk kehidupan rumah tangga berikutnya. Mereka akan menentukan kriteria usia, pendidikan, pekerjaan, atau suku bangsa tertentu, sebagai prasyarat pasangan hidupnya. Setiap orang mempunyai kriteria yang berbeda-beda.
b.      Belajar hidup bersama dengan suami istri
Dari pernikahannya, dia akan saling menerima dan memahami pasangan masing-masing, saling menerima kekurangan dan saling bantu membantu membangun rumah tangga. Terkadang terdapat batu saandungan yang tidak bisa dilewati, sehingga berakibat pada perceraian. Ini lebih banyak diakibatkan oleh ketidak siapan atau ketidak dewasaan dalam menanggapi masalah yang dihadapi bersama.
c.       Mulai hidup dalam keluarga atau hidup berkeluarga
Masa dewasa yang memiliki rentang waktu sekitar 20 tahun (20 – 40) dianggap sebagai rentang yang cukup panjang. Terlepas dari panjang atau pendek rentang waktu tersebut, golongan dewasa muda yang berusia di atas 25 tahun, umumnya telah menyelesaikan pendidikannya minimal setingkat SLTA (SMU-Sekolah Menengah Umum), akademi atau universitas. Selain itu, sebagian besar dari mereka yang telah me­nyelesaikan pendidikan, umumnya telah memasuki dunia pekerjaan guna meraih karier tertinggi. Dari sini, mereka mempersiapkan dan membukukan diri bahwa mereka sudah mandiri secara ekonomis, artinya sudah tidak bergantung lagi pada orang tua. Sikap yang mandiri ini merupakan langkah positif bagi mereka karena sekaligus dijadikan sebagai persiapan untuk memasuki kehidupan rumah tangga yang baru. Belajar mengasuh anak-anak.
d.      Mengelolah rumah tangga
Setelah menjadi pernikahan, dia akan berusaha mengelolah rumah tangganya. Dia akan berusaha membentuk, membina, dan mengembangkan kehidupan rumah tangga dengan sebaik-baiknya agar dapat mencapai kebahagiaan hidup. Mereka harus dapat menyesuaikan diri dan bekerja sama dengan pasangan hidup masing-masing. Mereka juga harus dapat melahirkan, membesarkan, mendidik, dan membina anak-anak dalam keluarga. Selain itu, tetap menjalin hubungan baik dengan kedua orang tua ataupun saudara-saudaranya yang lain.
e.       Mulai bekerja dalam suatu jabatan
Usai menyelesaikan pendidikan formal setingkat SMU, akademi atau universitas, umumnya dewasa muda memasuki dunia kerja, guna menerapkan ilmu dan keahliannya. Mereka ber­upaya menekuni karier sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki, serta memberi jaminan masa depan keuangan yang baik. Bila mereka merasa cocok dengan kriteria tersebut, mereka akan merasa puas dengan pekerjaan dan tempat kerja. Sebalik-nya, bila tidak atau belurn cocok antara minat/ bakat dengan jenis pekerjaan, mereka akan berhenti dan mencari jenis pekerjaan yang sesuai dengan selera. Tetapi kadang-kadang ditemukan, meskipun tidak cocok dengan latar belakang ilrnu, pekerjaan tersebut memberi hasil keuangan yang layak {baik), mereka akan bertahan dengan pekerjaan itu. Sebab dengan penghasilan yang layak (memadai), mereka akan dapat membangun kehidupan ekonomi rumah tangga yang mantap dan mapan. Masa dewasa muda adalah masa untuk mencapai puncak prestasi. Dengan semangat yang menyala-nyala dan penuh idealisme, mereka bekerja keras dan bersaing dengan teman sebaya (atau kelompok yang lebih tua) untuk menunjukkan prestasi kerja. Dengan mencapai prestasi kerja yang terbaik, mereka akan mampu memberi kehidupan yang makmur-sejahtera bagi keluarganya.
f.        Mulai bertangungjawab sebagai warga Negara secara layak
Warga negara yang baik adalah dambaan bagi setiap orang yang ingin hidup tenang, damai, dan bahagia di tengah-tengah masyarakat. Warga negara yang baik adalah warga negara yang taat dan patuh pada tata aturan perundang-undangan yang ber-laku. Hal ini diwujudkan dengan cara-cara, seperti (1) mengurus dan memiliki surat-surat kewarganegaraan (KTP, akta kelahiran, surat paspor/visa bagi yang akan pergi ke luar negeri), (2) mem-bayar pajak (pajak televisi, telepon, listrik, air. pajak kendaraan bermotor, pajak penghasilan), (3) menjaga ketertiban dan keamanan masyarakat dengan mengendalikan diri agar tidak tercela di mata masyarakat, dan (4) mampu menyesuaikan diri dalam pergaulan sosial di masyarakat (ikut terlibat dalam kegiatan gotong royong, kerja bakti membersihkan selokan, memperbaiki jalan, dan sebagainya). Tugas-tugas perkembangan tersebut merupakan tuntutan yang harus dipenuhi seseorang, sesuai dengan norma sosial-budaya yang berlaku di masyarakat. Bagi orang tertentu, yang menjalani ajaran agama (rnisalnya hidup sendiri/selibat), mungkin tidak mengikuti tugas perkembangan bagian ini, yaitu mencari pasangan hidup dan membina kehidupan rumah tangga. Baik disadari atau tidak, setiap orang dewasa muda akan melakukan tugas perkembangan tersebut dengan baik.
g.      Memperoleh kelompok sosial yang seirama dengan nilai-nilai pahamnya
Masa dewasa awal ditandai juga dengan membntuk kelompok-kelompok yang sesuai dengan nilai-nilai yang dianutnya. Salah satu contohnya adalah membentuk ikatan sesuai dengan profesi dan keahlian.
2.      Masalah Perkembangan pada Dewasa Awal
Dengan bertambahnya usia, semakin bertambahpula masalah-masalah yang menghampiri. Dewasa awal adalah masa transisi, dari remaja yang huru-hara, kemasa yang menuntut tanggung jawab. Tidak bisa dipungkiri bahwa banyak orang dewasa awal mengalami masalah-masalah dalam perkembangannya. Masalah-masalah itu antara lain:
a.      Penentuan identitas diri ideal vs kekaburan identitas
Dewasa awal merupakan kelanjutan dari masa remaja. Penemuan identitas diri adalah hal yang harus pada masa ini. Jika masa ini bermasalah, kemungkinan individu akan mengalami kekaburan identitas.
b.      Kemandirian vs tidak mandiri
c.       Sukses meniti jenjang pendidikan dan karir vs gagal menempuh jenjang pendidikan dan karir.
d.      Menikah vs tidak menikah (lambat menikah)
e.       Hubungan sosial yang sehat vs menarik diri
Dalam menjalani masa dewasa awal, ada beberapa masalah yang menjadi penghambat perkembangan. Khusus dalam masa dewasa awal, diantara penghambat yang sangat penting sehingga menyukarkan penguasaan tugas-tugas perkembangan,[9] diantranya :
1)      Latihan yang tidak berkesinambungan (discontinuities); sebagai salah satu penghambat penguasaan tugas-tugas perkembangan dewasa awal, berhubungan erat dengan pengalaman-pengalaman belajar dan latihan masa lalu.
2)      Perlindungan yang berlebihan (over protectiveness); Bersangkutan dengan pola asuh orangtua yng pernah dialami dalam masa kanak-kanak.
3)      Perpanjangan pengaruh-pengaruh peer-group (prolongation of peer-group influences); Satu diantara penghambat bagi orang dewasa awal dalam menguasai tugas-tugas perkembangan. Disini akan terlihat pengaruh kelompok-kelompok khusus bagi perkembangan dewasa awal.
4)      Inspirasi-inspirasi yang tidak realistis (unrealistic aspiration); Kesukaran-kesukaran dewasa awal, dapat ditimbulkan oleh konsep-konsep yang tidak realistis dalam benak pada dewasa awal (yang baru meninggalkan masa remaja) tentang apa yang diharapkan dengan apa yang dapat dicapai.





BAB III
HASIL OBSERVASI
A.      Identitas Subjek
1.    Subjek Pertama
Nama                           : Sholikhul Zaini, S.Pd.I
Jenis Kelamin              : Laki-laki
Tempat tanggal lahir    : Jepara, 14 September 1985
Umur                           : 31 tahun
Alamat                         : DarenRt 4 Rw 6 Nalumsari Jepara
Pekerjaan                     : Tenaga Kependidikan
Hobi                            : Mancing Ikan
Status dalam keluarga : Anak ke 1 dari 3 bersaudara
2.    Subjek Kedua
Nama                           : Muhammad Minan Nurir Rohman
Jenis Kelamin              : Laki-laki
Tempat tanggal lahir    : Jepara, 22 Oktober 1988
Umur                           : 29 Tahun
Alamat                         : Gemiring Kidul Rt 1 Rw 4 Nalumsari Jepara
Pekerjaan                     : Tenaga Kependidikan
Hobi                            : Travelling
Status dalam keluarga : Anak ke 4 dari 6 bersaudara

B.     Metode Observasi
Metode yang digunakan dalam observasi ini adalah dengan wawancara secara langsung dengan objek yang bersangkutan.

C.     Hasil Observasi
Berikut adalah hasil observasi yang telah kami lakukan terhadap dua subjek tentang perkembangan masa dewasa:

No
Perkembangan
Subjek 1
Subjek 2
1
Fisik
Berat badan     : 50 Kg
Tinggi badan   : 160 Cm
Subjek tampak kurus
Berat badan    : 65 Kg
Tinggi badan   : 167 Cm
Tidak terlalu gemuk
2
Bahasa
Kemampuan berkomunikasi baik, dapat menyampaikan materi dengan baik

Kemampuan berkomunikasi baik dengan orang lain dapat menyampaikan dengan baik
3
Kognitif
Berfikir realistis dengan keadaan.
Berfikir realistis jangka panjang.
4
Sosial
Hubunga dengan keluarga dan teman baik,komunikasi baik namun kadang tergantung suasana hati pada saat kecewa tidak terlalu banyak bicara.
Hubungan dengan keluarga dan teman baik, cenderung terlihat pendiam dengan orang yang belum kenal


5
Emosional
Emosi wajar pada saat marah, marah biasa tidak sampai terlalu pada saat kecewa sakit hatipun hanya diam atau bercerita pada teman yang dapat dipercaya
Ketika senang biasa saja tersenyum kadang tertawa bersama teman-teman
Bisa mengendalikan emosi dengan watak penyabar dalam menghadapi masalah, jika senangpun cukup dengan senyum.
BAB IV
PEMBAHASAN

Secara garis besar kedua subyek tersebut mengalami perkembangan pada setiap aspek dengan baik,keduanya mengalami perkembangan dengan wajar.Dari segi fisik Sholihul Zaini subyek pertama dengan berat badan 50 kg dan tinggi badan 160 Cm memang kurang ideal sehingga tampak kurus hal ini di sebabkan oleh faktor keturunan,berbeda dengan subyek kedua (Minanur) dengan berat badan 65 kg dan tinggi badan 167 cm tampak ideal dan tidak terlalu gemuk.Meskipun subyek pertama umurnya  lebih tua dari subyek kedua namun subyek pertama memiliki tinggi dan berat badan yg lebih sedikit di bandingkan subyek kedua.
Dari segi bahasa kedua subyek memiliki kemampuan komunikasi dengan baik sesuai dengan tahapan perkembangan usia dewasa.Subyek pertama (Sholihul) berkomunikasi dengan baik namun akan  menjadi pendiam saat suasana hati kurang baik atau kecewa(tergantung faktor internal).Sedangkan subyek kedua (Minanur) juga berkomunikasi dengan baik namun akan menjadi pendiam saat  bersama dengan orang yang belum di kenal ( faktor eksternal).
Dari segi kognitif subyek pertama berpikir secara realistis sesuai dengan keadaan, pola pikir ini di sebabkan usia subyek pertama yang lebih tua sehingga lebih banyak mempunyai pengalaman tentang kegagalan- kegagalan.Sedangkan subyek kedua berpikir realistis jangka panjang ini di sebabkan subyek kedua yang lebih muda sehingga semangatnya masih menggebu.
Dari segi sosial  keduanya memiliki hubungan yang baik dengan orang tua,keluarga,teman dan masyarakat sekitar,subyek pertama (sholihul) akan memilih bersikap diam saat di kecewakan sedangkan subyek kedua (Minanur) akan  tetap tersenyum walaupun dia disakiti,keduanya bertujuan agar tetap terjalin hubungan sosial yang baik dengan orang di sekitar mereka.
Dari segi emosional kedua subyek  memiliki perkembangan yang wajar tertawa saat senang,bersikap diam saat sedih,dan gembira sewajarnya saja,saat ada masalah subyek pertama memilih diam atau bercerita dengan teman sedangkan subyek kedua tersenyum dan bersabar saat ada masalah,keduanya sudah bersikap layaknya orang dewasa dengan karakter dan ciri khas masing-masing.
















BAB V
PENUTUP
Psikologi perkembangan Memiliki pengertian dan pemahaman yang baik tentang psikologi perkembangan dan kemampuan dalam menentukan berbagai metode pembelajar pendekatan yang sesuai dengan karakteristik perkembangan.
observasi ini akan mengetahui secara singkat namun sarat akan berguna yang sangat mendasar dan memberikan gambaran tentang perkembangan objek yang di observasi
Dalam observasi kali ini sangat berguna bagi kelompok kami  untuk mengetahui perkembangan pada objek dewasa
Alhamdulillah sudah selesai dalam observasi, kelompok kami  minta maaf kalau ada kekurangan atau kesalaha dalam membuat observasi kelompok, kami hanya manusia yang lemah sehinga kami butuh masukan anda kalau ada kekurangan dalam membuat observasi kali ini. terimakasih














DAFTAR PUSTAKA
Hurlock,E.B.1993. Psikologi Perkembangan: Suatu pendekatan sepanjang rentang
kehidupan(edisi kelima). Jakarta: Erlangga.
Jurnal Sari Dewi, Ika. 2006..Kesiapan Menikah pada Wanita Dewasa Awal yang
Bekerja. Medan: Jurusan Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
M. Djawad Dahlan, 2001. Psikologi Perkembangan anak dan remaja. Rosda.
Mappiare, Andi. 1983. Psikologi Orang Dewasa. Surabaya: Usaha Nasional.
Monks,F.J., Knoers,A.M.P & Hadinoto S.R. 2001. Psikologi Perkembangan:
Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Santrock.2007. Perkembangan Anak.Jilid 1.Jakarta: Erlangga.
Syamsu Yusuf. 2002. Pengantar Psikologi. FIP UPI.















LAMPIRAN- LAMPIRAN
Wawancara dan observasi bersama subjek 1 atas nama Sholikul Zaini, S.Pd.I



















Wawancara dengan subjek 2 atas nama Muhammad Minan Nurir Rohman
















Tugas Individu

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini!
1.      Apa peran Anda dalam melakukan observasi dan penyusunan laporan observasi?
Peran saya dalam tugas observasi ini adalah :
2.      Apa peran masing-masing teman sekelompok Anda dalam melakukan observasi dan penyusunan laporan observasi?(Sebutnama teman Anda dan jelaskan perannya!)
3.      Menurut Anda, apa manfaat bagi Anda metode observasi yang telah Anda lakukan dalam perkuliahan psikologi perkembangan dibandingkan metode perkuliahan lain seperti ceramah/ presentasi?
4.      Apa kesan/ pendapat Anda terhadap perkembangan subjek yang Anda amati?
Apa pesan Anda agar subjek yang Anda amati lebih baik/ optimal perkembangannya
















TUGAS INDIVIDU
M ROIS KHAFILUDIN
JAWABAN
1.      Peran saya dalam melakukan observasi yaitu ikut serta dalam wawancara, membuat latar belakang , tujuan observasi, dan menulis hasil wawancara.
2.      Peran masing – masing teman kelompok
a.         Tata Ektavia         :
Ø  Menyusun pertanyaan yang di ajukan pada subjek, saat wawancara, menanyai subjek,fotografer, dan membuat powerpoint
b.    Muarif                     :
Ø  Ikut serta dalam wawncara, membuat landasan teori, menulis hasil wawancara dan fotografer
c.    Abdul Manan         :
Ø  Ikut serta dalam wawancara, menanyai subjek, dan membuat pembahasan
d.   Winda                     :
Ø  Ikut serta dalam wawancara, menanyai subjek dan membuat hasil observasi
e.    Anas                       :
Ø  Ikut serta dalam wawancara, menanyai subjek dan membuat penutup.
3.      Menurut saya, manfaat metode observasidibandingkan metode yang lain (ceramah, presentasi) adalah untuk menambah wawasan dan pengetahuan, karena metode ini sangat membantu untuk mendapatkan hasil data yang valid yang di peroleh langsung oleh subjek( narasumber). Dan dari data tersebut kita bisa memebandingkan hasil dari metode metode yang lain 
4.       Dalam melakukan kegitan observasi ini saya sangat terkesan dari beberapa tanggapan atau jawaban atas petanyaan yang diajukan, dari beberapa hasil observasi ini membuat saya termotivasi, karena pengalaman yang yang sanagat berharga , sehingga menjadi dasar dan pelajaran bagi saya.
5.      Pesan saya kepada subjek adalah untuk selalu menghargai dan menerima apa yang tuhan berikan kepada kita, dan selaluagar optimis  dalam menjalankan tugas atau kerjaan untuk lebih maju dan sukses untuk kedepannya.
























TUGAS INDIVIDU
ECHTAVIA  MAULA SHIFA (1510120066)
1.    Peran saya dalam melakukan observasi dan penyusunan laporan yaitu menyusun pertanyaan yang diajukan pada subjek, ikut serta dalam wawncara, menanyai subjek, fotografer dan membuat powerpoint .
2.    Tugas masing-masing teman kelompok :
a.    Rois       : ikut serta dalam wawancara, membuat latar belakang, tujuan observasi dan menulis hasil wawancara.
b.    Muarif    : ikut serta dalam wawancara, membuat landasan teori,menulishasil wawancara dan fotografer.
c.    Winda    : ikut serta dalam wawancara, menanyai subjek, dan membuat hasil observasi.
d.   Manan    : ikut serta dalam wawancara, menanyai subjek, dan membuat pembahasan.
e.    Anas      : ikut serta dalam wawancara. Menanyai subjek, dan membuat penutup.
3.    Menurut saya, metode observasi dibandingkan dengan metode yang lain (ceramah / presentasi) adalah menambah wawasan dan pengetahuan karena didalam metode ini kita dapat melihat apa saja secara langsung yang terkadang sulit untuk dijelaskan. Dalm metode observasi ini kita dituntut untuk terjun langsung ke lapangan. Dan menambah pengetahuan mengenai proses maupun objek yang diamati.
4.    Kesan subjek I        : subjek sedikit pemalu, sehingga pada saat wawancara tidak begitu detail. Akan tetapi baik dalam menyampaikan pendapat maupun materi. Bisa menyesuaikan diri terhadap dirinya maupun orang lain.
Kesan subjek II      : subjek cenderung pendiam ketika berhadapan dengan orang yang belum dikenal, jika tidak diajak bicara  maka subjek tidak akan bicara. Namun berbicara dengan orang yang sudah dikenal maka kemampuan subjek dalam berkomunikasi maupun menyampaikan sangatlah baik.
5.    Pesan subjek I & II            : tetap semangat dalam menjalani kehidupan. Be positif thinking.

TUGAS INDIVIDU
WINDA FITRIYANI (1510120067)

1.    Tugas saya adalah
a.    Menentukan subjek yang akan diobservasi
b.    Ikut serta dalam wawancara
c.    Menyusun laporan observasi bagian hasil observasi
2.    Tugas teman saya sebagai berikut:
a.    Rois : ikut serta dalam wawancara, membuat latar belakang, tujuan observasi dan menulis hasil wawancara.
b.    Muarif    : ikjt serta dalam wawancara, membuat landasan teori,menulis hasil wawancara dan fotografer.
c.    Tata        : ikut serta dalam wawancara, menanyai subjek, dan membuat powerpoint.
d.   Manan    : ikut serta dalam wawancara, menanyai subjek, dan membuat pembahasan.
e.    Anas      : ikut serta dalam wawancara. Menanyai subjek, dan membuat penutup.
3.    Menurut saya metode observasi ini bermanfaat untuk lebih memahamkan materi psikologi perkembangan, lebih menyenangkan karena tidak melulu hanya mendengarkan jadi kita bisa langsung aksion dengan bertemu dengan subjek-subjek yang berbeda melatih keberanian berbiacara menghadapi subjek.
4.    Yang saya observasi adalah sahabat saya mereka masing-masing pribadi yang berbeda, perkembangan mereka sudah baik dan sesuai dengan fase mereka yakni fase dewasa.
5.    Untuk subjek 1 & 2 teman saya kak zaini dan mas rahman tetap sabar dan berfikir jernih serta kembangkan keterampilan kalian, jangan lupa percaya diri dan bahagia.







[1] Syamsu  Yusuf. Pengantar Psikologi. FIP UPI: 2002. hlm. 1-2.
[2] M. Djawad Dahlan, Psikologi Perkembangan anak dan remaja. Rosda: 2001, hlm. 3-4.
[3] Monks,F.J., Knoers,A.M.P & Hadinoto S.R. 2001. Psikologi Perkembangan: Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
[4] Hurlock,E.B.1993. Psikologi Perkembangan: Suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan (edisi kelima). Jakarta: Erlangga.
[5] Santrock.2007. Perkembangan Anak.Jilid 1.Jakarta: Erlangga
[6] Mappiare, Andi. Psikologi Orang Dewasa. Surabaya: Usaha Nasional 1983. Hlm 20.
[7] Jurnal Sari Dewi, Ika..Kesiapan Menikah pada Wanita Dewasa Awal yang Bekerja. Medan: Jurusan Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, 2006.
[8] Ibid,.hlm 31-32.
[9] Ibid,. hlm 36.

0 komentar: