Bagaimana Lingkungan Pendidikan di Masyarakat?



HADITS TARBAWI LINGKUNGAN PENDIDIKAN MASYARAKAT
KAJIAN HADITS TARBAWI
LINGKUNGAN PENDIDIKAN MASYARAKAT
MAKALAH
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Hadits Tarbawi


Oleh:
1.        Faza Nurul Ain
2.        Gus Malik Imam Sholahuddin
3.        Moh. Yuvil Amin
4.        Nur Sayyidah

Dosen pembimbing:
Drs. M. Nawawi, M.Ag.

PROGRAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
STAI QOMARUDDIN BUNGAH GRESIK
2014




Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah segala puji bagi allah, tuhan seru sekalian alam yang menciptakan kita bersuku-suku agar kita saling mengenal. Shalawat serta salam semoga senantiasa terhaturkan kepada sayyidina muhammad sang inspirator peradaban islam.
Makalah yang penulis susun dengan judul Kajian Hadits Tarbawi: Lingkungan Pendidikan Masyarakat ini, penulis ajukan untuk memenuhi mata kuliah Hadits Tarbawi. Lain dari hal itu, muncul dari dalam benak penulis, dengan banyaknya ide-ide dalam dunia pendidikan yang saat ini trendnya seakan mengikuti teori-teori dari orang-orang barat. Padahal islam sebagai peradaban yang pernah berjaya, dengan mengkombinasikan antara wahyu dan akal seharusnya punya keistimewaan dan keunggulan tersendiri. Berdasarkan beberapa hasil dari kajian kami, ternyata islam punya konsep tersendiri yang tersimpan dalam untaian mutiara yang tersimpan dalam lipatan-lipatan sabda nabi muhammad Saw. Kami menncoba mengkajinya dengan mengakomodasi beberapa buku karya dari para penulis yang tidak diragukan kredibilitasnya dalam dunia pendidikan.
Dalam penulisan makalah ini, penulis merasakan adanya kebutuhan moril darri dalam lubuk hati penulis untuk mengucapkan rasa terima kasih kepada beberapa pihak, diantaranya:
1.      Drs. Moh. Luthfi Hakim, selaaku ketua STAI Qomaruddin Bungah Gresik
2.      Drs. M. Nawawi, M.Ag, selaku dosen pembimbing penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
3.      Dan semua pihak yang berbuat baik  dalam membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini baik materiil dan moril.
Dalam penulisan makalah ini, masih banyak hal-hal yang penulis sadari sebagai kekurangan. Hal itu tidak lain karena kekurangan dari penulis. Kesempurnaan adalah milik Allah, dan kekurangan itu merupakan sifat kemanusiaan. Dan penulis berharap, adanya masukan, arahan, kritik dan saran  yang bersifat membangun demi terciptanya saling tolong menolong dalam kebaikan.
Akhirnya, penulis dengan penuh harapan, agar kiranya Allah SWT berkenan menjadikan makalh ini bermanfaat bagi siapapun, tak terkecuali bagi penulis sendiri. Ini hanyalah amal dari penulis, dan Allah maha berkuasa dan berkehendak atas segala seuatu.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Bungah, 1 Desember 2014

   penulis






Pendidikan islam dalam teori dan praktik selalu mengalami perkembangan, hal ini disebabkan karena pendidikan islam secara teoritikmemiliki dasar dan sumber rujukan yang tidak hanya berasal dari nalar, melainkan juga wahyu. Kombinasi ini adalah ideal, karena memadukan antara potensi akal manusia dan tuntunan firman Allah Swt. terkait dengan masalah pendidikan. Kombinasi ini adalah ciri khas  pendidikan islam yang tidak dimiliki oleh konsep-konsep pendidikan pada umumnya yang hanya mengandalkan kekuatan akal dan budaya manusia.
Harusnya dengan keterjalinan antara sumber akal dan wahyu tersebut dapat menghasilkan konsep dan pemikiran pendidikan islam yang sempurna. Sebagaimana apa yang telah dilukiskan oleh sejarah peradaba islam yang pernah mencapai masa keemasannya. Hal itu dibuktikan secara historis dengan adanya upaya pengembangan konsep dan pemikiran pendidikan islam yang telah berjalan sejak dahulu dengan banyaknya karya tulis para ulama’ yang yang hingga kini sebagian besar masih dapat untuk kita temukan. Hanya saja, teori-teori pendidikan itu seakan tenggelam karena merebaknya terma-terma baru yang muncul dari barat yang ngetrend.
Karena itu, kita membutuhkan pengenalan kembali jati diri kita sebagaimana yang islam tunjukkan. Kosep-konsep islam yang istimewa haruslah kita gaungkan kembali. Karena itu adalah identitras islam yang sahalihun likulli zaman.
Diantara hal-hal yang urgen untuk dibahas adalah kajian tentang lingkungan pendidikan masyarakat. Usaha itu diantaranya dapat kita lakukan berangkat dari beberapa hadits tarbawi atau hadits yang bertemakan pendidikan. Dari hadits-hadits tersebut dapat kita gali kembali apa yang tersirat dan terlipat dalam sabda nabi yang mengandung mukjizat jawami’ul kalim. Ini merupakan sebuah kebutuhan bagi kita untuk menuju ke arah pendidikan yang lebih baik dan ideal.
a.       Bagaimanakah pengertian dari lingkungan pendidikan masyarakat?
b.      Bagaimanakah hadits yang menjelaskan tentang lingkungan pendidikan masyarakat?
c.       Bagaimanakah konsep lingkungan pendidikan masyarakat berdasarkan hadits-hadits  tarbawi tersebut?
a.       Membahas pengertian lingkungan pendidikan masyarakat?
b.      Membahas hadits yanga menjelaskan tentang lingkungan pendidikan masyarakat?
c.     Membahas konsep lingkungan pendidikan masyarakat berdasarkan  hadits-hadits tarbawi tersebut?




Dalam fungsinya sebagai makhluk sosial( homo socius), manusia dalam kehidupanya senantiasa berhubungan dan memerlukan bantuan orang lain. Oleh karena itu, manusia tidak mungkin bisa hidup secara layak tanpa berinterksi dengan lingkungan masyarakat dimana mereka berada.
Secara sederhana, masyarakat ( lingkungan sosial) dapat diartikan sebagai sekelompok individu pada suatu komunitas yang terikat oleh satu kesatuan visi kebudayaan yang mereka sepakati bersama. Setidaknya ada dua macam bentuk masyarakat dalam komunitas yang terikat oleh satu kesatuan visi kebudayaan yang mereka sepakati bersama. Setidaknya ada dau macam bentuk masyarakat dalam komunitas kehidupan manusia. Pertama, kelompok primer yaitu kelompok dimana manusia mula-mula berinteraksi dengan orang lain secara langsung, seperti keluarga dan masyarakat secara umum. Kedua, kelompok sekunder yaitu kelompok yang dibentuk secara sengaja atas pertimbangan dan kebutuhan tertentu, seperti perkumpulan profesi, sekolah, partai politik, dan sebagainya. Kesatuan visi ini secara luas kemudian membentuk hubungan yang komunikatif dan dinamis, sesuai dengan tuntutan perkembangan zamannya.
Bila penjelasan di atas ditarik dalam dataran pendidikan, eksistensi masyarakat sangat besar peranan dan pengaruhnya terhadap perkembangan intelektual dan kepribadian individu peserta didik, Sebab, keberadaan masyarakat merupakan laboratorium dan sumber makro yang penuh alternative bagi memperkaya pelaksanaan proses pendidikan. Untuk itu, setiap anggota masyarakat memiliki peranan dan tanggung jawab moral terhadap terlaksananya proses pendidikan. Kesemua unsur yang ada dalam masyarakat harus senantiasa terpadu, bekerja sama dan sekaligus menjadi alat control bagi pelaksanaan pendidikan. Hal ini disebabkan adanya hubungan dan kepentingan yang timbale balik antara masyarakat dan pendidikan. Sebab lewat pendidikanlah nilai-nilai kekebudayaan suatu komunitas masyarakat dapat dipertahankan dan dilestarikan. Disisi lain, pendidikan merupakan sarana yang paling tepat dan efektif untuk menyatukan visi dan tujuan suatu komunitas masyarakat yang demikian heterogen dan kompleks. Untuk itu, pendidikan harus mampu mengakumulasikan seluruh potensi dan nilai kebudayaan masyarakat dan sistem pendidikannya. Dengan konsep dan upaya kondusif ini, baik masyarakat maupun lembaga pendidikan akan merasa saling memiliki dan bertanggung jawab atas berhasil atau tidaknya proses pendidikan, dalam mensosialisasikan nilai-nilai kebudayaan dan kemanusiaan manusia.
Bila dilihat dari penjelasan diatas, terlihat bahwa untuk menghasilkan proses belajar mengajar yang kondusif bagi pengembangan potensi peserta didik secara optimal, serta sesuai dengan nilai-nilai Ilahiah, peranan ketiga unsur di atas harus senantiasa saling mengisi secara harmonis dan integral. Jika salah satu diantara unsur tersebut tidak melaksanakan tugas dan fungsinya, maka mustahil pendidikan yang diinginkan akan berhasil secara maksimal. Hal ini disebabkan keterbatasan kemampuan dan ruang lingkup antara satu unsur dengan unsur yang lain. Oleh karena itu, perlu adanya renovasi dan reorientasi kembali konsep pendidikan yang dilaksanakan, agar mampu melibatkan ketiga unsur tersebut dalam satu kesatuan visi dan misi pendidikan secara aktif dan dinamis. Dengan kesatuan visi dan misi itulah, proses pelaksanaan pendidikan dapat mencapai tujuannya secara sempurna, baik sebagai agent of change, pembentuk pribadi individu muslum yang paripurna (sebagai ‘abd maupun sebagai khlaifah fi al-ardh), serta pencipta insane masa depan yang siap pakai, terutama dalam menghadapi millinium ketiga yang semakin kompleks dan menantang.
Fungsi lembaga pendidikan masyarakat:
1.    Pelengkap (complement)
2.    Pengganti (subtitute)
3.    Dan Tambahan (supplement) terhadap pendidikan yang diberikan oleh lingkungan yang lain.
Dalam lingkungan ini akan dikembangkan bermacam-macam aktifitas yang bersifat pendidikan oleh bermacam-macam instansi maupun jawatan dan lembaga pendidikan maupun nonpendidikan.
Kegiatan pendidikan yang berfungsi sebagai pelengkap perkembangan kepribadian indidvidu secara individual maupun kelompok ialah kegiatan pendidikan yang berorientasi melengkapi kemampuan, keterampilan, kognitif maupun performa seseorang.Kegiatan ini mencakup antara lain:
1.         Perkembangan rasa sosial dalam berkomunikasi dengan orang lain.
2.         Pembinaan sikap dan kerja sama dengan anggota masyarakat
3.         Pembinaan keterampilan dan kecakapan khusus yang belum didapatkan di keluarga dan sekolah.
lingkungan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, hanya menyediakan pendidikan bukan pendidikan sekedar tambahan atau pelengkap, tetapi adalah mengadakan pendidikan yang berfungsi sama dengan lembaga pendidikan formal di sekolah. Hal ini karena keterbatasan lingkungan sekolah, sehingga tidak mampu melayani setiap anggota dan lapisan masyarakat. Seperti kurus pengetahuan dasar, kursus PKK, atau kursus keterampilan.
lingkungan masyarakat juga mampu menyediakan pendidikan yang berfungsi sebagai tambahan. Di sekolah-sekolah teknik murid telah mendapatkan pengetahuan dan keterampilan tentang penggunaan mesin, tetapi karena jumlah jam pelajaran yang terbatas, siswa tidak dapat mengembangkannya. Untuk masalah seperti itu dapat dikembangkan kursus diluar jam pelajaran yang telah ada.
Kaitan antara antara masyarakat dan pendidikan dapat ditinjau dari tiga segi, yaitu:
a.    Masyarakat sebagai penyelenggara pendidikan, baik yang dilembagakan (jalur sekolah dan jalur luar sekolah.
b.    Lembaga-lembaga kemasyarakatan dan/atau kelompok sosial di masyarakat, baik langsung maupun tak langsung, ikut mempunyai peran dan fungsi edukatif.
c.    Dalam masyarakat tersedia berbagai sumber belajar, baik yang dirancang maupun yang dimanfaatkan, perlu pula diingat bahwa manusia dalam bekerja dan hidup sehari-hari akan selalu berusaha memperoleh manfaat dari pengalaman hidupnya untuk meningkatkan dirinya. Dengan kata lain, manusia berusaha mendidik dirinya dengan memanfaatkan sumber-sumber belajar yang tersedia di masyarakatnya dalam bekerja, bergaul dan sebagainya.
B.  Hadits-hadits tarbawi tentang lingkungan pendidikan masyarakat

حدثنا عبد الرزاق, أخبرنا داود بن قيس, عن أبي سعيد, مولى عبد الله بن عامر, قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: "لا تحاسدوا, ولا تناجشوا, ولا تباغضوا, ولا تدابروا, ولا يبع أحدكم على بيع أخيه, وكونوا عباد الله إخوانا, المسلم أخو المسلم, لا يظلمه ولا يخذله ولايحقره, التّقوى ههنا -  (وأشار بيده إلى صدره ثلاث مرات ) - . حسب امرئ مسلم من الشر أن يحقر أخاه المسلم, كل المسلم على المسلم حرام: دمه, وماله, وعرضه" – أحمد.
Dilalah ibarat :
Ø Janganlah saling menghasud, janganlah saling mencari kessalahan ,janganlah saling membenci, janganlah saling  membelakangi, janganlah salah seorang dari kalian menjual atas dagangan saudaranya, jadilah kalian hamba-hamba allah yang bersaudara, seorang muslim adalah saudara muslim yang lain, janganlah dia mendzhaliminya, janganlah dia merendahkannya, janganlah dia menghinanya, sesungguhnya taqwa itu ada di sini(seraya nabi memberi isyarat dengan meletakkan tangannya di dadanya sebanyak tiga kali), telah cukup keburukan seorang muslim yang menghina saudara muslimnya, setiap muslim diharamkan atas muslim lainnya, darahnya, hartanya dan harga dirinya. (H.R. Ahmad)

Dilalah isyarat:
Ø  Keadaan dalam suatu masyarakat sangat dinamis dan manusia mempunyai keluwesan sifat dan selalu berubah, sehingga sering sekali terjadi dinamika sosial yang perlu untuk diperhatikan. Hal ini karena kesadaran adanya perbedaan perseorangan diantara manusia.
Ø  Perlunya menjunjung persatuan dan kesatuan antar individu dan beberapa kelompok serta lapisan sosial. Serta mengusahakan untuk menghindarkan terjadinya konflik dan ketidak stabilan.
Ø  Untuk menciptakan lingkungan pendidikan masyarakat yang baik, maka perlu adanya karakter yang baik dari setiap individu. Hal ini diisyaratkan dengan redaksi التّقوى ههنا . hendaknya setiap iindividu menghormati individu yang lain dengan berusaha menjaga hubungan yang baik. Maka haruslah menghindari hasud (iri, dengki), saling curiga, saling berpaling, mengganggu hak orang lain.
Ø  Sebaliknya seharusnya masyarakat islam punya ciri khas terasendiri yang harus saling menyayangi, saling menghormati, dan menghargai hak orang lain. Terutama yang menyangkut hak asasi, yaitu harta, nyawa dan nama baik.

حدثنا خالد بن يحيى قال حدثنا سفيان عن أبي بردة بن عبد الله بن أبي بردة عنجده عن أبي موسى عن النبيّ صلى الله عليه وسلم قال إن المؤمن للمؤمن كالبنيان يشد بعضه بعضا – (وشبك أصابعه) -  البخاريّ.
Dilalah ibarat:
Ø  Sesungguhnya Seorang mukmin bagi mukmin lainnya bagaikan bangunan yang saling menguatkan  satu  sama lain, dan beliau menyilangkan (menyatukan) jari-jarinya. (H.R. Al bukhari)
Dilalah isyarat:
Ø  Semua unsur dalam masyarakat harus menciptakan situasi yang kondusif dan saling mendukung dalam menciptakan suasana berpendidikan. Hal itu dikarenakan negara yang aman adalah jaminan adanya keamanan sosial.
Ø  Kepercayaan bahwa masyarakat itu sekumpulan individu dan kelompok nyang diikat oleh kesatuan tanah air, kebudayaan dan agama
Ø  Kepercayaan bahwa manusia mempunyai motivasi dan kebutuhan, maka sebagai anggota masyarakat kita harus behu-membahu mewujudkan cita-cita bersama.
Ø  Setiap individu dalam m masyarakat harus menmahami hak dan kewajbannya masing-masing.
أخبرنا محمد بن إسحاق الثقفيّ قال: حدثنا قتيبة بن سعيد قال: حدثنا يزيد بن المقدام بن شريح عن أبيه المقدام عن أبيه شريح: عن أبيه هانئ أنه قال: يا رسول الله أخبرني بشيء يوجب لي الجنة قال: "عليك بحسن الكلام وبذل السلام." – قال شعيب الأرنؤوط: إسناده قويّ وفي رواية, (وبذل الطعام) – ابن حبان والحاكم
Dilalah ibarat       :
Ø  Wahai rasulullah, kabarkanlah kepadaku tentang sesuatu yang menetapkan surga  bagiku, rasulullah bersabda: “ biasakanlah perkataan yang baik dan mengucapkan salam. Syu’aib  al arnauth berkata: isnad hadits ini kuat. Dalam riwayat yang lain, : “ dan membagikan makanan”. (H.R. ibnu hibban dan al hakim)
Dilalah isyarat     :
Ø  Untuk menjaga kekondusifan situasi dalam lingkungan pendidikan masyarakat, perlu adanya komunikasi yang intensif dan baik.
Ø  Perlunya menjaga solidaritas antar sesama anggota masyarakat
Ø  Dalam berkomunikasi dibutuhkan konsistensi dan cara yang baik
Ø  Pengajaran bagi kita akan sifat yang ramah dan tidak sombong dengan sesama saudara muslim / non muslim
Ø  Menjaga setiap ucapan kita agar tidak menyakiti atau menyinggung hati saudara kita dan Menjaga segala ucapan kita dari segala ucapan yang merugikan diri kita dan orang lain.
أخبرنا أبو الحسين بن بشران، أنا أبو جعفر الرزّاز, أنا إبراهيم بن عبدالرحمن بن دنوق، أنا محمد بن سابق أنا إسرائيل، عن الأعمش، عن إبراهيم، عن علقمة، عن عبد الله رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: " ليس المؤمن بالطعان، ولا باللعّان، ولا بالفاحش، ولا بالبذئ." – البيهقي
Dilalah ibarat       :
Ø  Rasulullah saw bersabda: “ seorang muslim bukanlah orang yang suka mencela, bukanlah seorang yang suka melaknat, bukanlah orang yang keji dan bukanlah orang yang perkataannya  kotor. (H.R. al Baihaqi)
Dilalah isyarah:
Ø  Kepercayaan bahwa masyarakat islam mempunyai identitas khas dan ciri-ciri tersendiri. Yaitu perilaku saling menghormati.
Ø  Semua anggota masyarakat bertanggung jawab mengantisipasi hal-hal negatif yang dikhawatirkan terjadi dalam masyarakatnya.
وحدثني عن مالك عن ابن شهاب عن سعيد بن المسيّب عن أبي هريرة: أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: ليس الشديد بالصرعة، إنما الشديد الذي يملك نفسه عند الغضب – مالك
Dilalah ibarat       :
Ø  orang yang kuat bukanlah orang yang kuat dalam bergulat, sejatinya orang yang kuat adaah orang yang mampu mengendalikan hawa nafsunya ketika ia sedang marah. (H.R. malik)
Dilalah isyarat     :      
Ø  Kepercayaan bahwa manusia dalam pertumbuhannya dipengaruhi oleh faktor warisan dan alam lingkungan. Diantaranya dalam segi emosionalnya. Antara individu ssaloing menjaga diri agar jangan sampai mudah terpancing untuk bertindak dalam menghadapi fenomena dalam masyarakat. Semuanya harus didasari oleh saling pengertian dan toleransi. Kita harus memaafkan, bersikap santun dan mengendalikan amarah
Ø Ketaqwaan,kesabaran, dank e ikhlasan  adalah kekuatan yang sejati bagi umat muslim bukan melainkan kekuatan fisik.

أخبرنا قتيبة بن سعيد قال: أنا جعفر يعني بن سليمان عن ثابت عن أنس قال: كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يزور الأنصار فيسلم علي صبيانهم ويمسح برؤوسهم ويدعو لهم – النسائي
Dilalah ibarat       :
Ø  Rasulullah saw mengunjungi kaum Anshar, lalu beliau mengucapkan salam kepada anak-anak mereka, lalu mengusap kepala mereka dan mendo’akan mereka (H.R. an-Nasai)

Dilalah isyarat     :
Ø  Dalam masyarakat terjadi asimilasi budaya, yaitu pertemuan antara budaya dalam masyarakat itu sendiri dan budaya dari luar. Maka yang harus dilakukan adalah prinsip المحافظة على القديم الصالح والأخذ بالجديد الأصلح, yaitu memelihara budaya lama yang baik dan mengambil budaya baru yang tentunya lebih baik.
Ø  Dalam suatu masyarakat ada dua golongan, yaitu golongan dari masyarakat itu sendiri dan golongan yang sengaja masuk ke dalam masyarakat itu.
Ø  Dalam bermasyarakat, kita harus senantiasa membiasakan untuk menjalin tali silaturahim, tawadlu’ atau memperlakukan seseorang sesuai dengan keadaannya, bersikap lemah lembut, dan mengucapkan salam. Karena mengucapkan salam kepada sesam saudara muslim adalah bagian bentuk penghormatan untuknya

حدثنا سعيد بن الربيع حدثنا الأشعث بن سليم قال سمعت معاوية بن سويد سمعت البراء بن عازب رضي الله عنهما قال امرنا النبي صلى الله عليه وسلم بسبع ونهانا بسبع فذكر عيادة المريض واتباع الجنائز وتشميط العاطش ورد السلام ونصر المظلوم وإجابة الداعي وإبرار المقسم – رواه  البخاري
Dilalah ibarat       :
Ø  Rasulullah saw memerintahkan kita dengan tujuh hal, dan melarang kita dari tujuh hal yang lain, lalu nabi menuturkan menjenguk orang yang sedang sakit, mengantarkan jenazah, mendo’akan orang yang bersin, menjawab salam, menolong orang yang didhalimi, mendatangi undangan dan membebaskan tanggungan orang yang bersumpah. (H.R. Al Bukhari)
Dilalah isyarat:
Ø  Kepercayaan bahwa segala sesuatu yang menuju kesejahteraan bersama, keadilan dan kemaslahatan diantara manusia termasuk diantara tujuan-tujuan syari’at islam
عن أبي سعيد الخدري – رضي الله عنه - ، قال سمعت رسول الله – صلى الله عليه وسلم - ، يقول : من رأى منكم منكرا فليغيره بيده، فإن لم يستطع فبلسانه ، فإن لم يستطع فبقلبه ، وذلك أضعف الإيمان – رواه مسلم
Dilalah ibarat       :
Ø  Diriwayatkan dari Abu Sa’id Al Khudry ra., beliau berkata: “saya mendengar Rasulullah saw. Bersabda: “baramg siapa diantara kalian yang melihat kemungkaran, maka hendaklah ia merubahnya dengan tangannya, jika ia tidak mampu, maka dengan lisannya, dan jika ia tidak mampu, maka dengan hatinya, dan itu adalah selemah-lemahnya iman. (H.R. Muslim)
Dilalah isyarat:
Ø  Kepercayaan bahwa tujuan akhlak dalam islam ialah mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat bagi individu dan kebaikan bagi masyarakat
Ø Dengan adanya dinamika yang terjadi dalam masyarakat, maka dibutuhkan kepedulian terhadap berbagai aspek yang ada dalam masyarakat. Hal itu merupakan tanggung jawab seorang individu dalam masyarakat di mana dia berada.
Ø Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai anggota masyarakat, beberapa pihak harus berupaya secara maksimal sesuai dengan kemampuannya.
Ø Ciri utama masyarakat islam yang menjunjung tinggi keimanan adalah amar ma’ruf nahi munkar.
حدثنا أبو بكر بن أبي شيبة حدثنا معاوية بن هشام عن هشام بن سعد عن عمرو بن عثمان عن عاصم بن عمر بن عثمان عن عروة عن عائشة قالت سمعت رسول الله صلى الله صلى عليه وسلم يقول مروا بالمعروف وانهوا عن المنكر قبل ان تدعوا فلا يستجاب لكم – رواه ابن ماجه
Dilalah ibarat       :
Ø  Sayyidah ‘Aisyah berkata: “saya mendengar Rasulullah saw. Bersabda: “perintahkanlah kalian semua dengan kebaikan, dan cegahlah dari kemungkaran, sebelum do’a kalian tidak dikabulka. (H.R. Ibnu Majah).
Dilalah isyarat:
Ø  Kepercayaan bahwa masyarakat selalu berubah (dinamis). Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat kita tidak boleh statis dan kaku, akan tetapi harus fleksibel dan membaur bersama kebaikan dari perkmbangan zaman.
Ø Kepercayaan bahwa ilmu adalah dasar terbaik bagi kemajuan masyarakat, sesudah agama. Usaha-usaha yang dilakukan hendaknya memperhatikan hal-hal yang bersifat aktual, agar sesuai dengan perkembangan zaman. Sehingga perlu memperhatikan fenomena di masa sekarang, yang belum tentu demikian di masa depan.
Ø Kita haru senantiasa memberikan dukungan terhadap segala perbaikan falam masyarakat, utamanya dalam hal amar ma’ruf nahi munkar. Jangan sampai kita acuh tak acuh terhadap segala inisiatif dan inovasi yang membawa kebaikan.
C.  Konsep lingkungan pendidikan islam menurut Hadits tarbawi
Dari perluasan dilalah dari hadits-hadits diatas membuktikan bahwa islam mempunyai keistimewaan dalam dunia pendidikan, tidak terkecuali dalam perhatiannya terhadap lingkungan pendidikan masyarakat. Perpaduan antara wahyu dan akal yang diadopsi oleh islam merupakan keistimewaan yang tak dapat disamai oleh konsep pendidikan lainnya.
Mungkin dalam beberapa aspek, konsep islam tentang hal ini ada mempunyai beberapa kemiripan dengan yang ada dalam teori-teori pendidikan pada umumnya. Akan tetapi sekali lagi keistimewaan islam adalah ruhul Islam itu sendiri. Yang bermula dari wahyu dan kemudian diajarkan kepada manusia melalui Nabi Muhammad saw.
Keistimewaan itu bukanlah hanya sekedar klaim-klaim yang tak berdasar. Sebaliknya, keistimewaan itu terungkap dalam beberapa pandangan pemikir islam. Mereka bukan membentuk sesuatu yang dibuat-buat, akan tetapi dari hasil penggalian inspirasi dari warisan peradaban islam yang adiluhur.
Konsep lingkungan pendidikan menurut islam tidak jauh dari pandangan islam sendiri terhadap masyarakat. Diantaranya:
1.         Kepercayaan bahwa masyarakat itu sekumpulan individu dan kelompok yang diikat oleh kesatuan tanah air, kebudayaan dan agama
Mengakui bahwa masyarakat islam dalam pengertian yang paling sederhana ialah kumpulan individu dan kelompok yang diikat oleh kesatuan negara, kebudayaan dan agama. Termasuk segala jalinan hubungan timbal balik, kepentingan bersama, adat kebiasaan, pola-pola, teknik-teknik, sistem hidup, undang-undang, institusi dan segala segi dan fenomena yang dirangkum oleh masyarakat dalam pengertian luas dan baru.
islam bukan hanya sekedar mengatur hubungan individu dan kelompok dengan tuhannya saja sebagai ‘abdullah, hamba Allah. Akan tetapi lebih luas dari itu, islam sebagai agama dan akidah adalah satu cara hidup yang sempurna. Meliputi seluruh sendi kehidupan manusia, yang juga mencakup hubungan sesama manusia bahkan hunbungannya dengan alam dalam statusnya sebagai khalifatullah fil ardl.
Memang yang menjadi tujuan utama Islam dan syariat Islam membentuk manusia yang mulia berlandaskan hukum yang diringkas dengan menjaga kehormatan dan martabat manusia, adil dalam segala segi, baik dalam undang-undang, sosial, hubungan antar bangsa, kerja sama, kasih sayang, peri kemanusiaan,, menjaga kepentingan dan kemaslahatan umum serta memberantas kejahatan dari muka bumi. Dalam hubungan ini, dalam membina masyarakat yang baik, Islam pertama-tama memussatkan perhatiannya kepada pribadi. Membina pribadi yang saleh untuk masyarakat yang saleh pula.
2.         Kepercayaan bahwa masyarakat islam mempunyai identitas khas dan ciri-ciri tersendiri
Masyarakat islam benar-benar menjadi masyarakat yang ideal yang menjadi contoh bagi manusia di seluruh dunia untuk menikmati kenahagiaan, kemakmuran dan memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani. Masyarakat yang digariskan hendak dibina oleh Islam bukanlah masyarakat yang idaman khayali atau terlalu ideal hingga tidak mungkin dicapai dalam realitas. Akan tetapi suatu masyarakat yang merangkum idealisme dan realisme, yaitu masyarakat yang menyeimbangkan tuntutan duniawi dan ukhrawi. Sebagaimana yang telah dicapai di masa keemasan peradaban Islam.Untuk lebih jelasnya, ciri-ciri masyarakat islam sebagai berikut:
a.    Prinsip tauhid yang seperti revolusi yang meleburkan kemusyrikan. Tauhid berperan memperbaiki kedudukan masyarakat dari segi agama dan  masyarakat.
b.    Agama berada dalam proporsi tertinggi.
c.    Penilaian tinggi terhadapa akhlak dan tata susila. Segala prilaku manusia ditundukkan pada prinsip dan metode yang sesuai dengan perikemanusiaan.
d.   Perhatian yang besar terhadap ilmu pengetahuan.
e.    Menghormati dan menjaga kehormatan manusia dengan tanpa membedakan warna, bangsa, agama, harta ataupun keturunan. Ia menyeimbangkan antara hak pribadi dan masyarakat
f.     Keluarga dan kehidupan berkeluarga mendapat perhatian yang besar. Ia berusaha menguatkan ikatan dan binaan institusi keluarga
g.    Masyarakat islam adalah masyarakat yang dinamis.
h.    Dunia kerja mendapat perhatian yang sungguh-sungguh sebagai sumber hak dan obligasinya.
i.      Nilai dan peranan harta diperuntukkan untuk menjaga kehormatan manusia dan membangun masyarakat.
j.      Kekuatan dan keteguhan dibimbing oleh agama, akhlak, ukuran kebenaran, keadilan, kasih sayang dan perikemanusiaan.
k.     Bersifat terbuka, yang dapat menerima pengaruh yang baik dan ilmu penghetahuan dari masyarakat yang lain dengan memegang teguh prinsip:
 المحافظة على القديم الصالح والأخذ بالجديد الأصلح
l.       Masyarakat islam bersifat kemanusiaan.
3.         Kepercayaan bahwa dasar pembinaan masyarakat islam adalah akidah
Islam mendirikan masyarakat atas dasar iman dan manusia menjadi poros segala prilaku atau perencanaan. Maka sebenarnya islam menghargai pengaruh iman yang positif baik untuk individu maupun masyarakat.
4.         Kepercayaan bahwa agama itu akidah, ibadah dan mu’amalah
Sebagai agama, Islam mempersatukan akidah dan syari’ah, ilmu dan amal, jasad dan ruh, dunia dan akhirat. Dalam syari’at islam terdapat bagian yang tersendiri. Pertama ialah menyusun rangka usaha atau kerja yang mendekatkan orang-orang islam dengan tuhan mereka. Kaum muslimin mengagungkan Allah sebagai bukti keimanan dan ketaatan mereka, inilah yang dinamakan ibadah. Kedua adalah kumpulan prinsip dan metode yang mengatur kehidupan manusia. Yang melindungi kepentingan serta menghindarkan kemudlaratan baik untuk diri maupun orang lain, yang oleh para fuqha’ dinamakan mu’amalah.
5.         Kepercayaan bahwa ilmu adalah dasar terbaik bagi kemajuan masyarakat, sesudah agama
Ilmu adalah alat terbaik bagi masyarakat untuk mengkaji masalah yang dihadapinya untuk diselesaikan secara konkrit. Islam bukan menyangkut hubungan dengan tuhan saja, tetapi juga sebagai agama peradaban. Pada pendangan seorang muslim agama dan ilmu punya hubungan yang saling mendukung. Keduanya bersifat pemahaman dan kognitif. Keduanya juga berupa prinsip dan amal, sistem dan kehidupan. Jika demikianlah kenyataanya, maka setiap masyarakat yang baik dan sehat pastilah mendirikan kehidupannya atas kedua tonggak penting ini. Keduanya harus diberikan perhatian besar. Inilah yang dilakukan oleh orang Islam pada zaman keemasan Islam.
Orang Islam dahulu faham bahwa ilmu amat penting untuk memajukan masyarakat, membina peradaban, memantapkan kebebasan serta untuk mencapai kebutuhan material dan spiritual.
6.         Kepercayaan bahwa masyarakat selalu berubah (dinamis)
Perubahan ini meliputi struktur, lapisan, sistem, kebudayaan, nilai, akhlak, cara hidup, tradisi, kebiasaan, undang-undang dan segala hal yang berlaku dalam masyarakat. Perubahan itu terjadi karena dinamika yang dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Ia tidak terjadi secara kebetulan. Bahwa perubahan dalam bidang kebendaan dalam hidup lebih mudah secara relatif dari perubahan aspek moril seperti nilai, kecenderungan jiwa, lapangan sosial, politik, ekonomi dan tradisi kemasyarakatan.
7.         Kepercayaan pada pentingnya individu dalam masyarakat
Individu merupakan sel atau unit pertama bagi terbentuknya masyarakat. Maka pribadi yang saleh adalah bekal terdirinya masyarakat yang saleh.hal itu didukung kepercayaan bahwa akhlak dalam islam ialah mencapai  kebahagiaan dunia dan akhiratbagi individu dan kebaikan bagi masyarakat.
8.         Kepercayaan pada pentingnya keluarga dalam masyarakat
Keluarga merupakan unit pertama dalam masyarakat pada tahap institusi. Hal itu merupakan jembatan regenerasi bagi masa mendatang. Keluarga merupakan sistem yang paling khusus dan tersendiri. Di dalamnya terdapat interaksi dan pengambilan dasar-dasar bahasa, nilai, ukuran prilaku, kebiasaan, kecenderungan jiwa, dan sosial dan tunas-tunas kepribadian.
Melihat pentingnya keluarga, maka seharusnya didirikan atas dasar kebenaran, keadilan, kasih sayang, tolong-menolong dan saling menghormati.
9.         Kepercayaan bahwa segala sesuatu yang menuju kesejahteraan bersama, keadilan dan kemaslahatan diantara manusia termasuk diantara tujuan-tujuan syari’at islam
Segala sesuatu yang diajarkan islam mengarah pada hal itu. Bahkan dalam ibadah pun, terdapat dua pendapat terkait tujuannya, sebagian ulama’ mengatakan bahwa ibadah sekedar bertujuan mencari pahala, sedangkan menurut jumhur ulama’, disamping buntuk mencari pahala, ibadah juga mengandung hikmah tersendiri yang terkandung didalamnya.
Dalam pandangan al Ghazali, memelihara maslahat manusia termasuk ibadah, bahkan ia termasuk dalam kategori ibadah yang paling mulia. Sabda Rasulullah s.a.w.:
الخلق كلهم عيال الله، وأحبهم إلى الله أنفعهم لعياله
Makhluk-makhluk ini semuanya adalah “keluarga” Allah, dan yang paling dicintai Allah adalah yang paling bermanfaat kepada “keluargaNya”
Untuk mengawal segala sesuatunya agar mengarah menuju kemaslahatan, maka perlu adanya jaminan keamanan sosial. Keamanan sosial adalah ketenangan yang menghilangkan kegelisahan dan ketakutan dari diri manusia baik individu maupun kelompok, dalam seluruh kehidupan duniawi, bahkan juga dalam kehidupan akhirat, setelah kehidupan ini.sebagaimana keamanan sosial secara umum mengharuskan adanya hal-hal berikut:
a.       Keamanan manusia atas penghidupannya dalam kadar yang dapat mencukupi kebutuhan-kebutuhan hidupnya.
b.      Keamanan atas dirinya, kebebasannya, dan kehormatannya, yang telah diberikan oleh penciptanya, Allah SWT, dan tuntutan bagi kehormatan dan kemuliaan itu, seperti keadilan dan persamaan
c.       Keamanan atas kehidupan privasi jiwa manusia yang memberikannya kebahagiaan dan ketentraman dalam lingkup pribadinya, seperti keluarga, keturunan, dan nama baik.
d.      Keamanan atas agamanya yang merupakan rambu-rambu petunjuk jalan dan tujuan manusia dalam hidup ini.
Sebagaimana  keamanan sosial mengharuskan untuk mewujudkan hal-hal primer ini dan yang sejenis dengannya, manusia juga—yang merupakan pihak yang dituju—dalam mewujudkan unsur-unsur keamanan sosialnya harus memiliki “wadah” yang menaungi dan  menjega unsur-unsur keamanan sosial itu.
“wadah” itu adalah negara, yang tanpa keberadan dan keamanannya, tidak ada nilainya pembicaraan tentang macam keamanan sosial apapun. Bisa disimpulkan bahwa negara yang aman adalah wadah bagi keamanan sosial dalam masyarakat.








a.    Lingkungan pendidikan masyarakat adalah suatu lingkungan dimana ada sekelompok masyarakat yang bnayak yang di dalamnya berlaku suatu kesatuan visi yang telah mereka sepakati bersama. Lingkungan pendidikan masyarakat lebih luas dari lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah. Oleh karena itu pendidikan dalam  lingkungan masyarakat dapat berfungsi sebagai pelengkap (complement), pengganti(subtitute) dan tambahan (supplement) terhadap pendidikan yang diberikan oleh lingkungan yang lain.

b.      Banyak sekali hadits tarbawi yang menjelaskan tentang konsep islam tentang lingkungan pendidikan masyarakat yang terkandung dalam sabda-sabda nabi yang agung. Diantaranya adalah:
حدثنا عبد الرزاق, أخبرنا داود بن قيس, عن أبي سعيد, مولى عبد الله بن عامر, قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: "لا تحاسدوا, ولا تناجشوا, ولا تباغضوا, ولا تدابروا, ولا يبع أحدكم على بيع أخيه, وكونوا عباد الله إخوانا, المسلم أخو المسلم, لا يظلمه ولا يخذله ولايحقره, التّقوى ههنا -  (وأشار بيده إلى صدره ثلاث مرات ) - . حسب امرئ مسلم من الشر أن يحقر أخاه المسلم, كل المسلم على المسلم حرام: دمه, وماله, وعرضه" – أحمد.
Janganlah saling menghasud, janganlah saling mencari kessalahan ,janganlah saling membenci, janganlah saling  membelakangi, janganlah salah seorang dari kalian menjual atas dagangan saudaranya, jadilah kalian hamba-hamba allah yang bersaudara, seorang muslim adalah saudara muslim yang lain, janganlah dia mendzhaliminya, janganlah dia merendahkannya, janganlah dia menghinanya, sesungguhnya taqwa itu ada di sini(seraya nabi memberi isyarat dengan meletakkan tangannya di dadanya sebanyak tiga kali), telah cukup keburukan seorang muslim yang menghina saudara muslimnya, setiap muslim diharamkan atas muslim lainnya, darahnya, hartanya dan harga dirinya. (H.R. Ahmad)
c.       Konsep lingkungan pendidikan islam  sesuai dengan kedudukan masyarakat dalam perspektif filsafat pendidikan Islam yang dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.    Masyarakat islam adalah guru bagi semua manusia yang memiliki kemauan mengambil pelajaran dar i setiap yang terjadi di dalamnya.
2.    Masyarakat adalah subyek yang menilai keberhasilan pendidikan.
3.    Masyarakat adalah tujuan bagi semua anak didik yang telah belajar di berbagai lingkungan.
4.    Masyarakat adalah ujian yang paling sulit bagi aplikasi-aplikasi pendidikan
5.    Masyarakat adalah cermin keberhasilan atau kegagalan dunia pendidikan
6.    Masyarakat adalah etika dan estetika pendidikan, karena norma-norma individu berproses menjadi norma sosial dan norma sosial yang disepakati dalam masyarakat merupakan puncak estetika kehidupan. Tanpa ada norma sosial yang disepakati, sesungguhnya kehidupan tidak indah.

a.    untuk memahami konsep lingkungan pendidikan masyarakat, perlu terlebih dahulu memahami terlebih dahulu tentang lingkungan pendidikan dan masyarakat
b.    demikianlah hanya sebagian dari hadits nabi yang kami kaji, sementara masih banyak lagi hadits-hadits nabi yang menjelaska tenyang lingkungan pendidikan masyarakat.
c.    Nabi Muhammad saw. adalah nabi yang diantara mukjizatnya adalah jawami’ul kalim, yaitu dapat mengungkapkan suatu kalimat yang jika dijabarkan akan sangat luas sekali, diharapkan semakin serius mempelajari hadits-hadits itu, akan terungkap lebih banyak lagi mutiara-mutiara pendidikan.




Al-Ashbahy, Malik bin Anas. Al-Muwattha’. Dar el-fikr: 2010. Beirut, Libanon
Al-baihaqy. Musnad al-baihaqy.
Al-bukhary, muhammad bin ismail. Shahih al-bukhary. Al-haramain. Tt.surabaya
Al-Hakim. Musnad Al Hakim.
Al-Naisabury, Muslim bin al-Hajjaj al-Qusyairy. Shahih Muslim.  Al-Hidayah: tt. Semarang.
Al-nasa’iy, ahmad bin syu’aib. Sunan an-nasa’iy. Karya thaha putera: 1930. Semarang.
Al-nu’many, ahmad bin hanbal. Musnad ahmad. Dar el-fikr: tt. Beirut, libanon
Al-Thoumy, Prof. Dr. Omar Mohammad.1979. Falsafah Pendidikan Islam.Penerbit Bulan Bintang. Jakarta.
Basri,Drs. Hasan. 2009. Filsafat pendidikan islam. Pustaka setia. Bandung.
Ibn majah, sunan ibn majah
http://nurfitriyanielfima.wordpress.com/2013/10/07/lingkungan-pendidikan-masyarakat/
ibn hibban. Shahih ibn hibban
Imarah, Dr. Muhammad.1999. Islam dan Keamanan Sosial. Gema Insani Press. Jakarta.
Munawwir, KH. A. Warson.1997.  Kamus Al Munawwir. Pustaka progressif.yogyakarta.
Suharto, Toto.2012. Pendidikan Berbasis Masyarakat.LKiS Yogyakarta. Yogyakarta.
Yusuf ,Drs. A. Muri.1982. Pengantar ilmu pendidikan.Ghalia Ind\Onesia. Jakarta Timur.
Tirtarahardja. Prof. Dr. Umar & drs. S. L. La sulo.2005. pengantar pendidikan. Rineka cipta. Jakarta

Terimaksih untuk  Faza dan temen-temen semoga bermanfaat bagi orang lain.

0 komentar: