Konsep, Isi,dan Luas Pengertian


MAKALAH
LOGIKA
KONSEP, ISI, LUAS PENGERTIAN, HUBUNGAN ANTARA ISI dan
LUAS PENGERTIAN

Dosen Pengampu : Fina Tri Wahyuni, M. Pd




Disusun oleh :
Saifuddin                            :  1510120047
Yustia Wahyu Faza                    :  15101200
Khoirul Mu'arif                        :  15101200


SEKOLAH TINGGI ILMU AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
FAKULTAS TARBIYAH (PAI)
TAHUN 2016

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
    Logika adalah bahasa latin berasal dari kata logos ,yang berarti perkataan atau sabda.Istilah lainnya yaitu Mantiq,istilah arab dari kata nataqa yang berarti berkata atau berucap atau berkata .
    Meskipun disadari,definisi tidak pernah dapat menampilkan dengan sempurna pengertian sesuatu yang dikandungnya,disamping setiap orang selalu berbeda gaya dalam mendefinisikan suatu masalah,pada setiap penyelidikan permulaan suatu ilmu sudah lazim dibuka dengan pembicaraan definisinya.Kebijaksaan ini ditempuh untuk mengingat bahwa dalam keanekaragaman itu terdapat persamaan-persamaan prinsip yang dapat mengantarkan kepada garis besar masalah,medan gerak,dan batas dari ilmu yang hendak diselidiki.Dan definisi bisa menjadi gerbang pembuka dari suatu ilmu yang hendakdidalami.
    Pada kurun waktu penerjemahan ilmu-ilmu dari Yunani ke dalam dunia Arab,pada abad 2 Hijriyah,Logika merupakan bahasan yang menarik minat kaum muslimin,selanjutnya logika dipelajari secara meriah dalam kalangan yang luas,dan menimbulkan kontroversi di kalangan para ulama ahli agama.Imam Nawawi mwnghukum haram mempelajari ilmu ini,Al-Gazali menganjurkan dan menganggap baik mempelajarinya.Jumhur Ulama membolehkan mempelajarinya bagi orang yang sudah mantap imannya.
    Logika mempelajari hukum-hukum,patokan-patokan dan rumus berpikir.Apabila sehat akal manusia ,tidaklah diperlukan ilmu logika,ibaratnya ilmu logika menempatkan dirinya seperti obat bagi orang yang kurang sehat cara bernalarnya.Logika tidakmempelajari semua ragam cara berpikir,namun mempelajari cara berpikir dalam bentuk yang paling sehat dan praktis.
B.Rumusan Masalah
1. Apa pengertian konsep, isi,  luas pengertian?
2. Bagaimana hubungan antara isi dan luas pengertian?


BAB II
PEMBAHASAN
1.      Pengertian Konsep
Ilmu Logika hanya ada karena ada bahasa. Maka salah satu minatnya terpusat pada isi bahasa. Karena itulah pembicaraan tentang ide/konsep merupakan salah satu hal yang penting.
Konsep berasal dari kata latin: concipere, yang artinya mencakup, mengandung, mengambil, menyedot, menangkap. Dari kata concipere muncul kata benda conceptus yang berarti tangkapan. Kata konsep diambil dari kata conceptus tersebut. Jadi, konsep sebenarnya berarti tangkapan. Intelek manusia, apabila menangkap sesuatu dapat terwujud dengan membuat konsep. Buah atau hasil dari tangkapan itu disebut konsep.
Dalam bahasa indonesia, istilah konsep sering diterjemahkan dengan istilah pengertian, tetapi istilah yang lebih tepat adalah tangkapan, karena istilah pengertian mempunyai arti yang lebih luas..
Konsep secara subjektif berarti : suatu aksi ( act ) intelek yang digunakan untuk menangkap sesuatu. Sedangkan secara objektif artinya sesuatu yang kita tangkap dengan aksi tadi. Aksi menangkap ini dalam istilah logika disebut aprehensi sederhana ( simple apprehension ).
Tetapi hendaknya orang jangan ternenung terlalau lama mengapa kita gunkan istilah sederhana. Istilah sederhana hanya digunakan untuk membedakan aksi intelek tertentu dengan aksi intelek yang disebut membuat keputusan. Jadi, kalau kita perhatikan, aprehensi sederhana sedikit berbeda dengan ide atau konsep. Aprehensi sederhana adalah proses yang digunakan untuk mencapai konsep atau ide sedangkan ide atau konsep adalah hasil dari proses tersebut.
Konsep mental juga biasa disebut dalam istilah latin : species expressa, yang artinya suatu representasi yang dinyatakan. Sedangkan istilah species impressa adalah hal yang menentukan intelek dan membuat intelek beraktivitas sehingga menhasilkan konsep. Thomas Aquinas juga menyebut species impresa dengan istilah species intelligibilis, forma intelligibilis. Sedangkan konsep juga ia namakan verbum mentis ( kata budi yang di ucaokan didalam batin ), intentio ( spacies intentionalis ).Dengan demikian, perlu dibuat perbedaan antara konsep dan fantasma yang merupakan produk dari fantasi, yang merupakan dari gambaran. Produk langsung dari indera manusia. Jika kita mengerti suatu hal, misalnya anjing, memang dalam diri kita terdapat dua gambar yang satu gambaran fantasi, hasil tangkapan langsung indera, yakni misalnya meskipun kita menutup mata kita, kita masih dapat mengenali bentuk, warna tertentu dari binatang yang disebut anjing tersebut. Sedangkan gambar lain tidak di fantasi, tetapi di intelek. Gambaran yang terdapat di intelek ini sifatnya tidak lagi khusus. Tidak material, bukan hasil langsung indera , tetapi umum sifatnya. Gambaran dalam intelek tersebut bukan mewakili anjing ini atau itu, yang berwarna ini atau berbentuk tertentu itu, tetapi mewakili semua kelas anjing itu yang umum itu. Konsep dan fantasma kita bedakan, tetapi ini tidak bararti keduanya tidak dapat tidak bersamaan.
a.      Pembagian konsep
I.   Apabila kita membagi konsep menurut hubungan dengan aksi aprehensi sederhana, maka dapat diperoleh dua macam konsep: konsep nonkompleks dan konsep kompleks.
Konsep nonkompleks menurut cara ditangkapnya dan menurut hakikatnya (juga disebut nonkompleks vocenon re). Misalnya manusia, gaji, dan lain-lain.
Konsep kompleks menurut cara ditangkapnya, tetapi tidak komplek menurut hakikatnya (jugs disebut kompleks voc non re). Misalnya hewan yang berbudi, reaktor atom, kesenian daerah modern, dan lain-lain.
II.   Konsep Kategorematis, yakni konsep yang menurut hakekatnya, tanpa pertolongan suatu konsep lain, dapat mengartkan sesuatu. Misalnya rumah, vespa, singa, organisasi, panglima, kera, dan lain-lain.
Konsep sinkaregonematis, yakni konsep yang menurut hakekatnya, tanpa pertolongan konsep lain, tidak dapat mengartikan sesuatu. Misalnya banyak sedikit, besar kecil.
III.   Apabila dapat dipandang ekstensinya (lingkungannya) kita dapat membagi konsep sebagai berikut :
•     Universal, Partikular, Singular dan Kolektif
Suatu kata mempunyai pengertian universal apabila ia mengikat keseluruhan bahwanya tanpa kecuali, seperti rumah, kursi, hewan, tumbuhan, manusia dan sebagainya.
Suatu kata yang mempunyai arti Partikular apabila ia mengikat bawahan yang banyak, tetapi tidak mencakup keseluruhan anggota yang diikatnya.
Jika pada kata universal anggota yang diikatnya adalah banyak tidak terbatas, maka pada kata Singular adalah sebaliknya. Kata yang mempunyai pengertian singular dapat dibedakan menjadi :
Nama Unik, yaitu nama yang memberi identitas.
Nama diri, yaitu nama yang diberikan kepada orang atau barang untuk tujuan atau identivikasi.
Suatu kata yang memiliki arti kolektif apabila ia mengikat sejumlah barangyang mempunyai persamaan fungsi yang membentuk suatu kesatuan seperti regu, tim, kesatuan, dan lain sebagainya. Kata yang mempunyai pengertian kolektif adalah kesatuan yang terikat bukan individunya.
IV.  Apabila pembagian menurut lima pricidipibilia adalah pembagian menurut cara menerangkannya, perincian selanjutnya dapat kita laksanakan menurut cara beradanya (menurut modalitasnya) pembagian berlangsung sesuai dengan kesepuluh kategori atau predicamanta .
Diantara semua genus, terdapat sepuluh buah yang penting. Dan ke dalam sepuluh buah kategori inilah kita dapat membagi semua macam realitas ciptaan.
V.   Menurut Komprehesinya konsep dapat dibagi menjadi dua bagian, yakni konsep konkret dan konsep abstrak.
Suatu kata mempunyai arti kata konkrit apabila ia menunjuk suatu benda, orang apa saja yang mempunyai eksistensi tertentu seperti buku, kursi, rumah, kuda dan Hasan.
Suatu kata mempunyai arti kata abstrak apabila ia menunjuk kepada sifat, ng berkeadaan, kegiatan, kepandaian.
Ternyata ada beberapa kata yang bermakna konkret pada suatu saat yang bermakna dan bermakna abstrak pada saat lain. Hal ini terjadi menurut penggunaannya. ‘orang jawa’ jika dimaksud adalah seorang yang tinggal di jawa timur, jawa tengah, dan jawa barat ia bermakna konkret. Tetapi bila dimaksud adalah cara dan sikap mereka hidup maka menjadi abstrak . kebaikan, kekayaan, kenakalan, kesempurnaan, adalah abstrak. Tetapi bila ditentukan pada obyek tertentu, ia menjadi konkret.
Di bawah ini adalah kata-kata itu bermakna abstrak :
Kebaikan adalah perbuatan yang sangat diharapkan
Kekayaan dapat membuat orang lupa kepada tuhan
Kenakalan adalah sikap yang perlu mendapat perhatian
Kesempurnaan adalah tanda kesungguhan.
Sedangkan pada penyataan-pernyataan berikut, kata-kata itu menjadi konkret :
Kebaikan tuan kemarin tidak mungkin terlupakan
Kekayaan onasis bernilai milyaran dolar
Kenakalan adikku membingingkan ibu
Kesempurnaan lukisan ini mengagumkan banyak pengunjung.
VI.   Konsep Real
Menunjuk sesuatu pada dirinya sendiri, lepas dari mengerti atau mengetahui.
Konsep Logik
Menunjuk sesuatu seperti yang terdapat didalam pikiran
Perlu diingat bahwa logika scientifika bukannya memandang hal-hal sebagaimana dalam diri mereka sendiri , tetapi memandang neomata, yakni tanda-tanda dari realitas tersebut. Pembedaan ini sangat perlu, jika tidak dapat menimbulkan kesesatan . yaitu seperti mencampurkan tanda dan yang ditandai, gambaran dan realitasnya, pikiran dan benda-benda, hubungan atau perbedaan logis, dan hubungan atau perbedaan riel.
VII.   Kita dapat juga membagi konsep menurut taraf abtraksinya.
Berdasarkan momen-momen tadi jugalah, maka kita memiliki bermacam konsep menurut tingkat abtraksinya.
1)      Konsep taraf abtraksi pertama : menunjuk sesuatu sebagaimana diketahui para intelek dan pancaindra (indera extern) misalnya : merah, biru, asam dan lain-lain.
2)      Konsep taraf  abtraksi kedua : menunjuk benda-benda sebagaimana adanya di dalam ruang dan waktu, yakni sebagaimana diketahui secara bersama oleh intelek dan indra extern. Misalnya persegi, lurus, poligonal, tua, muda dan lain-lain.
3)      Konsepsi taraf abtraksi ketiga : menunjukkan sesuatu sebagaimana diketahui oleh akal budi saja. Disini ditunjuk konsep – konsep yang hanya dapat diketahui akal budi saja.
Taraf abtraksi pertama dan kedua adalah khas konsep-konsep yang terdapat pada pengetahuan biasa dan semua ilmu positif berdasar observasi (pengamatan). Sedangkan taraf abtraksi ketiga adalah konsep yang murni rasional, khas pada filsafat (metafisika) dan teleologia supernatural.
VIII.   Konsep bermaksud mengungkapkan sesuatu. Tetapi cara mengungkapkan ataumenyatakan itu dapat sesuai atau tidak sesuai dengan sesuatu tadi. 

2.      Isi pengertian (Comprehension of a Concept)
Di atas telah disebutkan bahwa pengertian adalah tangkapan yang dibentuk akal budi tentang esensi atau makna obyek tertentu. Makna tersebut dapat diungkapkan melalui definisi (tentang definisi ini secara khusus nanti masih akan kita bicarakan). Namun, pada kenyataannya, betapapun baiknya suatu definisi, ia tak akan mampu mengungkapkan secara eksplisit semua unsur yang terkandung dalam pengertian itu. Misalnya, jika kita mendefinisikan “manusia” sebagai “hewan yang berakal budi”; definisi ini tidaklah mampu mengungkapkan secara ekspisit semua unsur yang terkandung dalam pengertian “manusia” itu (unsur-unsur: “yang dapat tertawa”, “yang dapat membuat keputusan”, “yang dapat mengasihi” dan sebagainya tidak termuat dalam definisi di atas). Dalam logika, (keseluruhan unsur (sifat) yang termuat dalam suatu pengertian disebut isi pengertian atau komprehensi). Komprehensi dibagi atas dua. Pertama, komprehensi essensial dasar yakni: ciri/sifat yang secara niscaya ada pada satu pengertian. Misalnya: “hewan yang berakal budi” pada pengertian “manusia”. Kedua, komprehensi komplementer (absidental) yakni: ciri/sifat yang secara kebetulan/bersifat melengkapi isi dari suatu pengertian. Misalnya: “menangis” pada pengertian “manusia”.

Pemahaman akan isi perngertian ini sangat penting, karena kita hanya bisa membicarakan sesuatu hal sebagaimana mestinya apabila kita mengetahui isi/komprehensi hal tersebut.

3.      Luas pengertian (extension of a concept)
Selain isi atau komprehensi, setiap pengertian memiliki luas atau ekstensi. Yang dimaksud dengan luas atau ekstensi dari suatu pengertian ialah keseluruhan hal atau lingkungan realitas yang dapat ditunjuk dengan pengertian itu. Misalnya, luas pengertian “gajah” adalah semua gajah. Di luar lingkungan atau kelompok binatang yang disebut gajah, pengertian “gajah” tak dapat diterapkan.
Berdasarkan itu, mudah kita mengerti mengapa luas pengertian yang satu dengan luas pengertian yang lain tidak sama. Kalau kita bandingkan pengertian “gajah” tadi dengan pengertian “binatang”, sebagai contoh, jelaslah bahwa luas pengertian “binatang” lebih besar daripada luas pengertian “gajah”, karena gajah termasuk dalam lingkup pengertian “binatang”. Kita juga bisa mengatakan bahwa “gajah” adalah bawahan dari “binatang”, (karena “gajah” merupakan pengertian yang ditunjuk dengan pengertian binatang) sedangkan “binatang” adalah atasan dari “gajah” (karena “binatang merupakan pengertian yang menunjuk – antara lain – pada gajah).

4.      Hubungan antara isi dan luas pengertian
Dari uraian di atas, jelas kiranya bahwa antara isi dan luas pengertian terdapat hubungan yang berbanding terbalik (timbal balik) artinya semakin bertambah (besar) luas suatu pengertian, semakin berkurangnya (kecil) luas suatu pengertian, semakin bertambah (banyak) pengertian itu. Dengan berpangkal pada contoh uraian di atas, jelaslah bahwa makin umum suatu pengertian makin sedikit isinya dan makin luas lingkungannya. Sebaliknya semakin banyak isinya (makin mendekati realitas konkrit), maka sempit atau terbatas luasnya. Misalnya pengertian “alat”, masih umum dan luas sebab belum menerangkan untuk apa alat itu. Sedangkan “pulpen” adalah pengertian yang lebih konkrit yang menjelaskan alat untuk menulis maka lingkungan atau luasnya pun terbatas sedangkan isinya padat/banyak.


  



BAB III
KESIMPULAN


Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian konsep adalah dari kata latin: concipere, yang artinya mencakup, mengandung, mengambil, menyedot, menangkap. Isi adalah tangkapan yang dibentuk akal budi tentang esensi atau makna obyek tertentu. Luas pengertian adalah keseluruhan hal atau lingkungan realitas yang dapat ditunjuk dengan pengertian itu. Hubungan antara isi dan luas pengertian adalah semakin bertambah (besar) luas suatu pengertian, semakin berkurangnya (kecil) luas suatu pengertian, semakin bertambah (banyak) pengertian itu.



 




DAFTAR PUSTAKA

 Repository.usu.ac.id/bitstream 123456789/31634/4/ chapter I.pdf
DR. W. Poespoprodjo,S.H.,S.S.B.Ph.,L.Ph. logika scientika,pustaka grafika, bandung 1999. Hal 87-88
Drs. Mundiri, logika, PT.raja grasindo persada, jakarta 2001. hal 20
Kuliah filsafat.com/2009/11/22/pengertian-dan –trem/


[1] Repository.usu.ac.id/bitstream 123456789/31634/4/ chapter I.pdf
[2] [3]
[4] Drs. Mundiri, logika, PT.raja grasindo persada, jakarta 2001. hal 20
[5] Ibid. Hal 22
[6] Ibid. Hal 104-106
[7] Kuliah filsafat.com/2009/11/22/pengertian-dan –trem/

0 komentar: