Filsafat Modern









FILSAFAT MODERN

MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : filsafat
Dosen Pengampu : Nadhirin S.Ag, M. Pd








Disusun Oleh  :

Ali Ridho                   1410110310
Eni Rosyidah                        1410110315
Khoirotun Salafiah            1410110322
Fitriyani muaziroh 1410110336



 
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
PROGRAM STUDI TARBIYAH / PAI
2014



A.   PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG


                   Tidak dapat dipungkiri, zaman filsafat modern telah dimulai. Secara hiustoris, zaman modern dimulai sejak adanya krisis zaman pertengahan selama dua abad (abad ke 14 dan ke 15), yang di tandai dengan munculnya gerakan renaissance. Renaissance berarti kelahiran kembali, yang mengacu kepada gerakan keagamaan dan kemasyarakatan yang bermula di italia (pertengahan abad ke14). Tujuan utamanya adalah merealisasikan kesempurnaan pandangan hidup kristiani dengan mengaitkan filsafat yunani dengan ajaran agama kristen. Selain itu, juga dimaksudkan untuk mempersatukan kembali gereja yang terpecah-pecah.
                   Di samping itu, para humanis bermaksud meningkatkan suatu perkembangan yang harmonis dari keahlian-keahlian dan sifat-sifat alamiah manusia dengan mengupayakan kepustakaan yang baik dan mengikuti kultur klasik.
                   Renaissance akan banyak memberikan segala aspek realitas. Perhatian yang sungguh-sungguh atas segala hal yang konkret dalam lingkup alam semesta, manusia, kehidupan masyarakat, dan sejarah. Pada masa itu pula terdapat upaya manusia untuk memberi tempat kepada akal yang mandiri. Hal ini di buktikan adanya perang terbuka terhadap kepercayaan  yang dogmatis dan terhadap orang-orang yang enggan menggunakan akalnya.
                   Asumsi yang digunakan, semakin besar kekuasaan akal kan dapat diharapkan lahir ”dunia baru” yang penghuninya (manusia-manusianya) Dapat merasa puas atas dasar kepimpinan akal yang sehat.      
                   Dalam era filsafat modern, yang kemudian dilanjutkan dengan era filsafat abad ke-20, muncullah berbagai aliran pemikiran: Rasionalisme, empirisme, kritisisme, idealisme, positivissme, evolusionisme, materialisme, neo-kantianisme, pragmatisme,filsafat hidup, fenomenologi, eksistensialisme, dan neo-thomisme.
 (Asmoro achmadi, filsafat umum hlm:1)























B.   TOKOH PEMIKIRAN FILSAFAT MODERN

Beberapa Filosof dan pemikirannya.
     Abad ke-20 muncul berbagai aliran pemikiran antara lain:

1.   Rasionalisme

   Setelah pemikiran Renaissance sampai pada penyempurnaanya, yaitu telah tercapainya kedewasaan pemikiran, maka terdapat keseragaman mengenai sumber pengetahuan yang secara ilmiah dapat dipakai manusia, yaitu akal (rasio) dan pengalaman(empiri). Karena orang mempunyai kecendrungan kedua-duanya sama-sama membentuk aliran tersendiri yang saling bertentangan.(asmoro achmadi, halm:115)

  Masyarakat, dan sejarah. Pada ,masa itu Rasionalisme di pelopori oleh descartes (1956-1650) yang di sebut sebagai pelopor bapak filisof modern. Ia menyatakan bahwa ilmu pengetahuan harus satu, tanpa bandingannya harus di susun oleh satu orang sebagai bangunan yang berdiri sendiri menurut satu metode yang umum yang harus di pandang sebagai hal yang benar adalah apa yang jelas dan terpilih-pilih. Ilmu pengetahuan harus satu metode yang umum yag harus di pandang sebagai hal yang benar adalah apa yang jelas dan terpilah-pilah. Ilmu pengetahuan harus mengikuti langkah ilmu pasti karena ilmu pasti dapat di jadikan model cara mengenal secara dinamis rene Descarte berpendapat bahwa sumber pengetahuan yang dapat di percaya adalah akal yang memenuhi syarat yang di tentukan atau di tuntut oleh semua ilmu pengetahuan ilmiah dengan akal yang dapat di peroleh kebenaran kebenaran dengan metode deduktif seperti yang di contohkan dalam ilmu pasti.

   Latar belakang munculnya aliran Rasionalisme dalah keinginan untuk membebaskan diri dari segala pemikiran tradisional(skolastik), yang pernah diterima , tetapi tidak mampu menangani hail-hasil ilmu pengetahuan yang dihadapi. Apa yang di tanam Aristoteles dalam pemikiran saat itu juga masih dipengaruhi oleh khayalan-khayalan.

   Descartes menginginkan cara yabg baru dalam berpikir, maka diperlukan titik tolak pemikiran pasti yang dapat ditemukan dalam keragu-ragua n, cagito ergo sum (saya berpikir maka saya ada), jelasnya bertolak pada keraguan untuk mendapatkan kepastian.(asmoro achmadi, halm:116)








    Benih rasionalisme sebenarnya sudah ditanam sejak jaman Yunani kuno. Salah satu tokohnya oleh Socrates, yang mengajukan sebuah proposisi terkenal bahwa, sebelum manusia memahami dunia maka ia harus memahami dirinya sendiri. Kunci untuk memahami dirinya itu adalah kekuatan rasio. Para pemikir rasionalisme berpandangan bahwa tugas dari para filosof diantaranya adalah membuang pikiran irasional dengan rasional. Pandangan ini misalnya disokong oleh Descartes yang menyatakan bahwa pengetahuan sejati hanya didapat dengan menggunakan rasio.
(resume-aliran-e28093-aliran-filsafat-abad-modern.pd




2.    Emperisme

    Tokohnya adalah Thomas Hobbes, Jhon Locke dan David Hume. Ilmu yang dihadapi.pengetahuan besar sekali manfaat nya bagi kehidupan, kemudian beranggapan bahwa ilmu yang bermanfaat pasti dan benar adanya hanya di peroleh lewat indra (empiri) dan empirilah satu-satunya sumber pengetahuan. Pemikiran tersebut lahir dengan nama Empirisme.
- Thomas hobbes (1588-1679)
Ia seorang ahli pikir Inggris lahir di Malmesbury. Pada usia 15 tahun ia pergi ke Oxford untuk belajar logika skolastik dan fisika, yang ternyata gagal, karena ia tidak berminat sebab gurunya beraliran Aristotelian. Sumbagan besar sebagai ahli pikir adalah suatu sistem yang materialistis yag besar, termasuk juga peri kehidupan yang organis dan rohaniah. Dalam bidang kenegaraan ia mengemukakan teori montrak sosial.

    Dalam tulisannya, ia telah menyusun suatu sistem pemikiran yang berpangkal pada dasar-dasar empiris, disamping juga menerima metode dalam ilmu alam yang matematis.

    Pendapatnya bahwa ilmu filsafat adalah satu ilmu pengetahuan yang sifatnya umum, dan juga ilmu pengetahuan tentang akibat atau gejala yang di peroleh dari sebabnya,sasaran filsafat adalah fakta, yaitu untuk mencari sebabnya. Segala yang di tentukan oleh sebab sedangkan prosesnya sesuai dengan hukum ilmu pasti atau ilmu alam.

    Namanya sangan terkenal karena teorinya tentang kontrak sosial, yaitu manusia mempunyai kecendrungan untuk mempertahankan diri. Apabila setiap orang mempunyai kecendrungan demikian, maka pertentangan, pertengkaran atau perang total tak dapat dihindari. Perang akan membuat kehidupan menjadi sengsara dan buruk. Bagaimana manusia dapat menghindarinya. Maka diperlukan akal sehat, agar setiap orang mau melepaskan haknya untuk berbuat sekehendaknya sendiri. Untuk itu, mereka harus bersatu membuat perjanjian untuk menaati/tunduk terhadap penguasa. Orang-orang yang dipersatuakn disebut commonwealth.(asmoro achmadi, halm:117)
 

Jhon Locke(1932-1704)

   Ia dilahirkan di Wshington, dekat Bristol, Inggris. Di samping sebagai seorang ahli hukum, ia juga menyukai filsafat dan teologi, mendalami ilmu kedokteran dan penelitian kimia. Dalam mencapai kebenaran, sampai seberapa jauh(bagaimana) manusia memakai kemampuannya.
(asmoro achamadi, halm:117)

   Dalam penelitiannya ia memakai istilah sensation dan refestion, sensation adalah suatu yang dapat berhubungan dengan dunia luar, tetapi manusia tidak dapat mengerti dan meraihnya, sedangkan reflection adalah pengenalan intuitif yang memberikan pengetahuan kepada manusia yang sifatnya lebih baik dari pada sensation.


   Sumbangan utama dari aliran empirisme adalah lahirnya ilmu pengetahuan modern dan penerapan metode ilmiah untuk membangun pengetahuan. Selain itu, tradisi empirisme adalah fundamen yang mengawali mata rantai evolusi ilmu pengetahuan sosial, terutama dalam konteks perdebatan apakah ilmu pengetahuan sosial itu berbeda dengan ilmu alam. Sejak saat itu, empirisme menempati tempat yang terhormat dalam metodologi ilmu pengetahuan sosial.
(resume-aliran-e28093-aliran-filsafat-abad-modern.pdf)




3.   Kritisme

   Aliran ini uncul abad ke-18. Suatu zaman baru dimana seorang ahli pikir yang cerdas mencoba menyelesaikan pertentangan antara rasionalisme dan empirisme. Zaman baru ini disebut zaman pencerahan(aufklarung). Zaman pencerahan ini muncul dimana manusia lahir dalam keadaan belum dewasa(dalam pemikiran filsafatnya). Akan tetapi, setelah kant mengadakan penyeledikan (kritik) terhadap peran pengetahuan akal. Setelah itu manusia terasa bebas dari otoritas yang datangnya dari manusia, demi kemajuan/peradaban manusia. (asmoro achmadi, halm:118)

   Sebagai latar belakangnya manusia melihat adanya kemajuan ilmu pengetahuan telah mencapai hasil yang mengembirakan. Disisi lain jalannya filsafat tersendat-sendat,untuk itu di perlukan upaya agar filsafat dapat berkembang sejajar dengan ilmu pengetahuan alam. Seorang ahli fikir jerman Imanuel kant (1724-1804) mencoba menyelesaikan persoalan di atas. Kant mengakui peranan akal dan keharusan empiri, kemudian di cobanya mengadakan sintesis walaupun sama pengetahuan bersumber pada akal ( Rasionalisme ) tetapi adanya pengertian timbul dari benda (empirisme) ibarat burung terbang harus mempunyai sayap ( Rasio) dan udara ( empiri). Jadi metode pemikirannya di sebut metode kritis.
                  
                  
  
4.   Idealisme

   Setelah Kant mengetengahkan tentang kemampuan akal manusia, maka para murid Kant tidak puas terhadap btas kemampuan akal, alasannya karena akal murni tidak akan dapat mengenal yang diluar pengalaman. Untuk itu, dicarinya suatu dasar, yaitu suatu sistem metafisika yang di temukan lewat dasar tindakan: aku sebagai sumber yang sekonkret-konkretnya. Titik tolak tersebut dipakai sebagai dasar umtuk membuat suatu kesimpulan tentang keseluruhan yang ada.(asmoro achmadi, halm:120)

   Pelopor idealisme: j.g fichte (1762-1814), F.J.W. Schjeling (1775-1854), G.J.W Hegel (1770-1831) Schopen haver (1788-1860) rintisan ini mencapai puncak pada masa Hegel menurut pendapatnya segala peristiwa di dunia ini hanya bisa di mengerti jika satu syarat di penuhi, yaitu jika peristiwa itu secara otomatis mengandung penjelasan. Ide yang berfikir itu adalah sebenarnya gerak yang menimbulkan gerak lain, artinya gerak yang menimbulkan tesis, kemudian menimbulkan anti tesis kemudian timbul sintetis yang merupakan tesis baru, yang nanti nya menimbulkan sintesis dan seterusnya, inilah yang di sebut Dialektika.



               

5.   Posititisme

   Filsafat positivisme lahir pada abad ke-19. Titik tolak pemikirannya, apa yang telah diketahui adalah yang faktual dan yang positif, sehingga metafisika ditolaknya. (asmoro achamadi, halm:120)

   Yang di maksud dengan fositif adalah segala gejala yang tampak seperti apa adanya, sebatas pengalaman objektif. Beberapa tokoh: August Comte (1798-1857) Jhon S. Mill (1806-1873) Herbert Spencer ( 1820-1903)  
                    
                     


                        August Comte (1798-1857)
     Ia lahir di Montpellier, Prancis. Sebuah karyanya adalah cours de philosophia  positive (kursus tentang filsafat positif) dan berjasa dalam   mencipta ilmu sosiologi.
    Menurut pendapatnya, perkembangan pemikiran manusia mengarahkan pandagannya kepada hakikat yang batiniah (sebab utama). Disini manusia percaya kepada kemungkinan adanya suatu mutlak. Artinya, di balik setiap kejadian tersirat adanya maksud tertentu.
    Pada tahap metafisis manusia hanya sebagai tujuan pergeseran dari thap teologis. Sifat yang khas adalah kekuatan yanh tadinya bersifat adi kodrati, di ganti dengan kekuatan-kekuatan yang mempunyai pemgertia abstrak, yang diintegrasikan dengan alam.
    Pada tahap ilmiah/positif, manusia telah memulai mengetahui dan sadar bahwa upaya pengenalan teologis dan metafidi tidak ada gunanya. Sekarang manusia berusaha mencari hukum-hukum yamg berasal dari fakta-fakta pengamatan dengan memakai akal.
    Tahap-tahap tersebut berlaku pada setiap individu (dalam perkembangan rohani) juga dibidang ilmu pengetahuan.
    Pada akhir hidupnya, ia berupaya untuk membangun agama baru tanpa teologi atas dasar filsafat positifnya. Agama baru tanpa teologi ini mengagungkan akal dan mendambakan kemanusiaan dengan semboyan “cinta sebagai prinsip, teratur sebagai basis, kemajuan sebagai tujuan”.
    Sebagai istilah ciptaanyan yang terkenal altruism yaitu menganggap bahwa soal utama bagi manisian ialah usaha untuk hidup bagi kepentingan orang lain. (asmoro achmadi, halm:122)




6.   Evolusionisme

    Aliran ini dipelopori oleh seorang Zoologi yang mempunyai pengaruh sampai saat ini yaitu Charles Robert Darwin(1809-1882). Dia mendominasi pemikiran filsafat pada abad ke-19.
Pada tahun 1838 membaca bukunya Malthus An Essay on the palenciple of population. Buku tersebut memberikan inspirasi kepada Darwin untuk membentuk kerangka berpikir dari teorinya. Menurut Malthus, maniusia akan cenderung meningkat jumlahnya(deret ukur)., diatas batas bahan bahan makanan (deret ukur). Dengan demikian, darwin memberikan kesimpulan bahwa untuk mengatrasi hal tersebut manusia harus bekerjasama, harus berjuang diantara bersamanya untuk mempertahankan hidupnya. Karena itu hanya hewan yang ulet yang mampu untuk menyesuakan diri dengan iklim sekitarnya
       Dalam pemikirannya, ia mengajukan konsepnya tentang perkembangan tentang segala sesuatu termasuk manusia yang diatur oleh hukum- hukum mekanik, yaitu survival of the fittes dan struggle for life.
       Pada hakikatnya antara binatang dan manusia dan benda apaun tiada bedanya. dimungkinkan terdapat perkembangan manusia pada masa yang akan datang lebih sempurna. Dalam pemikiranya, darwin tidak melahirkan sistem filsafat, tetpi pada ahli pikir berikutnya (Herbert Spencer) berfilsafat berdasarkan pad evolusionisme.
(Asmoro ahmadi, filsafat umum halm: 122)

7.   Matearilisme

   Munculnya positivisme dan evolusionisme menambah terbukanya pintu pengingkaran terhadap aspek kerohanian.
Julien de lamettrie (1709-1751) mengemukakan pemikirannya bahwa binatang dan manusia tidak ada bedanya, karena semuanya di anggap sebagai mesin. Dari matrealisme historis atau diakletis yaitu karl marx (1818-1883) nama lengkapnya karl Heinrich mark. Menurut pendapatnya tugas seorang filosof adalah bukan unuk menerangkan dunia tetapi untuk mengubahnya
Seorang tokoh lagi (materialisme alam) adalah Ludwig Fewueurbach (1804-1872) .  Sebagai pengikut hegel, mengemukakan pendapatnya, bahwa pengetahuan maupun tindakan berlaku adigium, artinya terimalah dunia yang ada, bila menolak agama/metafisika. Satu-satunya asas kesusialaan adalah keinginan untuk mendapatkan kebahagiaan. Dan untuk mencari kebahagiaan manusia harus ingat kan sesamanya.(asmoro achamadi, halm:123)

     Dari materialisme Historis/dialektis, yaitu Karl Marx (1818-1883), nama lengkapanya Karl Heinrich Marx dilahirkan di Trier, Prusia Jerman. Sewaktu menjadi mahasiswa ia terpengaruh oleh ajaran hegel dan dapat mencapai gelar doktor dalam bidang folsafat. Di kala ia berkawan dengan Bruno Bauer ia mendapat kekecewaan, tatapi setelah ia berkawan dengfan Friedrich Engels di Paris, maka dengan kawannya itulah ia (tahun 1848) menyusun manifesto comunist. Setelah itu, ia menjadi buroanan politik dan di usisr dan dipenjara di London, sampai meninggal dunia. Ia meninggalkan warisan sebuah karya terbesarnya, Das Kapital, yang terbit tahun 1867.

    Menurut pendapatnya, tugas seorang filosof bukan untuk menerangkan dunia, tetapi untuk mengubahnya. Hidup manusia itu ternyata oleh keadaan ekonomi. Dari segala hasil tindakannya: ilmu,seni, agama, kesusilaan, hukum, politik semuanya itu hanya endapan dari keadaan itu, sedangkan keadaan itu sendiri ditentukan bener-benar dalam sejarah(asmoro achmadi, halm:124)





8.   Neo-Kantianisme

    Setelah materialisme pengaruhnya merajalela, para murid kant mengadakan gerakan lagi. Banyak filosof jerman yang tidak puas dengan materialisme, positivisme, dan idealisme. Mereka ingin kembali ke filsafat kritis, yamgh berbas dari speku;lasi idealisme dan bebas dari dogmatis positivisme dan materialisme. Gerakan ini disebut Neo- kantianisme. (asmoro achmadi, filsafat umum hlm:124)

    Tokohnya: Wilhem Windelband (1848-1915) herman cohen ( 1842-1918) Paul Natrop (1854-1928) Heinrich Reckhart ( 1863-1939). Herman mengemukakan bahwa keyakinannya kepada otoritas akal manusia untuk mencipta

    Herman Cohen memberikan titik tiolak pemikirannya mengemukakan bahwa keyakinannya pada otoritas akal manusia untuk mencipta. Mengapa demikian, karena segala sesuatu itu baru dikatakan ‘ada’ apabila dipikirkan.

9.   Pragmatisme

     pragmatisme berasal dari kata pragma yang artinya guna. Pragma berasal dari kata yunani. Maka pragmatisme adalah suatu aliran yang mengajarkan bahwa yang benar adalah apa saja yang membuktikan dirinya sebagai yang benar dengan akibat-akibat yang bwermanfaat secara praktis. Misalnya, berbagai pengalaman pribadi tentang kebenaranm mistik, asalkan membawa kepraktisan dan bermanfaat. Artinya segala sesuatu dapat di terima asalkan bermanfaat bagi kehidupan.

     Tokohnya: William James (1842-1910)
 beranggapan bahwa masalah kebenaran tentang asal atau tujuan dan                      hakikat bagi orang amerika terlalu teoritis, yang ia inginkan adalah hasil-hasil yang konkrit, dengan demikian untuk mengetahui kebenaran dari ide atau konsep haruslah di selidiki konsekuensi-konsekuensinya.


10.            Filsafat Hidup

     Aliran ini lahir akibat dari reaksi dengan adanya ilmu pengetahuan dan teknologi yang menyebabkan industrialisai semakin pesat. Hal ini mempengaruhi pola pemikiran manusia. Peran akal pikir hanya digunakan untuk menganalisi sampai menyusun suatu sintesis baru. Bahkan alam semesta atau manusia dianggap sebagai mesin, yang tersusun dari bebrapa komponen, dan bekerja sesuai dengan hukum-hukumnya.
(asmoro achmadi, halm:125)
Tokohnya adalah Henry Bergson (1859-1941).
Pemikirannya : Alam semesta semesta ini merupakan suatu organisme yang kreatif, tetapi perkembangannya tidak sesuai debgan implikasa logis.


     Ia dianggap pada masalah metafisika yang tidak tampak dan tempatnya dibelakng ilmu pengetahuan. Itulah yang menyebabkan ia terjun dalam bidang ilmu filsafat.
     Pemikiran filsafat Henry Bargon ini sebagai reaksi dari positivisme, materialisme,subjektivisme, dan relativisme. Kemudian ia mengupayakan dengan melalui yang positif (ilmu) tersebut untuk menyalami yang mutlak dan oengetahuan metafisis. Ia mempertahankan kebebasan dan kemerdekaan kehendak. (asmoro achmadi halm: 126)
11.            Fenomenologi

    Fenomenologi berasaal dari kata fenomen yang artinya gejala, yaitu suatu hal yang tidak nyata dan semua. Kebalikannya kenyataan juga dapat diartikan sebagai ungkapan kejadian yang dapat diamati lewat indra.
Misalnya penyakit flu gejalanya batuk, pilek. Dalam filsafat fenomeno logi, arti diatas berbeda dengan yang dimaksud, yaitu bahwa suatu gejala tidak perlu harus diamati oleh indra, karena gejala juga dapat di lihat secara bathiniah, dan tidak harus berupa kejadian-kejadian. Jadi, apa yang kelihatan

     Dalam dirinya sendiri seperti apa adanya.
Dan yang lebih penting dari filsafat fenomenologi sebagai seumber berpikir yang kritis. Pemikirangb yang demikian besar pengaruhnya di Eropa dan Amerika antara tahun 1920 hingga tahun 1945 dalam bidang ilmu pengetahuan positif. (asmoro achmadi, halm:127)

     Tokoh Edmind Husserl (1839-1939) dan pengikut-pengikutnya Max Scheler (1874-1928) pemikirannya bahwa objek/benda harus diberi kesempatan untuk berbicara yaitu dengan cara deskriptif fenomenologis yang didukung oleh metode deduktif. Tujuannya adalah untuk melihat hakekat gejala secara intuitif.



     Sedangkan metode deduktif artinya mengkhayalkan gejala-gejala dalam berbagai macam yang berbeda. Sehingga akn terlihat batas invariable dalam situasi yang berbeda-beda. Sehingga akan muncul unsur yang tidak berubah-ubah yaitu hakikat. Inilah yang di carinya dalam metode variasi eidetis.(asmoro achamadi, halm:127)




12.            Eksistensialisme

     Kata eksistensialisme berasal dari kata eks = ke luar, dan sistensi atau sisto = beediri, menempatkan. Secara umum berarti, manusia  keberadaanya itu sadar bahwa dirinya ada dan segala sesuatu keberadaanya ditentukan oleh akunya. Karena manusia selalu terlihat di sekelilingnya , sekaligus sebagai miliknya. Upaya untuk menjadi miliknya itu manusia harus berbuat menjadikan – merencanakan, yang bsrdasar pada pengalaman yang konkret.
    Eksistensialisme ,merupakan aliran filsafat yang memandang berbagai gejala dengan berdasarkan pada eksistensinya. Artinya, bagaimana manusia Itu berada (bereksistensi) dalam dunia. (asmoro achmadi, halm:128)                               

     Tokohnya Soren Kierkegaard 91813-1855) Martin Heidegger. J.P. Sartre. Karl Jaspers. Gabriel marcel pemikiran saren mengemukakan bahwa suatu kebenaran itu tidak berada pada suatu sistem yang umum tetapi berada pada eksistensi yang individu dan konkret.


      Menurut Martin Heiddeger manusia tidak menciptakan dirinya sendiri, ia di lemparkan didalam keberadaan. Tetapi, walau demikian manusia tetap memiliki tanggung jawab atas keberadaannya itu. Kepekaannya di ungkapkan dalam suasana batin di dalam perasaan dan emosi. Di antara suasana batin atau perasaan-perasaan itu yang terpenting ialah rasa cemas. Kecemasan adalah pengalaman umum yang menjadikan manusia tiba-tiba merasa sendirian, di kepung oleh kekosongan hidup, dimana kita merasa bahwa seluruh hidup kita tiada arti. Oleh karena itu maka di dalam kehidupan sehari-hari manusia bereksistensi, tidak yang sebenarnya. Akan tetapi justru manusia memiliki kemungkinan untuk keluar dari eksistensi yang tidak sebenarnya itu, keluar dari belenggu pendapat orang banyak dan menemukan dirinya sendiri.
(resume-aliran-e28093-aliran-filsafat-abad-modern.pdf)


     Filsuf lain, Sartre, menyatakan eksistensi manusia mendahului esensinya. Pandangan ini menolak ajaran filsafat idealisme bahwa wujud nyata (existence) dianggap mengikuti hakikat 8
(essence)nya. Dalam pandangan Sartre manusia hakikatnya memiliki ciri khas tertentu yang menyebabkannya berada di mahluk lain. Oleh karena itu, menurutnya eksistensi manusia mendahului esensinya.
(resume-aliran-e28093-aliran-filsafat-abad-modern.pdf)







13.            Ne-Thomisme

     Paham Thomisme yaitu aliran yang mengikuti paham Thomas Aquinas. Pada mulanya di kalangan gereja terdapat keharusan untuk mempelajari ajaran tersebut, kemudian pada akhirnya menjadi paham Thomisme.
 http://www.emakalah.com/2013/05/filsafat-zaman-modern.html#ixzz3EMOws81v
                                     
    Yaitu pertama, paham yang menganggap bahwa ajaran thomas sudah sempurna. Tugas kita adalah memberikan tafsir sesuai dengan keadaan zaman. Kedua, paham yang menganggap bahwa walaupun ajaran thomas telah sempurna, tetapi masih terdapat hal-hal yang pada suatu saat belum dibahas. Oleh karena itu, sekarang perlu diadakan penyesuaian sehubungan dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Ketiaga, paham yang menganggap bahwa ajaran thomas harus diikuti, akan tetapi tidak boleh beranggapan bahwa ajarannya betul-betul sempurna.(asmoro achmadi halm:128)




14.                                                                               ANTI THEISME (ATHEISME)     

    Atheisme sering dikatakan sebagai paham yang tidak mempercayai Tuhan, dalam itu keberadaanNYA maupun peranNYA dalam kehidupan manusia. Sulit untuk merunut sejak kapan paham ini ada di muka bumi. Walau demikian, Atheisme mulai mendapat landasan rasional 10
ilmiah ketika Ludwig Feuerbach menerbitkan karyanya The Essence of Christianity, dan melakukan kritik agama khususnya agama Kristen. Sebenarnya tTerdapat empat pemikiran atheis yang mempelopori filsafat kritis terhadap agama, yaitu Ludwig Feuerbach, Sigmund Freud, Friederich Nietzsche, dan Jean-Paul Sartre yang juga terkenal sebagai filsuf eksistensialisme.
(resume-aliran-e28093-aliran-filsafat-abad-modern.pdf)


    Ludwig Feuerbach adalah orang yang pertama kali memberikan landasan rasional ilmiah terhadap atheisme. Dia juga adalah salah satu pendukung filsafat dialektis Hegelian. Namun begitu, terdapat perbedaan pandangan antara dirinya dan ajaran Hegel. Bagi Feuerbach, manusia adalah nyata dan rasional, sedangkan roh semesta (yang dinyatakan oleh Hegel, dan diasosiasikan dengan Tuhan) adalah sesuatu yang tidak nyata.
(resume-aliran-e28093-aliran-filsafat-abad-modern.pdf)


Feuerbach dalam pandangannya tentang agama langsung masuk ke dalam adanya sesuatu di balik layar dari agama itu, dan menyatakan, “bahwa agama tak lain daripada….”. Pandangannya ini tidak secara jujur mengungkapkan kebenaran atau kesalahan dari agama, melainkan hanya melihat sesuatu dibalik/dibelakang masalah yang dibicarakannya. Bagi Feuerbach, agama adalah proyeksi manusia atas keterasingan dirinya.             
       Segala konsep tentang Tuhan, Malaikat, Surga, dan Neraka yang ada dalam agama, menurutnya tak lain merupakan hasil proyeksi manusia itu sendiri. Dengan kata lain, manusia lah yang mengkonsepsikan hal-hal itu. Sehingga landasan filosofis ini sering disebut dengan nama Reduksionisme.
(resume-aliran-e28093-aliran-filsafat-abad-modern.pdf)



    Mengikuti pandangan Feuerbach, seorang filsuf lainnya yakni Sigmund Freud, seorang psikiater yang menciptakan dan mengembangkan metode psikoanalisis, memandang bahwa ritual-ritual keagamaan mempunyai kemiripan dengan ritual yang ada dalam gangguan obsesif-kompulsif. Obsesif-kompulsif adalah suatu gangguan psikologi (psychological disorder) dimana seseorang tidak mampu menahan keinginannya untuk melakukan suatu gerakan/aktivitas berulang-ulang, misalnya mencuci tangan berkali-kali, dan lain sebagainya. Meskipun pandangannya tentang agama mendapat beberapa pertentangan, namun metode/teori psikoanalisisnya menjadi salah satu aliran besar dalam psikologi modern.
(resume-aliran-e28093-aliran-filsafat-abad-modern.pdf)


     Tokoh berikutnya yang tak kalah terkenal adalah Friederich Nietzsche. Melalui pendapatnya: “God is dead. God remain dead. And we have killed     him…” (1882), Nietzsche memandang bahwa kepercayaan terhadap Tuhan (pada saat itu adalah Kristen) adalah kepercayaan yang salah. Tuhan tidaklah lagi dapat dipercayai, dan oleh karena itu Dia telah mati, dan seandainya Dia belum mati, adalah tugas manusialah untuk membunuhnya.
(resume-aliran-e28093-aliran-filsafat-abad-modern.pdf)


























Kesimpulan

      Filsafat pada zaman modern dimulai sejak adanya krisis zaman pertengahan. Maka dari itu muncullah beberapa aliran denganpara filosof dan pemikirannya, antara lain:
1.    Easonalisme
2.    Empirisme
3.    Kritisisme
4.    Positivism
5.    Evolusionisme
6.    Materialism
7.    Neo-Kantianime
8.    Pragmatism
9.    Filsat hidup
10. Fenomenologi
11. Eksistensialisme
12. Neo-Thomisme
13. Anti Theisme (ATHEISME)








daftar Pustaka





·         (Asmoro achmadi, filsafat umum hlm:1)
·         resume-aliran-e28093-aliran-filsafat-abad-modern.pdf
·         http://id.wikipedia.org/wiki/Filsafat_Modern















0 komentar: